Hak Adat, Hutan dan Petani Warnai Diskusi Indonesia Update

Senin, 21 September 2015 08:49 WIB

Seorang penduduk desa mengemudikan sepeda motor melintasi perkebunan kelapa sawit di wilayah Darul Makmur, Nagan Raya, Aceh, (18/12). REUTERS/Roni Bintang

TEMPO.CO, Canberrra - Konferensi Indonesia Update 2015 di Australian National University, akhir pekan lalu 18-19 September 2015, membahas berbagai masalah seputar tanah dan pembangunan di Indonesia. Para pakar dan pengamat soal Indonesia --lazim disebut Indonesianis-- dari berbagai belahan dunia diundang untuk mempresentasikan hasil riset mereka.

Dua pembicara kunci: Nancy Lee Peluso dari Universitas California, Berkeley dan Adriaan Bedner dari Leiden University, masing-masing membahas transformasi agraria dari sektor hutan dan pertanian ke perkebunan dan tambang dengan kasus Kalimantan Barat, serta seluk beluk hukum pertanahan di Indonesia.

Lee Peluso memaparkan hasil risetnya bertahun-tahun soal kepemilikan tanah di daerah Singkawang dan Ketapang serta pertarungan aktor-aktor lokal dari etnis Cina, Dayak, Madura dan Melayu di sana. Dia menilai pergeseran mata pencaharian penduduk dari sektor hutan ke tambang emas merupakan refleksi dari upaya warga lokal tidak lagi menjadi kuli atau buruh kasar di kebun kelapa sawit.

Untuk membahas isu tanah untuk masyarakat adat dan masalah lain seputar itu, konferensi Indonesia Update menghadirkan Chip Fay (Staf Ahli Sekjen Aliansi Masyarakat Adat Nusantara), Suraya Affif (Universitas Indonesia), Afrizal (Universitas Andalas), Patrick Anderson (Forest Peoples Programme) dan Laksmi Savitri (Universitas Gadjah Mada).

"Sekarang sudah ada landasan hukum bagi pemerintah untuk melepaskan kawasan hutan agar dikelola masyarakat adat lewat aturan hutan desa dan hutan komunitas," kata Fay. Dia berharap Satgas Perlindungan Hak Masyarakat Adat yang akan segera dibentuk Presiden Jokowi bisa mendorong percepatan pelepasan 12 juta hektar tanah untuk masyarakat adat.

Isu perumahan untuk kaum miskin kota dibahas Patrick Guinness (antropolog dari Australian National University) dan Delik Hudalah (Institut Teknologi Bandung). Sesi ini juga membahas lemahnya implementasi UU No. 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum yang dipaparkan Jamie Davidson (National University of Singapore).

"Sampai saat ini, pemerintahan Jokowi belum menunjukkan ada terobosan dalam proses pengadaan tanah untuk proyek-proyek pembangunan infrastruktur," katanya. Ketika ditanya soal keberhasilan pembebasan tanah di proyek PLTU Batang, Jawa Tengah dan proyek MRT Jakarta, Davidson menilai kedua kasus itu belum menunjukkan ada perubahan yang konkret dari implementasi regulasi yang ada.

WAHYU DHYATMIKA

Berita terkait

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

10 jam lalu

Gerakan Mahasiswa Pro-Palestina Meluas ke Australia dan Prancis

Gejolak demo mahasiswa Pro-Palestina merembet ke Australia dan Prancis, apa yang terjadi?

Baca Selengkapnya

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

12 jam lalu

Kepolisian Australia Menembak Mati Remaja Laki-laki karena Penikaman

Kepolisian Australia mengkonfirmasi telah menembak mati seorang remaja laki-laki, 16 tahun, karena penikaman dan tindakan bisa dikategorikan terorisme

Baca Selengkapnya

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

1 hari lalu

Menyusuri Kota Perth Australia pada Malam Hari, Singgah ke His Majesty's Theatre yang Ikonik

Banyak bar dan pub di Kota Perth buka sampai tengah malam, ramai dikunjungi wisatawan dan warga lokal tapi tertib dan bebas asap rokok.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

1 hari lalu

Mengenal Tanaman Herbal Suku Aborigin Bersama Dale Tilbrook di Perkebunan Anggur Tertua Australia Barat

Salah satu warisan budaya Aborigin adalah pengetahuan tentang tanaman herbal dan penggunaannya dalam pengobatan tradisional.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

3 hari lalu

Berkunjung ke Optus Stadium Perth Australia yang Megah

Optus Stadium Perth bukan hanya tempat untuk acara olahraga, tetapi juga tuan rumah berbagai konser musik, pertunjukan, dan acara khusus lainnya

Baca Selengkapnya

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

3 hari lalu

Ahli Soroti Transisi Energi di Indonesia dan Australia

Indonesia dan Australia menghadapi beberapa tantangan yang sama sebagai negara yang secara historis bergantung terhadap batu bara di sektor energi

Baca Selengkapnya

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

3 hari lalu

Aktivitas Seru dan Unik di Pulau Rottnest Perth Australia, Selfie dengan Quokka hingga Melihat Singa Laut Berjemur

Pulau Rottnest di sebelah barat Perth, Australia, menawarkan berbagai aktivitas yang seru dan unik.

Baca Selengkapnya

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

4 hari lalu

Serunya Menyusuri Jantung Kota Perth Australia dengan Becak

Ikuti perjalanan Tempo menyusuri ikon-ikon kota Perth, Australia, dengan peddle

Baca Selengkapnya

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

5 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya