Petugas membawa jemaah haji yang tewas akibat terinjak-injak saat menuju tempat pelemparan jumrah di Mina, 24 September 2015. Total korban yang tewas akibat tragedi ini mencapat 719 orang dan ratusan lainnya luka-luka. REUTERS/Stringer
TEMPO.CO, Batu - Tiga jemaah haji asal Batu menjadi korban tragedi Mina saat ritual melempar jumrah. Ketiga korban ini adalah Junaidi Sjahrudin Marjun, warga Jalan Teratai Nomor 11, Kelurahan Songgokerto, Kota Batu, dan pasangan suami-istri Mulyono dan Siti Aisyah. Junaidi dipastikan meninggal sementara pasangan Mulyono dan Siti dinyatakan hilang. Ketiganya berangkat bersama dalam kelompok terbang (kloter) 36 melalui embarkasi haji Sukolilo, Surabaya. "Mulyono dan Siti Aisyah, warga Dadaprejo, berstatus hilang," kata Kepala Kementerian Agama Batu Jamal, Senin, 28 September 2015.
Kini petugas sedang mencari pasangan suami-istri tersebut. Termasuk mengidentifikasi korban meninggal dan yang dirawat di rumah sakit. Putra pertama Junaidi, Zulfan Abdul Halim, menjelaskan kalau bapaknya berangkat haji bersama ibunya, Umi Sholihah.
Kepastian meninggalnya Junaidi disampaikan petugas yang memimpin rombongan haji dari Batu. Istrinya, Umi Sholihah, bahkan tak bisa melihat langsung jenazah. Junaidi yang merupakan guru agama SMP Negeri 3 Beji, Kota Batu, ditunjuk menjadi ketua regu.
Saat tragedi Mina terjadi, Junaidi sebenarnya telah melempar jumrah bersama istrinya. Namun, Junaidi kembali ke lokasi untuk mengantar temannya melempar jumrah. Setelah itu Junaidi tak kunjung kembali ke maktab. Beberapa hari tak ada kabar, terakhir petugas memastikan Junaidi meninggal dalam tragedi tersebut.
Musim haji tahun ini rasanya pantas diberi label sebagai musim haji paling tragis sepanjang sejarah, lantaran ada dua tragedi: jatuhnya derek raksasa di Masjidil Haram dan petaka di Mina. Dua tragedi itu telah mengoyak kredibilitas Raja Arab Saudi, Salman bin Abdul Aziz, pemilik gelar Pelayan Dua Kota Suci.