Susanti merangkul adiknya Esti Nindiati, mereka adalah keluarga jamaah calon Haji dari Kalimantan Barat yang menjadi korban tragedi Mina. TEMPO/Aseanty Pahlevi
Sementara itu adik Sugeng, Kuncoro, punya firasat lain. Ia melihat perubahan perilaku kakanya itu justru kerap emosi ke saudara-saudaranya. "Sama siapa saja marah, tapi kata orang Jawa bilang itu tanda-tanda medhot katresnan, biar yang ditinggal tidak kehilangan," kata Kuncoro.
Sugeng Triyanto berangkat haji bersama istri dan anaknya, yaitu Sri Prabandari dan Aditya, serta dua kakak iparnya, Sri Agustin dan Maryuni. Mereka menunaikan haji di kelompok yang sama, yaitu Kloter 62 Embarkasi Solo Regu III Kelompok VII.
Dalam peristiwa di Mina tersebut Aditya yang lumpuh sejak lahir menggunakan kursi roda dan didorong ayah ibunya, sedangkan Maryuni yang juga menggunakan kursi roda didorong Agustin.
Mereka mengalami musibah saat berjalan di Mina hendak melempar jumrah karena tiba-tiba barisan depan berhenti dan dari bagian belakang saling dorong. Rombongan Adit terpisah dan ia pun terjatuh. Saat itu ibunya sudah tidak tampak karena terdorong, sedangkan ayahnya tergeletak terinjak-injak.