Siswa Kelelahan, Program Lima Hari Sekolah Bakal Disetop  

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 11 Agustus 2015 18:12 WIB

Sejumlah siswa mengarak Ryan Aditya Moniaga (18), siswa SMA Karnisius, Jakarta Pusat, peraih nilai tertinggi tingkat SMA se-Indonesia untuk kategori Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di SMA Karnisius, Jakarta, (20/05). Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Purbalingga - Belum genap satu bulan pelaksanaan program lima hari sekolah di Purbalingga, Jawa Tengah, Dinas Pendidikan setempat berencana meninjau ulang penerapan program lima hari sekolah untuk semua SMA negeri. Instansi ini menyarankan agar sekolah kembali ke program enam hari sekolah.

Kepala Dinas Pendidikan Purbalingga Tri Gunawan menjelaskan telah meninjau sejumlah sekolah yang menerapkan jam belajar selesai pada pukul 16.00. Hasilnya, kondisi siswa dengan lima hari sekolah memprihatinkan. “Siswa mengalami kelelahan fisik dan psikis,” katanya, Selasa, 11 Agustus 2015. Sebab, ujar Tri, pikiran dan tenaga siswa sudah mulai melemah mulai pukul 14.00.

Tri meminta sekolah segera mengevaluasi secara cermat semua dampak yang ditimbulkan. Evaluasi uji coba ini tak harus menunggu program selesai satu semester, tapi bisa tiap waktu dan bisa dilakukan langkah-langkah untuk menjadi solusi yang terbaik, meski harus kembali ke program enam hari sekolah.

“Karena ini edaran gubernur, kami di kabupaten tidak bisa langsung melarang. Kami hanya sebatas meminta agar sekolah benar-benar berpikir cermat dengan mengevaluasi yang rinci dan mendalam,” ujarnya.

Program lima hari sekolah juga dikeluhkan karena siswa mengalami kendala transportasi, khususnya di sekolah yang wilayahnya susah akses kendaraan angkutan umum. Orang tua juga mengeluarkan biaya tambahan untuk makan siang anak serta uang saku.

“Imbas lainnya, kondisi anak sudah tidak siap saat di rumah harus memperkaya materi pelajaran. Padahal mereka masih membutuhkan. Di sisi lain kondisi pikiran dan tenaga sudah lemah karena sekolah sampai pukul 04.00 sore,” kata Tri.

Pendapat senada diutarakan Dewan Pendidikan Kabupaten Purbalingga. Dewan menilai adanya lima hari kerja dengan memadatkan jam pelajaran justru akan membebani siswa dan guru. Selain itu kondisi psikologis siswa dan guru juga akan terpengaruh. “Saya tidak sepakat adanya lima hari sekolah,” ujar Ketua Dewan Pendidikan Purbalingga Trisnanto Sri Hutomo.

Menurut dia, kondisi siswa jelas akan melemah seharian dibebani dengan mata pelajaran. “Guru juga akan semakin memiliki tugas berat dan jika yang tidak mendapatkan jam mengajar tertentu,” ujar Trisnanto. Dia juga mempertanyakan kegiatan siswa pada Sabtu. “Menganggur di rumah? Siswa juga akan mudah merasa jenuh dan akhirnya penyampaian pembelajaran tidak efektif.”

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

3 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

4 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

4 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

4 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

8 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

9 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

9 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

15 hari lalu

Kemendikbudristek Buka Pendaftaran Calon Pendidik Tetap di Malaysia

Tenaga pendidik akan ditempatkan Kemendikbudristek di CLC yang berlokasi di perkebunan atau ladang dengan masa penugasan selama 2 tahun.

Baca Selengkapnya