Unik, Pakai Egrang Tukang Parkir ini Berjalan 1.104 Km  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Selasa, 11 Agustus 2015 05:14 WIB

Yudi Karyono melangkahkan egrangnya menuju Jakarta di Yogyakarta, 10 Juni 2015. Perjalanan menggunakan egrang ini ia lakukan sebagai kampanye mengenalkan egrang sebagai sarana olahraga tradisional asli Indonesia. TEMPO/Pius Erlangga

TEMPO.CO , Yogyakarta - Laki-laki paruh baya, Yudi Karyono, dengan semangat berjalan dengan egrang memasuki halaman Kantor Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta di Kepatihan, Senin, 10 Agustus 2015. Dia ingin bertemu dengan Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X. Kepada Raja Jawa itu, pria 52 tahun ini menyampaikan jerih payahnya: memperkenalkan egrang kepada masyarakat.

Dalam mewujudkan misinya itu, Yudi berjalan di atas egrang dari Yogyakarta ke Jakarta dan kembali lagi ke Yogyakarta selama 51 hari. Yudi berangkat pada 10 Juni dan kembali ke Yogyakarta pada 4 Agustus 2015. “Saya menemui Pak Jokowi (Presiden Joko Widodo) untuk menyampaikan misi saya,” kata Yudi.

Menurut Yudi, saat itu Presiden Jokowi tidak memberikan jawaban atas keinginannya agar pemerintah mendukung memasyarakatkan egrang. "Hanya dicatat. Tapi saya sudah membuktikan kepada Pak Jokowi, kalau egrang yang saya pakai kuat dan saya mampu,” kata Yudi.

Egrang yang digunakannya berupa dua batang tongkat besi dengan tinggi sekitar dua meter dengan berat 7,5 kilogram. Jarak pijakan kaki ke tanah 50 sentimeter. Supaya membuat nyaman, pijakannya dipasangi sandal karet tebal.

Selama perjalanan, dia membawa tas ransel berisi perbekalan seberat 20 kilogram. Selain menuju ke Jakarta dengan menaiki egrang, Yudi memilih jalur pantai utara ketimbang selatan. “Jalur selatan sepi, sedangkan utara ramai. Jadi orang banyak yang tahu egrang,” kata Yudi yang tinggal di Panembahan, Kecamatan Keraton. Jarak tempuh Yogyakarta-Jakarta melalui pantua sekitar 552 kilometer. Sehingga Yudi selama 51 hari berjalan dengan agrang sejauh 1.104 kilometer.

Saat menuju ke Kepatihan, Yudi diiringi teman-temannya yang membawa spanduk warna merah bertuliskan “Raja Egrang Pulang dari Jakarta Membawa Misi untuk Jogja. Jogja Kritis Indonesia Menangis”. Yudi yang mengklaim sebagai Raja Egrang.

Ia mengenakan pakaian serba batik dengan blangkon warna merah. Pada dadanya diselempangkan kain bermotif Parangtuding yang warnanya serasi dengan pakaiannya: cokelat dengan warna dasar kain putih. Di dalam buntalan kain itu, Yudi mengeluarkan berkas yang disebutnya dengan proposal.

Satu berkas diberikan kepada Sultan, satu berkas lagi untuk Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti. “Saya minta agar titik nol Yogyakarta tidak digunakan untuk demonstrasi,” kata Yudi yang sehari-hari bekerja sebagai tukang parkir di jasa pengiriman barang di Mantrigawen, Yogyakarta. Alasannya adalah untuk menjaga kewibawaan keraton.

PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

4 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

5 hari lalu

Hari Kartini, Yogyakarta Diramaikan dengan Mbok Mlayu dan Pameran Lukisan Karya Perempuan

Para perempuan di Yogyakarta memperingati Hari Kartini dengan lomba lari dan jalan kaki, serta membuat pameran lukisan.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

9 hari lalu

Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

12 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

13 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Keraton Yogyakarta, Tahun Ini Tak Ada Rebutan Gunungan, Abdi Dalem Membagikan

Tahun ini, tradisi Grebeg Syawal tidak lagi diperebutkan tapi dibagikan oleh pihak Keraton Yogyakarta. Bagaimana sejarah Grebeg Syawal?

Baca Selengkapnya

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

15 hari lalu

Tradisi Grebeg Syawal Yogya, Ini Alasan Gunungan Tak Lagi Diperebutkan Tapi Dibagikan

Keraton Yogyakarta kembali menggelar tradisi Grebeg Syawal dalam memperingati Idul Fitri 2024 ini, Kamis 11 April 2024.

Baca Selengkapnya

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

20 hari lalu

Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.

Baca Selengkapnya

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

24 hari lalu

78 Tahun Sultan Hamengkubuwono X, Salah Seorang Tokoh Deklarasi Ciganjur 1998

Hari ini kelahirannya, Sri Sultan Hamengkubuwono X tidak hanya sebagai figur penting dalam sejarah Yogyakarta, tetapi juga sebagai tokoh nasional yang dihormati.

Baca Selengkapnya

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

24 hari lalu

Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

38 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya