Massa dari Kesatuan Merah Putih melakukan aksi demonstrasi menyambut kepulangan Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 9 September 2015. Mereka mengecam Setya dan Fadli atas kehadirannya di kampanye salah satu calon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis dan pendiri lembaga swadaya masyarakat, Lingkar Madani (Lima), Ray Rangkuti mengkritik keras kehadiran Ketua DPR Setya Novanto dan Wakil Ketua DPR Fadli Zon dalam konferensi pers bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, dua pekan lalu.
Selain soal itu, Ray juga secara khusus menyoroti perilaku Fadli Zon yang ber-selfie ria dengan Trump dan mengunggah foto-foto itu di media sosial.
"Mbok ya merasa sedikit gengsi untuk menghargai rakyat yang telah memberikan suaranya. Jangan norak deh," ucap Ray, dalam diskusi Forum Kamisan, pada Kamis 10 September 2015. "Senang ketemu orang, kemudian selfie, minta-minta tanda tangan.... Kalau bukan Ketua DPR, ya itu tidak masalah," tambahnya.
Perilaku Fadli Zon yang berebut foto selfie dengan Donald Trump juga dinilai berlebihan. "Dia seolah-olah tidak menyadari perannya sebagai perwakilan parlemen Indonesia," kata Ray.
Untuk itu, Ray meminta ada evaluasi menyeluruh atas skandal ini. Dengan tegas, dia meminta Setya Novanto dan Fadli Zon, untuk menghormati posisi mereka sebagai pemimpin dalam sebuah lembaga legislatif. "Anda ini bukan pimpinan selevel LSM. Tapi pemimpin 250 juta rakyat Indonesia," katanya.
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
3 hari lalu
Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.