Polisi berpatroli di jalanan yang penuh dengan puing bangunan di Valparaiso, Cile, 16 September 2015. Gelombang tsunami akibat gempa menerjang kota ini dan menghancurkan sejumlah bangunan. Pablo Ovalle Isasmendi/AGENCIA UNO via AP
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa bumi yang terjadi di ibu kota Cile, Santiago, Kamis, 17 September 2015, pukul 05.54 WIB atau pukul 19.54 waktu setempat tidak berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia.
Berdasarkan informasi yang tertulis dalam laman BMKG pada Jumat, 18 September 2015, Pacific Tsunami Warning Center (PTWC) melaporkan gempa tersebut kemungkinan berpotensi menimbulkan tsunami di sekitar pusat gempa, antara lain di Cile, Polinesia Prancis, Meksiko, Ekuador, Antartika, dan Jepang.
Menurut The Guardian, Badan Survei Geologi Amerika Serikat semula memperkirakan kekuatan gempa yang terjadi di Santiago adalah 7,9 Skala Richter. Namun, mereka kemudian merevisinya menjadi 8,3 Skala Richter.
Lembaga tersebut melaporkan gempa bumi ini berpusat pada 227 kilometer di barat laut Kota Santiago. Adapun kedalaman gempa, BMKG mengatakan gempa tersebut berada di kedalaman 10 kilometer di bawah laut.
Saat ini pemerintah Cile tengah mengevakuasi sekitar satu juta warga yang tinggal di sepanjang 3.800 kilometer pesisir pantai Cile. Deputi Menteri Dalam Negeri Cile Mahmoud Aleuy memastikan bahwa jumlah korban yang tewas karena gempa bumi sampai saat ini berjumlah lima orang.