KBRI Berlin Gelar Indonesian Cultural and Promotion Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Berlin menggelar acara "Indonesian Cultural and Promotion Day". Acara ini diselenggarakan sebagai salah satu ajang promosi Indonesia sebagai Tamu Kehormatan atau Guest of Honour (GoH) dalam kegiatan Frankfurt Book Fair (FBF) 2015, di Frankfurt Jerman, Oktober mendatang.(Komunika Online)
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 33 penerbit Indonesia siap menampilkan buku-buku terbaik mereka di Frankfurt Book Fair (FBF) pada 14-18 Oktober 2015. FBF adalah pameran buku tertua dan terbesar di dunia yang dihadiri lebih dari 132 negara dan lebih dari 260 ribu pengunjung, yang 62 persennya adalah pelaku utama industri perbukuan.
Tahun ini Indonesia menjadi tamu kehormatan dengan luas total paviliun dan stan nasional lebih dari 2.500 meter persegi. Dalam lima hari penyelenggaraan, tiga hari awal akan berfokus pada pertemuan bisnis antarpenerbit dan dua hari berikutnya akan diperuntukkan bagi publik. Dalam FBF kali ini, para penerbit Indonesia akan berfokus mempromosikan dan menjual sebanyak mungkin hak cipta buku-buku Indonesia.
“Frankfurt Book Fair 2015 mudah-mudahan jadi titik balik para penerbit Indonesia. Juga satu awal perubahan. Bila sebelumnya penerbit kita datang ke pekan raya ini untuk membeli hak cipta, kini mereka bisa mulai melihat peluang untuk menjual hak cipta,” kata Ketua Komite Nasional Goenawan Mohamad.
“Bila mereka selama ini kurang memperhatikan pasar internasional, kini mereka bisa melihat bahwa selera pasar internasional bisa jadi standar baru pasar dalam negeri yang makin canggih,” ujarnya.
"Hal ini merupakan perubahan pola pikir yang mendasar dari para penerbit yang sebelumnya lebih terbiasa membeli hak cipta buku-buku penerbit asing dan menjadi lebih andal dalam menjual hak cipta buku-buku kita kepada penerbit asing." FBF 2015 juga bisa jadi tempat mengasah keterampilan berpameran dalam arena yang kompetitif: dalam segi desain grafis, mutu isi, kemungkinan digitalisasi, serta kepiawaian perencanaan dan pendanaan.
Para penerbit yang akan berangkat ini dipilih karena mewakili keberagaman jenis buku di Indonesia, dari art books, buku anak, humaniora, hingga sastra. Dengan demikian, menjadi tamu kehormatan tak hanya merupakan langkah penting memperkenalkan lebih banyak buku dari Indonesia kepada dunia internasional, tapi juga penting untuk mengasah para penerbit agar dapat meningkatkan industri buku di dalam negeri.