Cerita Teten Masduki Diberi Jas Bermerek oleh Adnan Buyung  

Reporter

Rabu, 23 September 2015 18:09 WIB

Adnan Buyung Nasution berbincang dengan Teten Masduki dan Rachlan Nashidik sebelum pertemuan di kantor Dewan Pertimbangan Presiden, Jakarta, (22/9). Dalam pertemuan dibahas kasus penggelapan pajak terbesar di ndonesia oleh PT Asian Agri. TEMPO/Yosep

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Teten Masduki, yang kini menjadi Kepala Staf Presiden, punya kenangan manis dengan Adnan Buyung Nasution. Tak hanya soal disertasi Buyung di Utrech tapi juga ia pernah diberi jas bermerek, yang menyelamatkannya dari dingin dan dipakainya belakangan untuk menikah.

Kisah itu terjadi saat Teten bersama Adnan Buyung di Hamamet, sebuah kota di tepi pantai tujuan para pelancong di Tunisia pada 1990.

"Waktu itu, saya dikirim oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) untuk mengikuti kursus selama tiga bulan untuk para kandidat pemimpin NG di seluruh dunia," kata Teten dalam pesan singkatnya, Rabu, 23 September 2015.

Teten mengenang saat itu Adnan Buyung merupakan salah satu pengajar dengan topik Gerakan Bantuan Hukum di Indonesia. "Karena gerakan konsep bantuan hukum struktural yang dirintis Bang Buyung di Indonesia dijadikan model oleh banyak pergerakan di banyak tempat," ujar Teten.

Teten mengatakan saat itu juga Adnan Buyung sedang menyelesaikan kuliah doktornya di Utrech, Belanda. Setelah kantor advokat di Jakarta harus tutup karena kegiatannya melawan penguasa. "Jadi hampir setiap hari seusai kursus itu pada malam hari, kami duduk berdua di depan komputer dan menulis disertasi beliau lembar per lembar dan dikirim ke sekretaris Bang Buyung di Belanda," kata Teten menuturkan.

Saat itu, kata Teten, Buyung berbicara secara lisan dan kemudian diketiknya. "Acapkali terjadi diskusi yang alot mengenai konsep yang akan ditulis," ujar Teten mengenang. Setelah itu, kata dia, Buyung mengajak jalan santai menikmati suasana petang yang Indah di Hamamet. "Dan mentraktir saya makan yang enak."

Tak hanya itu, Teten juga mengingat bagaimana dia memiliki jas pertama kalinya. Dia menuturkan saat itu, Adnan Buyung menanyakan kepadanya, "Kamu bawa jas? Ini mau masuk musim dingin," kata Buyung yang dituliskan kembali oleh Teten. Teten mengaku saat itu tidak punya jas dan hanya membawa jaket.

"Lalu dia buka jas yang dipakainya dan dikasih ke saya. Jas itu pula yang saya pakai waktu saya menikah pada tahun 1995," ujar dia. "Dan sampai sekarang saya koleksi sebagai kenangan dari tokoh pergerakan kemanusiaan yang saya hormati."

Teten menilai Buyung merupakan orang yang memilik hati yang bersih. Juga selalu ringan tangan membantu orang yang membutuhkan. "Sebelum meninggalkan saya di Tunisia kembali ke Belanda, Bang Buyung juga memberi uang USD 300 dan menyuruh saya memberi pakaian yang pantas. Soal ini saya tahu betul maksudnya, karena Bang Buyung selalu berpakaian necis."

Di akhir kisahnya akan Buyung, Teten berdoa, "Semoga ajaran, jasa-jasa, dan kebaikan Bang Buyung untuk kemajuan gerakan HAM dan demokrasi di Indonesia, tetap dikenang oleh kita semua dan mendapat tempat di sisi Allah SWT. Amin."

REZA ADITYA

Berita terkait

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

8 hari lalu

Penyair Joko Pinurbo Meninggal, akan Dimakamkan di Sleman

Penyair Joko Pinurbo meninggal pada usia 61 tahun karena sakit.

Baca Selengkapnya

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

5 Maret 2024

Solihin GP Wafat, Pj Wali Kota Bandung Kenang Kiprah Mang Ihin Atasi Krisis Pangan Lewat Gogo Rancah

Tokoh Jawa Barat Solihin GP yang akrab disapa Mang Ihin itu meninggal saat perawatan di Rumah Sakit Advent Bandung.

Baca Selengkapnya

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

5 Maret 2024

Kisah Solihin GP Rayakan Ulang Tahun Ke-80 di Unpad, Ingatkan Pentingnya Pemberantasan KKN

Solihin GP mengajak masyarakat kembali ke konsep dasar dalam mengelola lingkungan hidup.

Baca Selengkapnya

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

5 Maret 2024

Tokoh Jawa Barat Solihin GP Meninggal di Bandung

Mantan Gubernur Jawa Barat yang juga pendiri Dewan Pemerhati Kehutanan dan Lingkungan Tatar Sunda (DPKLTS) Solihin GP wafat di usia 97 tahun.

Baca Selengkapnya

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

22 Januari 2024

Cendekiawan Ignas Kleden Berpulang setelah Dua Tahun Mengidap Gangguan Ginjal

Ignas Kleden dikenal sebagai sosok sastrawan, sosiolog, dan kritikus sastra asal lores Timur.

Baca Selengkapnya

Tokoh Peristiwa Malari 1974: Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution, Sjahrir, hingga Rahman Tolleng

15 Januari 2024

Tokoh Peristiwa Malari 1974: Hariman Siregar, Adnan Buyung Nasution, Sjahrir, hingga Rahman Tolleng

Tepat 50 tahun lalu, 15 Januari 1974, Jakarta diamuk massa. Peristiwa ini disebut Malari. Siapa saja tokoh yang terlibat?

Baca Selengkapnya

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

28 Desember 2023

Jenazah Lukas Enembe Disambut Tangisan Ratapan Suku Sentani di Jayapura

Dantje Nere mengatakan masyarakat adat yang juga sebagai warga jemaat GKI Filadelfia Kampung Harapan setempat sangat merasa kehilangan Lukas Enembe.

Baca Selengkapnya

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

3 Desember 2023

Profil Doni Monardo, Mantan Ketua BNPB yang Meninggal Hari Ini

Doni Monardo menjabat sebagai Ketua Umum PPAD atau Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat untuk periode 2021-2026.

Baca Selengkapnya

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

3 Desember 2023

Eks Ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo Berpulang

Doni Monardo jatuh sakit dan menjalani proses perawatan intensif di rumah sakit sejak 22 September 2023.

Baca Selengkapnya

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

26 Agustus 2023

Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait Berpulang

Arist Merdeka Sirait meninggal dalam usia 63 tahun pada pukul 08.30 WIB di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya