Peras Warga Rp 5 Juta, Eks Wartawan Tewas Dikeroyok

Reporter

Jumat, 11 September 2015 22:13 WIB

Ilustrasi Pengeroyokan. huffingtonpost.com

TEMPO.CO, Bandung - Rian Permana, 35 tahun, tewas setelah dikeroyok warga di Desa Gelarwangi, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, Rabu malam, 9 September 2015. Aksi pengeroyokan tersebut diduga akibat korban melakukan pemerasan terhadap warga dengan mengaku sebagai wartawan.

Kepala Bidang Humas Kepolisan Daerah Jawa Barat Komisaris Besar Sulistio Pudjo mengatakan latar belakang terjadinya pengeroyokan tersebut diduga dilaterbelakangi oleh aksi pemerasan yang dilakukan korban terhadap warga. Menurut dia, saat itu Rian dan temannya bernama Syahrim, 44 tahun, mendatangi warga yang sedang membangun rumah.

“Kemudian dengan alasan investigasi, mereka menanyakan asal usul kayu yang digunakan masyarakat untuk membangun rumah,” ujar Pudjo kepada wartawan, Jumat, 11 September 2015.

Pudjo melanjutkan, setelah diketahui warga tersebut menggunkan kayu yang diambil dari hutan, para korban mengancam akan melaporkan warga kepada pihak berwenang dengan isu ilegal logging. “Tapi itu hanya upaya menakut-nakuti masyarakat,” ujar dia.

Keesokan harinya, kedua korban tersebut, mendatangi si pemilik rumah untuk mencapai kesepakatan bahwa si pemilik rumah tidak aka dialporkan dengan syarat si pemilik rumah memberikan uang sebesar Rp 5 juta kepada para korban. “Entah apa penyebabnya, malam harinya kedua korban dikeroyok warga,’ ujar Pudjo.

Menurut Pudjo, hingga saat ini profesi kedua korban masih simpang siur. Apakah pada saat ia mendatangi warga mereka benar-benar melakukan peliputan sebagai seorang jurnalis atau profesi jurnalis hanya menjadi kedok kedua korban. Namun, ia mengatakan, berdasarkan informasi dari wartawan yang bekerja di wilayah Cianjur, kedua korban tersebut merupakan wartawan tidak jelas atau perusahaan medianya tidak diketahui.

“Sementara menurut keterangan dari rekan-rekan media cetak dan elektronik di Cianjur dua orang tersebut wartawan tidak jelas,” ujar Pudjo. “Hasil pelacakan kedua korban bukan wartawan Metro Jabar, bukan Wartawan Garut Express bukan pula Warta Jabar

Untuk memastikan hal tersebut, Tempo mencoba menghubungi salah satu redaktur pelaksana Garut Express Ecep Muhamad Agus. Kepada Tempo, ia memastikan bahwa Rian pernah bekerja sebagai reporter di harian Garut Express.

Namun, pada saat peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi, Rian sudah resmi keluar dari Garut Ekpres. “Sudah sekitar 4 bulan yang lalu almarhum sudah tidak bekerja di Garut Express,” ujar Ecep kepada Tempo melalui sambungan telepon, Jumat, 11 September 2015.

Ecep mengatakan, Rian sempat bekerja menjadi reporter di harian Garut Express selama satu tahun. selain menjadi reporter,ia mengatakan, Rian pun merangkap sebagai agen di wilayah Garut Selatan. “Dulu dia ditugasi di wilayah Garut Selatan,” ujarnya.

Ia pun mengatakan, alasan Rian keluar dari harian tersebut lantaran masalah utang. Rian, kata dia, berurusan dengan perusahaan lantaran belum mengembalikan uang penjualan koran kepada perusahaan. “Dia diskor lantaran punya utang ke perusahaan. Tapi sampai saat ini dia masih memakai kartu pers Garut Express,” ujar dia.

Akibat peristiwaa pengeroyokan tersebut Rian meninggal dunia, saat ini jenazah Rian amsih berada di Rumah Sakit Sartika Asih untuk divisum. Sedangkan Syahrim mengalami luka seurius akibat poengeroyokan. Saat ini Polisi telah menangkap sepuluh warga yang diduga pelaku pengeroyokan terhadap korban.

IQBAL T. LAZUARDI S

Berita terkait

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

20 jam lalu

Dugaan Bendesa Adat Memeras Pengusaha Rp 100 Miliar, Kejati Bali Akan Periksa 10 Saksi dalam Sepekan

Penyidik Kejati Bali telah memeriksa dua saksi kasus dugaan pemerasan oleh bendesa adat Berawa itu pada Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

1 hari lalu

Saksi Sidang Syahrul Yasin Limpo Mengaku Pernah Ditagih Ajudan SYL untuk Beli Senjata, tapi Tak Ada Bukti

Dugaan pembelian senjata oleh ajudan itu diungkap ke persidangan oleh kuasa hukum Syahrul Yasin Limpo, namun jaksa KPK bilang tidak ada.

Baca Selengkapnya

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

1 hari lalu

Sidang Syahrul Yasin Limpo, Eks Anak Buah Dicecar Soal Uang Tip ke Paspampres

JPU KPK mendakwa Syahrul Yasin Limpo dan komplotannya menerima uang dari pungutan di Kementan mencapai Rp 44,5 miliar.

Baca Selengkapnya

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

2 hari lalu

Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat

Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.

Baca Selengkapnya

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

2 hari lalu

Bendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain

Kejati Bali akan mengembangkan penyidikan perkara tersangka berinisial KR, Bendesa Adat yang memeras investor agar mendapat rekomendasi.

Baca Selengkapnya

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

2 hari lalu

Kejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain

Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.

Baca Selengkapnya

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

3 hari lalu

Kronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar

Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi

Baca Selengkapnya

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

3 hari lalu

Braga Free Vehicle Akhir Pekan ini di Bandung, Begini Tata Tertib Pengunjung dan Lokasi Parkir

Pengunjung atau wisatawan di jalan legendaris di Kota Bandung itu hanya bisa berjalan kaki karena kendaraan dilarang melintas serta parkir.

Baca Selengkapnya

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

3 hari lalu

Rencana Jalan Braga Bandung Bebas Kendaraan saat Akhir Pekan Dibayangi Masalah

Pemerintah Kota Bandung ingin menghidupkan kembali Jalan Braga yang menjadi ikon kota sebagai tujuan wisata.

Baca Selengkapnya

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

4 hari lalu

KPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?

Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.

Baca Selengkapnya