Dana Desa Suburkan Praktek Politik Uang Pilkades?  

Reporter

Editor

Zed abidien

Kamis, 17 September 2015 16:47 WIB

Ilustrasi. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Semarang - Pengucuran bantuan dana desa dari pemerintah pusat ke pemerintah desa diprediksi bakal semakin menyuburkan praktek politik uang dalam pemilihan kepala desa.

Direktur Yayasan Satu Karsa Karya (YSKK) Suroto menyatakan, selama ini, perputaran uang desa masih sedikit saja praktek politik uang sudah sangat marak. “Hasil riset kami menunjukan biaya politik yang dikeluarkan calon kepala desa di daerah yang kering bisa mencapai Rp 350 juta,” katanya kepada Tempo di Semarang, Kamis, 17 September 2015.

Sedangkan di daerah yang bengkoknya bagus (luas dan subur) bisa mencapai lebih dari Rp 350 juta. Apalagi, jika mulai tahun ini ada pengucuran dana bantuan dari pemerintah pusat ke desa-desa yang besar, politik uang akan semakin marak.

Belum lama ini, YSKK melakukan riset dalam pelaksanaan pemilihan kepala desa di berbagai desa di Kabupaten Gunungkidul. Komponen pembiayaan oleh calon kepala desa yang besar justru biaya yang tidak resmi, seperti biaya sumbangan, biaya pelantikan, biaya sosialisasi, biaya operasional tim sukses, hingga biaya operasional posko pemenangan. Adapun biaya yang resmi hanya biaya pendaftaran. “Persentase biaya resmi 12 persen, yang tak resmi 88 persen,” ujarnya.

Biaya tak resmi yang paling besar adalah biaya pemenangan yang mencapai 59,59 persen. Dalam riset ini, YSKK juga menemukan faktor-faktor penyebab maraknya praktek politik uang dalam pilkades, yakni minimnya konsepsi politik dalam regulasi dan kebijakan (35 persen), masyarakat terbiasa mengharapkan atau bahkan meminta calon kepala desa (30 persen), tidak adanya konsepsi yang utuh dari para aktor utama tentang politik uang (20 persen), serta minimnya pengawasan (15 persen).

YSKK juga menemukan modus politik uang dalam pilkades, antara lain sumbangan pembuatan seragam kelompok-kelompok masyarakat, adanya hajatan dari makan-makan dan hiburan, sumbangan untuk membantu pembangunan sarana prasarana, hingga membagi-bagikan uang kepada para pemilih.

Suroto mendesak pemerintah untuk membuat sistem pengawasan dan pengontrolan dana bantuan desa agar tidak terjadi penyelewengan.

Tahun ini, pemerintah pusat mulai mengucurkan anggaran ke desa-desa. Selain itu, desa mendapatkan dana bantuan dari pemerintah provinsi hingga anggaran dana desa (ADD).

ROFIUDDIN













Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

6 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Pendaftaran IPDN Dibuka, Prakiraan Cuaca Hujan, Potensi Gelombang Tinggi

Topik tentang IPDN membuka peluang bagi calon praja untuk mengikuti proses seleksi menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

7 hari lalu

Pendaftaran IPDN Dibuka, Apa Saja Syarat dan Berkas Administrasinya?

Institut Pemerintahan Dalam Negeri atau IPDN merupakan salah satu perguruan tinggi kedinasan yang banyak diminati selain STAN.

Baca Selengkapnya

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

11 hari lalu

Datang ke Semarang Jangan Lupa Beli 10 Oleh-oleh Khas Ini

Selain terkenal destinasi wisatanya, Semarang memiliki ikon oleh-oleh khas seperti wingko dan lumpia. Apa lagi?

Baca Selengkapnya

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

24 hari lalu

Dugaan Korupsi APBDes di Tiga Desa di Tulungagung, Kejaksaan: Ada Kejutan Setelah Idul Fitri

Kejaksaan Negeri Kabupaten Tulungagung sedang menyelidiki kasus dugaan korupsi anggaran desa (APBDes) di sejumlah desa

Baca Selengkapnya

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Bermitra dengan IPDN Beri Pelatihan Bahasa Inggris

28 hari lalu

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta Bermitra dengan IPDN Beri Pelatihan Bahasa Inggris

Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta bermitra dengan IPDN memberikan pelatihan Bahasa Inggris kepada mahasiswa dan dosen IPDN

Baca Selengkapnya

Sidang Korupsi IPDN, Dudy Jocom Tak Ajukan Banding karena Lelah

41 hari lalu

Sidang Korupsi IPDN, Dudy Jocom Tak Ajukan Banding karena Lelah

Majelis hakim menyatakan Dudy Jocom terbukti korupsi dalam proyek pembangunan tiga kampus IPDN di Kabupaten Rokan Hilir, Minahasa dan Gowa.

Baca Selengkapnya

Perkara Korupsi IPDN, Dudy Jocom Divonis 4 Tahun Penjara dan Uang Pengganti Rp 4,6 Miliar

41 hari lalu

Perkara Korupsi IPDN, Dudy Jocom Divonis 4 Tahun Penjara dan Uang Pengganti Rp 4,6 Miliar

Majelis hakim Pengadilan Tipikor memutuskan Dudy Jocom terbukti bersalah dalam dugaan korupsi IPDN di 3 kabupaten.

Baca Selengkapnya

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

42 hari lalu

Sepekan Banjir Semarang, Sejumlah Kelurahan Masih Terendam

Sepekan setelah banjir Semarang, posko pengungsian sudah ditutup. Namun, masih ada genangan di beberapa kelurahan.

Baca Selengkapnya

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

45 hari lalu

Mengapa Banjir Selalu Jadi Problem di Semarang dan Pantura?

Banjir selalu menjadi masalah di Indonesia. Namun, mengapa Jawa Tengah, terutama Semarang dan Pantura selalu dilanda banjir saban tahun?

Baca Selengkapnya

Profil Thomas Umbu Pati, Pejabat Otorita IKN yang Teken Surat Pembongkaran Rumah Warga

46 hari lalu

Profil Thomas Umbu Pati, Pejabat Otorita IKN yang Teken Surat Pembongkaran Rumah Warga

Sosok Thomas Umbu Pati Pejabat Otorita IKN yang menandatangani surat peringatan penggusuran

Baca Selengkapnya