Jumlah Anak Penderita Cacingan di Daerah Ini Mengkhawatirkan
Editor
Febriyan
Kamis, 6 Agustus 2015 05:19 WIB
TEMPO.CO, Bangkalan - Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menyatakan jumlah penderita cacingan pada anak usia 1-12 tahun yang tinggal di wilayah pedesaan jauh lebih tinggi dibanding di wilayah perkotaan.
Kepala Bidang Pengendali Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Bangkalan, Walid, mengatakan prevalensi (kemerataan) cacingan antara wilayah desa dan kota adalah 30-90 persen untuk desa dan 60-80 persen untuk perkotaan. "Ini mengkhawatirkan," katanya, Kamis, 5 Agustus 2015.
Angka ini, kata dia, muncul berdasarkan penelitian terhadap kotoran siswa di sekolah pinggiran. Hasilnya, kandungan cacing pada anak masih tinggi. Menurut Walid, yang lebih mengkhawatirkan adalah banyak orang tua abai terhadap bahaya cacingan pada anak. "Anak yang nafsu makannya menurun adalah salah satu pertanda cacingan," ujarnya.
Walid mengungkapkan, cacingan tidak boleh dianggap remeh karena efeknya sangat besar terhadap perkembangan anak. Dia mengatakan nafsu makan yang menurun bisa mengakibatkan kurangnya asupan gizi. Selanjutnya, tubuh yang kurang sehat secara umum mempengaruhi tingkat kecerdasan, mental, dan prestasi anak di sekolah. Kemampuan berpikir anak ikut menurun. "Yang paling fatal menyebabkan kematian," ucapnya.
Untuk mengatasi cacingan pada anak, Walid melanjutkan, orang tua sedini mungkin mulai mengajarkan perilaku hidup bersih, seperti membiasakan mencuci tangan sebelum makan dan tidak buang air besar sembarangan.
Selain itu, kata dia, Kementrian Kesehatan telah memberikan bantuan obat cacing Albendazole ke seluruh puskesmas. Program ini akan terus dilakukan hingga 2020. "Secepatnya obat ini akan kami sosialisasi ke sekolah, mulai PAUD, TK, SD, dan Madrasah," ucapnya.
MUSTHOFA BISRI