Waspadai Peredaran Ternak Kurban Makan Sampah  

Reporter

Jumat, 18 September 2015 15:53 WIB

Ratusan ekor sapi mencari makan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Kawatuna, Palu, Sulawesi Tengah, (17/9). ANTARAFOTO/Basri Marzuki

TEMPO.CO, Bandung - Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia Cabang Jawa Barat 1, Sri Mujiartiningsih mengatakan, hewan ternak yang mengkonsumsi sampah sulit diketahui kasat mata.

“Secara kasat mata tidak bisa dibedakan, tapi kita harus wasapada karena sampah itu banyak kandungannya. Yang kita khawatirkan itu kandungan logam beratnya,” kata dia di Bandung, Jumat, 18 September 2015.

Sri yang memimpin Balai Pengujian Penyidikan Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dinas Peternakan Jawa Barat, mengatakan, pemeriksaan hewan yang mengkonsumsi sampah itu harus melewati pemeriksaan laboratorium sebelum dinyatakan layak di konsumsi.

“Kita harus memeriksa kotoran sapi itu, yang harus diperiksa juga banyak, seberat lima kilogram di laboratorium,” kata dia. Dagingnya pun harus menjalani pemeriksaan laboratorium untuk memastikan ada tidaknya kandungan logam berat.

Menurut Sri, logam berat pada daging hewan kurban itu berbahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya. Salah satunya, bisa mengganggu fungsi ginjal.

Sri mengatakan, dokter hewan yang bertugas dalam Tim Pemeriksa Hewan kurban akan mewaspadai sapi atau ternak yang berasal dari daerah yang dilaporkan ditemukan kasus hewan ternak yang mengkonsumsi sampah. Petugas kesehatan hewan di lokasi daerah asal pengiriman hewan itu akan dimintai tolong untuk menelusuri peternakan asal hewan tersebut.

“Kita lihat dari Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari darah asal. Kalau misalnya dari daerah yang ada kasus itu, kita akan meminta untuk ditangguhkan pemotongannya dan melakukan uji laboratorium,” kata Sri.

Bagaimana dengan ternak yang setelah pemotongan ditemukan plastik dalam organ pencernaannya? ”Biasanya hewan yang kekurangan mineral akan memakan segala, termasuk plastik dan tambang. Kalau dari syariat tidak apa-apa, tidak membatalkan kurban,” kata Sri. Dagingnya juga masih aman dikonsumsi.

Menurut Sri, kasus demikian terjadi akibat hewan ternak itu kekurangan mineral. “Biasanya hewan kurban yang makan plastik itu akan kembung perutnya. Cirinya itu, karena plastik itu dicerna berulang-ulang sehingga menghasilkan gas H2S yang tertimbun dalam lambung. Biasanya hewan yang makan plastik, tambang, dan benda-benda lain dalam jumlah banyak biasanya tidak bertahan lama,” kata Sri.

AHMAD FIKRI

Berita terkait

Idul Adha Semakin Dekat, Berikut 7 Tips Menabung untuk Membeli Hewan Kurban

15 jam lalu

Idul Adha Semakin Dekat, Berikut 7 Tips Menabung untuk Membeli Hewan Kurban

Tidak hanya dapat diterapkan untuk membeli hewan kurban saat idul adha, tips ini bisa sekaligus meningkatkan manajemen keuangan anda.

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

1 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

1 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

9 hari lalu

Keunikan Stadion Siliwangi, Lokasi Konser Sheila on 7 di Bandung, Pernah jadi Markas Tim Sepak Bola Militer Belanda

Di Bandung, Sheila on 7 akan mangung di Stadion Siliwangi. Awalnya stadion itu bernama lapangan SPARTA, markas tim sepak bola militer Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

19 hari lalu

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita di Apartemen Jardin Bandung yang Kabur ke Jakarta

Seorang wanita ditemukan tewas di Apartemen Jardin, Kota Bandung, diduga dibunuh pelanggannya

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

24 hari lalu

Rekomendasi 5 Tempat Wisata Air di Bandung untuk Menghabiskan Waktu Libur Lebaran

Salah satu aktivitas rekreasi yang bisa dilakukan bersama dengan keluarga ketika masa libur lebaranadalah berenang.

Baca Selengkapnya

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

29 hari lalu

Penumpang Terminal Leuwipanjang Bandung Naik 20 Persen Selama Arus Mudik Lebaran

Kepala Terminal Leuwipanjang Kota Bdung Asep Hidayat mengatakan, kenaikan jumlah penumpang di arus mudik Lebaran terpantau sejak H-7.

Baca Selengkapnya

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

55 hari lalu

Monyet Ekor Panjang Berkeliaran di Bandung, Pakar ITB: Akibat Habitat Rusak dan Perburuan

Pakar ITB menengarai kemunculan monyet ekor panjang di Bandung akibat kerusakan habitat asli. Populasi mamalia itu juga tergerus karena perburuan.

Baca Selengkapnya

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

4 Maret 2024

Serba-serbi Monyet Ekor Panjang, Mengapa Bertindak Agresif ke Manusia?

Macaca Fascicularis atau di Indonesia lebih dikenal monyet ekor panjang kerap bertindak agresif pada manusia, apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

3 Maret 2024

Kawanan Monyet Ekor Panjang Masuk Pemukiman Warga Kota Bandung, Pertanda Apa?

Monyet turun gunung, termasuk monyet ekor panjang ini disebut-sebut menjadi pertanda akan terjadi suatu peristiwa, apa itu?

Baca Selengkapnya