Hati-hati, Ini Dampak Kabut Asap bagi Kesehatan Manusia

Reporter

Minggu, 6 September 2015 07:46 WIB

Jamaah calon haji menggunakan masker saat menunggu kepastian keberangkatan ke Embarkasi Batam, di Kota Pekanbaru, Riau, 2 September 2015. Keberangkatan jamaah calon haji Riau beberapa kali mengalami keterlambatan akibat kabut asap kebakaran lahan dan hutan sehingga mengganggu aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Syarif II Pekanbaru. ANTARA/FB Anggoro

TEMPO.CO, Jakarta - Kabut asap yang menyeruak di Sumatera dan Kalimantan sangat berbahaya bagi kesehatan manusia. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan sedikitnya ada lima dampak langsung dan tak langsung bagi tubuh akibat paparan kabut asap terus-menerus.

"Pada kondisi kesehatan tertentu, orang menjadi lebih mudah mengalami gangguan kesehatan akibat kabut asap dibandingkan orang lain, khususnya orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak," kata Tjandra dalam keterangan tertulis, Ahad, 6 September 2015. Pernyataan itu disampaikannya menyikapi bencana kabut asap akibat kebakaran hutan di sejumlah daerah, seperti Jambi dan Riau.

Seseorang dapat mengalami sesak napas dan infeksi paru jika selalu terpapar kabut asap secara langsung dan dalam jangka waktu lama. Tjandra mengatakan asap tersebut dapat menyebabkan iritasi lokal pada selaput lendir di hidung, mulut, dan tenggorokan. Tak hanya itu, asap kebakaran hutan juga menyebabkan reaksi alergi, peradangan, dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) hingga pneumonia.

ISPA mudah menyerang ketika daya tahan tubuh manusia melemah, pola bakteri, dan lingkungan yang buruk, seperti adanya paparan kabut asap. "Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi juga berkurang, sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi," ujar Tjandra.

Tjandra mengatakan asap akibat kebakaran hutan juga akan memperburuk asma dan penyakit paru lain, seperti bronkhitis kronik dan penyakit paru obstruktif kronis. Penyakit ini ditandai dengan hambatan aliran udara di saluran napas karena respons paru terhadap gas beracun. Selain gangguan pernapasan, kabut asap juga menyebabkan iritasi pada mata dan kulit. Mata yang terkontaminasi asap akan menjadi gatal, berair, dan menimbulkan peradangan.

Secara tidak langsung, polutan asap juga akan mencemari air dan makanan. Jika air dan makanan itu dikonsumsi masyarakat, akan menimbulkan gangguan saluran cerna seperti diare. Asap juga mampu menimbulkan stres pada manusia dan menurunkan daya tahan tubuh.

Dinas Kesehatan Riau menyebutkan, hingga kini, sebanyak 9.386 orang terjangkit penyakit akibat paparan asap. Adapun jumlah pasien penderita saluran pernapasan atas (ISPA) sebanyak 7.312 orang, asma 296 orang, pneumonia 290 orang, iritasi mata 485 orang, dan iritasi kulit 903 orang.

PUTRI ADITYOWATI


Berita terkait

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

2 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

5 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

10 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

11 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

21 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

38 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

39 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

57 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya