SD Asshafa Depok Bantah Ajarkan Radikalisme Lewat Teater

Jumat, 17 Juli 2015 12:47 WIB

Anak-anak Negara Islam (ISIS) belajar memegang senjata. watoday.com.au

TEMPO.CO, Depok - Kepala SD Islam Terpadu Asshafa di Depok, Jawa Barat, Tomi Rohili, membantah kabar yang menyebut sekolahnya telah mengajarkan kekerasan dan paham radikalisme kepada anak didiknya lewat pentas teater.

Kabar itu bermula dari beredarnya sebuah foto di media sosial yang menggambarkan suasana pementasan siswa sekolah tersebut. Dalam foto itu, tampak anak-anak SD Asshafa mengenakan ikat kepala bertuliskan huruf arab dan tutup muka dengan kain sarung. Ada pula anak-anak yang memegang senjata mainan. Pementasan itu digelar pada pertengahan Juni 2015 lalu.

Tomi menegaskan pementasan teater itu jauh dari upaya indoktrinasi radikalisme. "Tema pementasannya soal jihad Palestina melawan Israel," katanya, ketika ditemui Senin 6 Juli 2015 lalu. Menurut dia, pementasan teater anak tersebut sama sekali tidak mengajarkan budaya kekerasan."Tujuannya hanya bentuk solidaritas kepada Palestina yang berjuang melawan Israel."

Tomi mengatakan pengisi peran pada pementasan teater tersebut adalah siswa kelas 1-5 SD Asshafa. "Dengan bermain teater ini, anak-anak bisa mempunyai kepedulian kepada sesama, terlebih dengan muslim di Palestina yang dijajah Israel," kata Tomi.

Dia mengakui, dalam satu bagian pementasan teater itu, memang ada adegan perang-perangan yang menggunakan senapan mainan. "Jadi ada cerita bagaimana warga Palestina melawan dengan senjata," katanya.

Namun, Tomi menjamin, adegan itu jauh dari kesan sadistis dan garang. Bahkan, dia menyatakan adegan perang-perangan justru mengundang tawa penonton yang geli melihat anak-anak kecil berakting menggunakan cadar dan senjata mainan. Tomi menilai adegan perang itu relevan karena dalam lakon teater itu ada cerita bagaimana warga Palestina yang ditindas dan ditangkap oleh Israel, kemudian dibebaskan oleh para pejuang Islam.

"Jadi kami ini tidak mengajarkan kekerasan dan kebencian. Kami justru mengajarkan kepedulian pada sesama," ucap Tomi.

Ketika ditanya, apakah siswa SD Asshafa memahami esensi perjuangan Palestina dan tidak salah menangkap pesan yang hendak disampaikan gurunya, Tomi mengakui bahwa sebagian besar dari siswa memang belum memiliki pengertian memadai soal konteks sosial dan politik perjuangan Palestina. "Terserah bagaimana orang menilainya, yang jelas kami ingin anak kita peduli saja kepada perjuangan Palestina," katanya.

SD Asshafa Pernah Gelar Pementasan Teater soal Pembunuh Kiai...

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

32 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.

Baca Selengkapnya