Begini Kisah Kampus Terima 50, Tapi Luluskan 500 Mahasiswa  

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

Senin, 28 September 2015 20:20 WIB

microbiology.georgetown.edu

TEMPO.CO, Surabaya - Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Artha Bodhi Iswara (STIE ABI) menejelaskan duduk perkara kampusnya yang dianggp sebagai perguruan tinggi ‘bodong’. Hal itu menyusul pernyataan Ketua Tim Evaluasi Kinerja Perguruan Tinggi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Supriadi Rustad yang menyebutkan bahwa STIE ABI adalah salah satu sekolah tinggi yang menampung mahasiswa abal-abal.

“Istilah itu terlalu mendramatisir,” kata Direktur Program Magister STIE ABI Surachmad sat ditemui Tempo di kantornya, Senin, 28 September 2015. Ia mengklarifikasi, status nonaktif disematkan sejak akhir 2014, bukan pada 2011.

Surachmad lalu menjelaskan, fungsi pangkalan data pendidikan tinggi (PDPT) ialah untuk mendata mahasiswa dan dosen pada suatu perguruan tinggi. Namun secara hukum, tak otomatis berdampak pada proses pengajaran di kampus yang dinyatakan nonaktif. “Kami pun berupaya memperbarui data mahasiswa dan dosen kami, tapi masih terkendala sumber daya manusia.”


Baca juga:
Kisah Salim Kancil Disetrum, Dibunuh: Ini Sederet Keanehan di Balik Tragedi
Ini Duit yang Dipakai Setya Novanto Cs & Ahok: Siapa Boros?


Ia lalu menyebutkan beberapa konsekuensi pada tataran manajemen apabila suatu perguruan tinggi dinyatakan non aktif. Pada surat edaran Dirjen Dikti Kemenristek tertanggal 23 Juni 2015, terdapat beberapa konsekuensi jika PDPT suatu kampus dinonaktifkan.

Pertama, penundaan akreditasi ke Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi atau BAN-PT. Kedua, Dikti tidak akan memproses sertifikasi dosen, pembayaran tunjangan dosen, dan pemberian hibah penelitian.

Ketiga, pemberian beasiswa kepada mahasiswa. “Sehingga, jika kami tetap menerima mahasiswa baru dan menyelenggarakan perkuliahan, hal itu tidak melanggar peraturan,” ujarnya.

Surachmad juga menampik kampusnya dituding abal-abal lantaran menerima puluhan mahasiswa, namun meluluskan ratusan wisudawan. “Setiap semester, rata-rata kami menerima 25 orang mahasiswa magister. Ada yang ikut kelas regular, ada yang mengikuti kelas di luar dengan sistem tutorial. Kami tidak setiap tahun menyelenggarakan wisuda, tapi diakumulatif dengan angkatan-angkatan sebelumnya hingga dinilai cukup, sehingga terlihat lebih banyak,” ujarnya.


Baca juga:
Kisah Salim Kancil, Penolak Tambang: Disetrum, Dia Tak Mati
SBY: Kalau Ada yang Mau Kudeta, Saya Paling Depan Menolak!

Saat Tempo mengunjungi kampus STIE ABI, suasana terlihat lengang. Tak tampak satupun mahasiswa yang beraktivitas, hanya beberapa mahasiswa STIKES yang lokasi gedungnya bersebelahan. Beberapa pegawai STIE ABI memang tampak beaktivitas di gedung utama, namun ruangan pegawai di gedung magister tampak melompong. “Perkuliahan belum dimulai, masih libur semester,” ujar Surachmad.


Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

1 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

1 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

2 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

2 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

2 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

7 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

7 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

7 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

13 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya