Kerusuhan Tolikara, Presiden GIDI: Musala Sudah Berdiri 30 Tahun

Reporter

Minggu, 19 Juli 2015 09:53 WIB

Peta Kabupaten Tolikara, Papua. Google Maps

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Gereja Injili di Indonesia (GIDI) Pendeta Dorman Wandikmbo membantah jemaat GIDI Tolikara tak memberikan kebebasan menjalankan ibadah bagi umat beragama lain. Ia menyebut musala yang terbakar dalam insiden di Tolikara sebagai contoh bentuk toleransi yang terjalin baik.

"Musala itu telah berdiri selama 30 tahun, jika memang kami tidak toleran, sedari awal tidak mungkin ada musala itu di situ," kata Dorman saat dihubungi Tempo, Sabtu, 18 Juli 2015.

Ia mengatakan jemaat GIDI Tolikara sudah memberikan kebebasan beragama bagi umat Islam yang menjadi minoritas. "Kalau ada peringatan besar keagamaan umat Islam, kami selalu sumbang sapi untuk mereka," kata dia. Ia mengklaim budaya ini berjalan sangat lama sehingga pemeluk agama Islam di tempat itu tahu bersikap dan tak pernah ada konflik antaragama.

Meski demikian, ia tak membantah ada perda yang melarang umat Islam untuk memakai jilbab. "Perda ini sudah berjalan selama lima tahun dan tak pernah bermasalah, tidak ada yang protes sampai kejadian kemarin," kata dia. Larangan ini, kata Dorman, sudah disepakati bersama antara pemerintah daerah dan perwakilan pemeluk agama Islam setempat.

Ia juga tak membantah adanya larangan membangun tempat ibadah lain di Tolikara. Sebab, kata dia, rumah ibadah yang ada dianggap masih layak untuk dijadikan tempat beribadah.

"Peraturan ini sudah disepakati dan berjalan lancar selama dua tahun belakangan," kata Dorman. Munculnya peraturan ini, kata dia, diawali dari aspirasi gereja yang disahkan oleh pemerintah setempat.

Soal surat edaran, ia juga tak membantah surat itu keluar. Tetapi, ia heran karena surat itu menyebar luas tetapi tak pernah sampai ke jemaah Islam yang aktivitas salatnya terhenti karena kericuhan antara TNI/Polri dan pemuda gereja. "Ibadah terhenti bukan karena dibakar tapi karena kami diberondong peluru," kata dia.

Dorman menuturkan saat itu beberapa pemuda hendak meminta jemaah Islam berdoa di dalam musala. "Belum sempat diskusi atau negosiasi dilangsungkan, aparat TNI/Polri sudah mengeluarkan tembakan secara brutal dan membabi buta, sehingga sebelas orang tertembak dan satu anak kami meninggal dunia," kata dia. Ia menegaskan amukan dan kemarahan masyarakat bukan disebabkan oleh aktivitas ibadah umat muslim, tapi karena berondongan peluru tersebut.

Akibat berondongan peluru itu, beberapa pemuda lantas membakar kios yang dibangun oleh pemerintah daerah sebagai simbol perlawanan terhadap TNI/Polri. Tetapi, kata Dorman, api membesar sangat cepat hingga membakar rumah-rumah yang ada dan merembet ke musala.

DINI PRAMITA

Berita terkait

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

25 April 2016

Mabes Polri Belum Usut Penyebar Kabar Bohong Tolikara

Kepolisian mengungkapkan kerusuhan di Tolikara Papua merupakan kabar bohong.

Baca Selengkapnya

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

25 April 2016

Polri Bantah Ada Kerusuhan di Tolikara  

Polri mengakui ada seorang pegawai Dinas Kependudukan yang meninggal.

Baca Selengkapnya

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

24 April 2016

Tolikara Rusuh Lagi, 1 Tewas 95 Rumah Dibakar  

Konflik Tolikara ini sudah terjadi sejak 9 April 2016 dan berlangsung hingga hari
ini.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

8 September 2015

Rusuh Tolikara, Hasil Uji Balistik: Bukan Peluru Polisi

Selain melakukan uji balistik, Polda Papua juga sudah menggelar sidang pelanggaran disiplin terhadap personel Polres Tolikara.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

11 Agustus 2015

Jokowi Minta Pelaku Kerusuhan di Tolikara Diproses Hukum  

Jokowi minta agar pelaku, aktor, maupun aparat yang salah prosedur penanganannya harus diperiksa dalam kasus Tolikara.

Baca Selengkapnya

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

11 Agustus 2015

Presiden GIDI Minta Penyidikan Kasus Tolikara Dihentikan

Presiden GIDI minta Kapolda Papua menyerahkan proses penyelesaian masalah tersangka kepada gereja dan umat muslim Tolikara.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

10 Agustus 2015

Komnas HAM: Temukan Aparat yang Menembak Warga Tolikara  

Komnas HAM mendesak Menkopolhukam agar memerintahkan Kapolri dan Panglima TNI mengusut penembakan Tolikara.

Baca Selengkapnya

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

10 Agustus 2015

Rusuh Tolikara, Komnas HAM Temukan 4 Pelanggaran  

Komnas HAM menemukan empat indikasi pelanggaran HAM pada kerusuhan di Tolikara.

Baca Selengkapnya

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

10 Agustus 2015

Hasil Investigasi Tolikara, Komnas: Ada 4 Pelanggaran HAM  

Pemerintah memastikan kerusuhan di Kabupaten Tolikara, Papua, tidak dipicu oleh isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).

Baca Selengkapnya

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

10 Agustus 2015

Tolikara Pulih, Begini Proses Pembangunan Musala dan Ruki  

Pembangunan 85 ruki dan musalah untuk menggantikan ruki dan musalah yang terbakar saat amuk massa pada 17 Juli lalu.

Baca Selengkapnya