Upacara HUT RI, Komunitas Sepeda: Konvoi Tak Perlu Pengawal  

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 17 Agustus 2015 10:07 WIB

Elanto Wijoyono memberhentikan laju konvoi motor gede (moge) di perempatan Condong Catur, Yogyakarta, 15 Agustus 2015. Selain melanggar lalu lintas, menurut Elanto, aksi konvoi moge juga telah menggangu pengendara jalan raya lainnya. youtube.com

TEMPO.CO, Yogyakarta - Puluhan pencinta sepeda tua Yogyakarta yang tergabung dalam berbagai komunitas menggelar upacara peringatan Hari Kemerdekaan di Museum Sandi Negara Kotabaru, Yogyakarta, Senin, 17 Agustus 2015.

Yang menarik, dalam bagian pidatonya, komunitas yang hobi mengenakan pakaian kuno menyerupai pejuang kemerdekaan 1945 itu turut menyindir insiden penghadangan konvoi motor gede oleh aktivis Elanto Wijoyono yang menghebohkan publik Yogya dua hari terakhir.

"Mari semakin santun di jalan, hormati pengguna jalan, dan tegakkan peraturan di jalanan dengan benar," ujar Muntowil, koordinator komunitas sepeda Paguyuban Onthel Djokjakarta (Podjok), dalam pidatonya.

Sabtu, 15 Agustus 2015, Elanto Wijoyono dan rekannya Andika Faiizal Haqi menghadang konvoi rombongan moge yang melintas di simpang Condong Catur. Mereka merupakan peserta Jogja Bike Rendezvous 2015 yang hendak menggelar upacara di Candi Prambanan. Aksi penghadangan nekat itu hanya dilakukan Elanto dengan sepedanya.

Muntowil menuturkan kegiatan konvoi dengan pengawalan kepolisian cenderung menimbulkan perasaan diskriminatif pengguna jalan lain. Pengawalan tersendiri pada bukan pejabat negara itu menimbulkan kesan bahwa pelayanan publik seolah tebang pilih, berdasarkan siapa yang mengakses.

"Kalau mau konvoi tertib, itu tergantung kendali ketua kelompoknya, mampu tidak. Banyak konvoi juga tak melibatkan pengawalan polisi tetap lancar," ujar Muntowil usai upacara.

Pasca-penghadangan Elanto pada konvoi moge itu, muncul sejumlah tanggapan netizen. Sebagian besar memuji dan mendukung tindakan Elanto karena sudah jengah dengan perilaku rombongan moge yang selama ini sudah menjadi rahasia umum selalu diistimewakan. Namun ada juga yang menuding Elanto cari sensasi.

Termasuk, yang menantang Elanto juga menertibkan "sendiri" komunitas sepeda yang dekat dengannya selama ini. Di Yogya, ada sebuah gerakan Jogja Last Friday Ride atau JLFR. Biasanya setiap Jumat petang di akhir bulan, komunitas sepeda keluar dan iring-iringan di jalan mengkampanyekan penggunaan sepeda.

Namun, Muntowil tak mempermasalahkan tantangan itu. "Selama ini kami konvoi sepeda tak minta dikawal sebab selalu ada koordinator yang bisa mengatur saat di jalan raya," ujarnya.

Adanya desakan dari publik memboikot motor gede masuk Yogya, Muntowil mengatakan hal itu tak perlu dilakukan. "Sepanjang bisa taat lalu lintas, menghomati pengguna jalan lain, tak dibedakan perlakuannya, kendaraan segede apa pun tak perlu diboikot," ujarnya.

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

6 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

10 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

46 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

50 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

54 hari lalu

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Mobil Dilarang, Wisatawan yang ke 12 Destinasi Ini Harus Rela Jalan Kaki atau Naik Perahu

55 hari lalu

Mobil Dilarang, Wisatawan yang ke 12 Destinasi Ini Harus Rela Jalan Kaki atau Naik Perahu

Destinasi bebas mobil ini menawarkan tempat pelarian dari hiruk-pikuk kehidupan modern.

Baca Selengkapnya

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

23 Februari 2024

Jokowi Bagi-bagi Sepeda, Warga Diminta Ucapkan Pancasila bukan Nama Ikan

Presiden Jokowi kembali membagikan sepeda ke warga ketika berkunjung ke Kota Bitung, Sulawesi Utara, Jumat, 23 Februari 2024.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

United E-Motor Tawarkan 25 Persen Saham Motor Listrik untuk Umum

11 Januari 2024

United E-Motor Tawarkan 25 Persen Saham Motor Listrik untuk Umum

Pemegang merek United E-Motor, PT TDI Tbk, menawarkan sebanyak 1.666.666.700 saham kepada publik atau mencapai 25 persen dari modal.

Baca Selengkapnya

10 Kiat Bersepeda untuk Pemula

9 Januari 2024

10 Kiat Bersepeda untuk Pemula

Olahraga bermain sepeda atau bersepeda tak sekadar hobi

Baca Selengkapnya