Alih Fungi Lahan di Bali Capai 661 Hektare per Tahun

Reporter

Kamis, 24 September 2015 04:39 WIB

Calon gubernur incumbent Bali 2013, Made Mangku Pastika (kiri) bersama istri, Ayu Pastika (kanan) memperlihatkan surat suara saat menggunakan hak pilihnya di sebuah TPS di Denpasar, Bali, Rabu (15/5). Hasil perhitungan cepat masih belum dapat dijadikan acuan siapa gubernur terpilih. ANTARA/Nyoman Budhiana

TEMPO.CO , Denpasar:Keberadaan Bali sebagai daerah yang berbasis budaya agraris kini kian terancam oleh tingginya alih fungsi lahan pertanian.

“Angkanya mencapai 661 hektar per tahun. Sementara hutan rakyat mencapai sebesar 820 hektar per tahun,” ujar Gubernur Bali I Made Mangku Pastika pada rapat koordinasi sinkronisasi daerah dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Perwakilan Bali di Denpasar, Rabu, 23 September 2015.

Alih fungsi itu terkait erat dengan masalah pertanian yang kain ditinggalkan oleh anak-anak muda di bawah usia 25 tahun. “Petani di Bali cenderung mengelola lahan yang sempit sehingga hasil yang diperoleh juga tidak maksimal,” ujarnya. Di sisi lain, Bali memiliki tantangan dalam menghadapi pengaruh global yang saat ini sudah mempengaruhi karakter dan budaya orang Bali.

Mengatasi berbagai macam permasalahan, menurut Pastika, Bali idealnya dikelola dengan mempergunakan prinsip “One Island Management” yang memungkinkan pelaksanaan pembangunan secara terintegrasi. Setidaknya, kebijakan pengaturan tata ruang, kepegawaian dan keuangan serta pelestarian adat dan budaya, agar diberikan kewenangan kepada Pemerintah Provinsi.

Terkait gagasan tersebut, anggota DPD, Gede Pasek Suardika menyatakan, kesempatan itu cukup terbuka dengan adanya rencana Undang Undang Pemerintahan Provinsi Bali sebagai revisi atas undang-undang sebelumnya yang dibuat pada tahun 1958. Revisi UU memungkinkan adanya kekhususan bagi Bali karena kondisi sosial budaya dan ekonominya yang tergantung pada pariwisata.

Sementara itu untuk memperkuat ketahanan budaya, menurut Pasek, Bali juga sedang menghadapi dilema dengan tak didaftarkannya Desa Adat sesuai dengan Undang Undang Desa. Hal ini membuat Desa Adat tidak dapat memperoleh bantuan dana guna melakukan kegiatan adat dan budaya.

Karena itu, dia mengajak warga Bali untuk bersama-sama melakukan judicial review agar UU Desa secara otomatis mengakui keberadaan Desa Adat dengan segala hak hukumnya.

ROFIQI HASAN

Berita terkait

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

6 hari lalu

Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

BRIN sampaikan bisa saja padi hibrida dari Cina itu dicoba ditanam. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Tapi ...

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

9 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

10 hari lalu

Pro Kontra Rencana Pemerintah Buka Lahan Sejuta Hektar di Kalimantan untuk Padi Cina

Rencana pemerintah membuka lahan sejuta hektar di Kalimantan Tengah untuk proyek penanaman padi Cina dinilai tidak perlu.

Baca Selengkapnya

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

11 hari lalu

Lahan Sejuta Hektar untuk Padi Cina: Upaya Luhut, Keheranan Pakar IPB dan Contoh Sukses di Gurun Dubai

Menko Luhut mengatakan, Cina bersedia untuk mengembangkan pertanian di Kalimantan Tengah dengan memberikan teknologi padinya.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

12 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

12 hari lalu

Wacana Sawah Padi Cina 1 Juta Hektare di Kalimantan, Guru Besar IPB: Tidak Masuk Akal

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) mengkritik wacana penggunaan lahan 1 juta hektare di Kalimantan untuk adaptasi sawah padi dari Cina.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

12 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

14 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

47 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

56 hari lalu

Sawah di Pangkep Sulawesi Selatan Terancam Gagal Panen, Petani: Biaya yang Sudah Dikeluarkan Rp 5 Juta

Padi di Kabupaten Pangkejene dan Kepulauan (Pangkep) terancam gagal panen. Musababnya , sawah para petani digenangi air setinggi dada orang dewasa.

Baca Selengkapnya