Pendidikan Radikalisme di Sekolah Bukan Hal Baru

Jumat, 17 Juli 2015 12:22 WIB

Dalam video eksekusi tersebut, diperlihatkan seorang anak kecil yang membantu proses eksekusi. ISIS juga mengancam pihak-pihak yang tidak sejalan, dengan paham mereka. ISIS mengatakan serangan militer terhadap mereka, hanya akan membuat mereka semakin kuat. Suriah, Hama, 29 Maret 2015. Dailymail

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar psikologi dari Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono, mengaku tidak terkejut mendengar kabar ada sekolah dasar yang mengajarkan radikalisme kepada siswanya. Menurut dia, paham radikalisme sudah masuk ke kurikulum pendidikan Indonesia sejak permulaan era reformasi 1998. Menurut dia, paham ini merasuki generasi muda melalui sekolah, kampus, majelis taklim, bahkan khotbah Jumat.

"Jadi ini bukan kasuistis saja," kata Sarlito dalam e-mail yang diterima Tempo pada Ahad, 5 Juli 2015.

Sebelumnya, Sarlito membenarkan informasi yang beredar di media sosial ihwal Sekolah Dasar Islam Asshafa Depok, Jawa Barat, yang dituding membuat pentas seni bertema radikalisme. Dalam foto yang diterima Sarlito, tampak anak-anak SD mengenakan ikat kepala bertuliskan huruf Arab dan tutup muka dengan kain sarung. Ada pula anak-anak yang memegang senjata mainan.

Sarlito kemudian merujuk pada sebuah penelitian oleh Bambang Pranowo pada 2011 tentang pandangan beragama generasi muda Indonesia. Riset itu menemukan maraknya pandangan pro-kekerasan, antikafir, anti-Pancasila, dan anti-NKRI di kalangan siswa SMA di Jabodetabek. Bahkan, menurut temuan riset ini, banyak siswa tak mau melakukan upacara bendera dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.

"Semua dilakukan dengan sengaja dan sistematis," kata Sarlito. Karena itu, dia menyayangkan sikap pemerintah yang membiarkan isu radikalisme ini terus berkembang. Di Indonesia, kata dia, isu agama dianggap terpisah dari disiplin ilmu lain dan berdiri sendiri. Karena itu, para pejabat tak mau ikut campur di dalamnya.

"Mereka tak mau membangunkan macan tidur," kata Sarlito.

Baca penjelasan Kepala SD Islam Terpadu Asshafa, Tomi Rohili, di sini.


YOLANDA RYAN ARMINDYA

Berita terkait

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

40 hari lalu

Putin Akui Belum Ada Bukti Keterlibatan Ukraina dalam Serangan Teroris Moskow

Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui bahwa sejauh ini belum ada tanda-tanda keterlibatan Ukraina dalam penembakan di gedung konser Moskow

Baca Selengkapnya

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

16 April 2021

Dapat Ancaman dari Kelompok Radikal, Prancis Imbau Warganya Tinggalkan Pakistan

Massa kelompok Islam radikal Pakistan bentrok dengan polisi untuk memprotes penangkapan pemimpin mereka yang menuntut dubes Prancis diusir.

Baca Selengkapnya

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

3 November 2020

Prancis, Sekularisme, dan Kehati-hatian Menangani Islam Radikal

Prancis menjadi sorotan sejak peristiwa pembunuhan guru asal Paris. Penyebabnya, pernyataan mereka soal paham radikal. Diduga lost in translation.

Baca Selengkapnya

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Ini Reaksi Berbagai Politisi dan Kepala Negara Atas Terorisme di Nice

Kepala pemerintahan dan politisi dari berbagai negara bereaksi atas aksi terorisme yang terjadi Notre-dame Basilica, Nice, Prancis.

Baca Selengkapnya

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

29 Oktober 2020

Dewan Muslim Prancis Mengecam Aksi Terorisme di Nice

Dewan Keimanan Muslim Prancis mengutuk peristiwa teror yang terjadi di Gereja Notre-Dame Basilica, Nice Kamis ini

Baca Selengkapnya

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

29 Oktober 2020

Presiden Prancis Emmanuel Macron Menuju Lokasi Teror di Nice

Presiden Prancis Emmanuel Macron bergegas menuju Gereja Notre Dame Basilica di Nice yang menjadi lokasi aksi teror terbaru.

Baca Selengkapnya

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

29 Oktober 2020

Turki Akan Perkarakan Charlie Hebdo Atas Karikatur Erdogan

Pemerintah Turki menyatakan akan mengambil jalur hukum atas perkara karikatur Recep Tayyip Erdogan di majalah Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

29 Oktober 2020

Prancis Balas Kecaman Turki Soal Karikatur Erdogan di Charlie Hebdo

Pemerintah Prancis merespon kecaman Turki perihal karikatur Presiden Recep Tayyip Erdogan di sampul halaman majalah satir Charlie Hebdo.

Baca Selengkapnya

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

29 Oktober 2020

Presiden Iran Ikut Komentari Masalah Charlie Hebdo, Turki, dan Prancis

Presiden Iran Hassan Rouhani ikut berkomentar soal ketegangan antara Prancis dan Turki yang dipicu oleh karikatur Nabi Muhammad dari Charlie Hebdo

Baca Selengkapnya

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

6 Oktober 2020

Emmanuel Macron Mau Perkuat Hukum Sekuler Prancis untuk Lawan Islam Radikal

Emmanuel Macron akan mengusulkan rancangan undang-undang yang akan menguatkan penegakan sekuler untuk melawan Islam radikal.

Baca Selengkapnya