Debit Ratusan Sumber Mata Air di Lumajang Menyusut 30 Persen  

Reporter

Selasa, 15 September 2015 15:27 WIB

TEMPO/ Aris Andrianto

TEMPO.CO, Lumajang -Musim kemarau panjang membuat debit air ratusan sumber mata air di Kabupaten Lumajang merosot. "Debit mata air menyusut hingga 30 persen," kata Kepala Dinas Kehutanan Kabupaten Lumajang, Imam Supriyono, Selasa, 15 September 2015.

Imam mengatakan penyusutan debit sumber mata air ini tidak terlalu ekstrem. Jumlah sumber mata air mulai dari yang besar dan kecil di Kabupaten Lumajang sebanyak 370 mata air. Sebagian besar berada di daerah barat Lumajang atau di lereng timur Gunung Semeru. "Susut tidak terlalu ekstrem.”

Beberapa tahun lalu, 46 sumber mata air mati. Sumber mata air yang mati itu berada di sebelah barat Lumajang. Mata air yang mati itu, kata Imam, adalah dampak peristiwa 1998 saat terjadi pembalakan secara masif hutan di kawasan Semeru. Saat ini, sudah 10 sumber yang kembali memancarkan air. Di sekitar 36 sumber mata air yang mati, telah ditanami pepohonan. Kembali mengalirnya sejumlah sumber mata air diharapkan bisa menambah semangat petani untuk terus menanam pohon.

Untuk merevitalisasi sumber mata air Dinas Kehutanan akan berkoordinasi dengan Perhutani. Imam tidak mengkhawatirkan mata air di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN BTS), lantaran itu hutan lindung. Namun Dinas akan meminta Perhutani tidak menebang habis hutan produksi. "Kami meminta untuk tidak tebang habis kayu hutan yang di sekitarnya ada sumber mata air." Artinya, harus tebang pilih.

"Supaya tidak habis sama sekali, sehingga sumber mata air masih bisa dipertahankan." Pembalakan mengakibatkan mata air mati.

Namun, menurut pantauan Tempo. kemarau masih melanda sebagian besar kawasan Kabupaten Lumajang. Krisis air bersih dialami belasan ribu warga. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Ribowo mengatakan dampak kekeringan pada 2015 lebih parah dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. "Musim kemarau di Kabupaten Lumajang akan lebih kering dibanding 2014."

Sejumlah desa yang pada tahun sebelumnya tidak minta pasokan air bersih, kemarau tahun kini minta dipasok. Di antaranya Desa Dadapan, Kecamatan Padang dan Desa Pakel, Kecamatan Gucialit.

Berdasarkan surat Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), El Nino akan terjadi hingga akhir 2015. "Sebagai dampak langsungnya, musim kemarau termasuk di Kabupaten Lumajang akan lebih kering dibanding 2014," ujar Ribowo.

DAVID PRIYASIDHARTA

Berita terkait

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

1 hari lalu

Asal Usul World Water Forum, Konvensi Dunia yang Khusus Membahas Masalah Air

Masalah krisis air yang menghantui dunia kreap dibahas dalam World Water Forum, musyawarah khusus di tingkat dunia.

Baca Selengkapnya

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

11 hari lalu

Ini Target Indonesian di World Water Forum ke-10

World Water Forum ke-10 merupakan kesempatan emas bagi Indonesia untuk mendorong terciptanya solusi konkret untuk mengatasi persoalan air

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

17 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

19 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

39 hari lalu

Salip PKB dan PDIP, Partai Gerindra Raih Kursi Terbanyak di DPRD Kabupaten Lumajang

Kursi Partai Gerindra di DPRD Kabupaten Lumajang dipastikan bertambah menjadi 11 dalam Pemilu 2024 ini. Sementara PKB dan PDIP tetap.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

48 hari lalu

Mahasiswa UI Raih Pendanaan Internasional untuk Atasi Krisis Air Bersih di Depok

Tim mahasiswa UI mendapat pendanaan untuk proyek solusi air bersih di Cipayung. Disesuaikan dengan target pembangunan berkelanjutan atau SDGs.

Baca Selengkapnya

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

52 hari lalu

BRIN Genjot Penelitian Mengenai Krisis Air, Apa Saja Solusi yang Dikembangkan?

BRIN mendorong penguatan riset dan inovasi terkait solusi krisis air. Berbagai teknologi pengelolaan air dikembangkan.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

2 Maret 2024

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

28 Februari 2024

BRIN Sebut Indonesia Hadapi Dua Tantangan Pengelolaan Sumber Daya Air

Krisis air diproyeksikan akan meningkat karena pertumbuhan populasi dan kebutuhan pembangunan.

Baca Selengkapnya

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

16 November 2023

Dalam 5 Tahun Terakhir, Kekeringan di Tangsel Meningkat

Untuk membantu warga yang mengalami krisis air bersih, BPBD Tangsel terus mendistribusikan air bersih.

Baca Selengkapnya