TEMPO.CO, Sleman - Paguyuban Trah Ki Ageng Giring-Ki Ageng Pemanahan mengukuhkan Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabukusumo menjadi Sri Sultan Hamengku Buwono XI. Alasannya, sejak adanya sabda raja 30 April 2015, takhta Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat mengalami kekosongan atau disebut komplang.
"Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan adalah kakek moyang pendiri Kerajaan Mataram," kata Ketua Paguyuban Trah Ki Ageng Giring-Ki Ageng Pemanahan, Satria Djojonegoro, Minggu, 12 Juli 2015.
Prabukusumo adalah putra Sri Sultan Hamengku Buwono IX, atau adik Sultan sekarang. Sebelum dikukuhkan, ia diangkat menjadi putra mahkota. Namanya menjadi Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengkunegoro Sudibya Raja Putra Narendra Mataram.
Lalu kumpulan Trah itu mengukuhkan putea mahkota itu menjadi Sultan Hamengku Buwono Senopati ing Ngalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping XI (Sewelas) ing Ngayogyakarta Hadiningrat.
Berlokasi di Petilasan Kraton Ambarketawang, Gamping, Sleman, tujuh orang trah Ki Ageng Giring dan Ki Ageng Pemanahan mengukuhkan adik tiri Sultan HB X. Petilasan itu merupakan pesanggrahan Sri Sultan Hamengku Buwono I. Mereka mempunyai alasan kuat untuk mengukuhkan.
Dasar mereka atas pengukuhan itu, antara lain, adalah perjanjian Giyanti 13 Februari 1755, Piagam Kedudukan Presiden tanggal 19 Agustus 1945, Laku Amanat Sultan IX tanggal 5 September 1945, dan UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Pengukuhan ini sudah sesuai dengan angger-angger, budaya, paugeran, dan adat-istiadat di Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat," kata Satria.
Ia menambahkan, setelah pengukuhan ini, ia akan mendatangi rumah Sultan XI di Jalan Ngadisuryan Kompleks Alun-alun Kidul Yogyakarta untuk menyampaikan surat pengukuhan.
SYAIFULLAH
Berita terkait
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh
9 hari lalu
Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.
Baca SelengkapnyaCerita dari Kampung Arab Kini
10 hari lalu
Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaBegini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X
13 hari lalu
Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi
Baca SelengkapnyaSultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional
17 hari lalu
Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaSultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?
43 hari lalu
Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.
Baca Selengkapnya60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar
48 hari lalu
Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat
Baca SelengkapnyaMenengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta
50 hari lalu
Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755
Baca SelengkapnyaKeraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat
50 hari lalu
Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.
Baca SelengkapnyaDI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah
54 hari lalu
Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram
Baca SelengkapnyaKetua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan
58 hari lalu
Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.
Baca Selengkapnya