Jokowi Minta Partai Tak Usung Calon Tunggal dalam Pilkada

Reporter

Editor

Agoeng Wijaya

Senin, 27 Juli 2015 14:20 WIB

Presiden Jokowi memberikan sambutan dalam pembukaan Kongres Demokrat di Surabaya, 12 Mei 2015. Presiden menyempatkan diri membuka Kongres Demokrat keempat ini. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Teten Masduki mengatakan Presiden Joko Widodo meminta partai politik untuk tidak mengusung calon tunggal pada pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember mendatang. Hal ini untuk menghindari penundaan pilkada.

"Jadi memang ini perlu juga kesadaran berdemokrasi dari semua partai politik agar jangan sampai ada calon tunggal untuk daerah-daerah yang dianggap inkumbennya cukup kuat," ujar Teten di Istana Negara, Senin, 27 Juli 2015.

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) mengusulkan agar pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (perpu) untuk mengatur soal calon tunggal. Perludem khawatir adanya penundaan pilkada akibat calon tunggal akan berpengaruh pada pembangunan daerah.

Teten mengatakan selama ini pemerintah sudah memberikan ruang kepada semua partai politik untuk mengikuti pilkada. Misalnya, kata Teten, menugaskan Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk menyelesaikan konflik partai yang mengalami dualisme kepemimpinan untuk bisa dilakukan islah sementara. "Jadi ini, kan, tak bisa semua diatur lewat UU, tapi juga saya kira harus menjadi komitmen dari semua partai politik," katanya.

Peserta pemilihan kepala daerah serentak berpotensi berkurang. Sebab, pemerintah akan menunda pelaksanaan pilkada apabila hanya ada satu calon kepala daerah. Empat daerah di Jawa Timur, misalnya, terancam hanya diikuti oleh calon tunggal, yakni di Kota Surabaya, Kabupaten Blitar, Kabupaten Mojokerto, dan Kabupaten Pacitan.

Meskipun begitu, Teten mengatakan pemerintah belum membahas pembuatan perpu. "Waktunya, kan, masih ada dan pemerintah optimistis bahwa semua partai politik akan menggunakan kesempatan pilkada serentak untuk partisipasi. Saya kira pada waktunya nanti akan mendaftar," tuturnya.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan, apabila sampai hari terakhir pendaftaran kepala daerah jumlah peserta belum bertambah, pendaftaran akan diperpanjang sepuluh hari. Jika tak ada tambahan lagi, akan diperpanjang tiga hari. "Apabila masih tak ada calon lagi, pilkada daerah tersebut akan ditunda hingga 2017," ucap Tjahjo. Aturan tersebut tercantum pada Peraturan KPU Nomor 12 Tahun 2015.

Jika akhirnya pilkada diundur, daerah tersebut akan dipimpin oleh pejabat kepala daerah. Calon kepala daerah yang akan mendaftar pada 26 Juli mendatang diprediksi akan berkurang peminatnya karena aturan persyaratan yang ketat. Salah satunya, anggota DPD, DPR, dan DPRD yang akan mencalonkan diri diharuskan berhenti terlebih dulu.

TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

6 jam lalu

Ma'ruf Amin Sebut Prabowo Perlu Berupaya Lebih Keras Bikin Presidential Club

Wapres mengatakan presidential club ini bisa dalam bentuk konsultasi baik secara personal maupun informal, jika sulit diformalkan

Baca Selengkapnya

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

7 jam lalu

Jerry Sambuaga Dorong IEU-CEPA Selesai sebelum Jokowi Lengser dari Jabatan Presiden

Jerry Sambuaga mengatakan baik Jerman maupun Indonesia memegang posisi penting di regional masing-masing.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

7 jam lalu

Jokowi Resmikan PPDS: Pendidikan Dokter Spesial Gratis, Dapat Gaji Lagi

Kementerian Kesehatan membuka Program Pendidikan Dokter Spesialis atau PPDS berbasis rumah sakit pendidikan gratis.

Baca Selengkapnya

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

8 jam lalu

Terkini: Viral Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta Ini Tanggapan Bea Cukai, Kata Jokowi soal Pabrik Sepatu Bata yang Tutup

Bea Cukai menanggapi unggahan video Tiktok yang mengaku mengirim cokelat dari luar negeri senilai Rp 1 juta dan dikenakan bea masuk Rp 9 juta.

Baca Selengkapnya

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

9 jam lalu

Daftar 12 Laboratorium di Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi Hari Ini

Indonesia Digital Test House menjadi laboratorium uji perangkat digital terbesar di Asia Tenggara. Simak pesan peresmian Jokowi.

Baca Selengkapnya

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

10 jam lalu

Pabrik Bata di Purwakarta Ditutup, Ini Komentar dari Jokowi hingga Pj. Gubernur Jabar

Presiden Jokowi menilai tutupnya pabrik sepatu Bata karena pertimbangan efisiensi dan tidak menggambarkan kondisi perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

10 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

10 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

11 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Jokowi Berkomentar hingga Asal-usul Nama Merek

Pabrik sepatu Bata tutup, Jokowi memaklumi usaha selalu ada kondisi naik turun

Baca Selengkapnya

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

12 jam lalu

Respons Gerindra, Jokowi, dan Gibran soal Isu Tambah Kementerian di Kabinet Prabowo

Isu penambahan kementerian di Kabinet Prabowo mendapat respons dari Presiden Jokowi, Gibran, dan Partai Gerinda. Apa katanya?

Baca Selengkapnya