Dampak Putusan MK, Golkar Usung Istri Wali Kota Pekalongan

Reporter

Sabtu, 11 Juli 2015 04:09 WIB

Muhammad Basyir Ahmad Syawie, Walikota Pekalongan. Wikipedia

TEMPO.CO , Semarang: Partai Golkar Jawa Tengah menyatakan segera mengambil keputusan untuk mengusung calon kepala daerah dari keluarga inkumben menyusul adanya keputusan Mahkamah Konstitusi yang mencabut larangan keluarga inkumben maju dalam pilkada.

Bendahara Partai Golkar Jawa Tengah Sasmito menyatakan salah satu daerah yang akan mengusung keluarga inkumben adalah Kota Pekalongan. “Ibu Balqies Diab yang merupakan istri Wali Kota Pekalongan (Ba’asyir Ahmad) punya potensi bisa didorong menjadi calon Wali Kota,” kata Sasmito kepada Tempo, Jumat, 10 Juli 2015.

Selain menjadi istri pejabat, saat ini Balqies Diab juga menjabat sebagai Ketua DPRD Pekalongan. Sebelum ada keputusan MK, beberapa waktu lalu Ba’asyir sudah mengajukan surat pengunduran diri sebagai Wali Kota. Pengunduran diri ini ditengarai untuk melapangkan jalan istrinya menjadi calon wali kota. Sebab, saat itu keluarga inkumben dilarang maju sebagai calon kepala daerah.

Golkar setuju dengan mengusung calon keluarga inkumben. Sebab, kata Sasmito, setiap warga punya hak untuk dipilih dan memilih dalam pilkada. Tapi, kata Sasmito, Golkar tak akan sekoyong-konyong mengusung sembarang calon kepala daerah dari figur keluarga inkumben.

Menurut Sasmito, calon yang diusung Golkar harus memenuhi syarat-syarat agar bisa menang. Kata dia, dalam mengusung calon kepala daerah pasti harus memiliki banyak pertimbangan. “Kalau keluarga inkumben biasa-biasa saja ya tidak bisa,” kata Sasmito.

Golkar Jawa Tengah menilai selama ini istrinya bekas Wali Kota Pekalongan Ba’asyir Ahmad memiliki sepak terjang cukup baik di masyarakat. “Karena beliau menonjol ya banyak dukungan,” kata dia.

Saat ini, Golkar di 35 kabupaten/kota bersama Golkar Jawa Tengah masih terus menggodok nama-nama lain yang bakal diusung menjadi calon kepala daerah.

Sebelumnya, Basyir Ahmad mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wali Kota Pekalongan. Pengunduran ini diduga untuk melempengkan jalan istrinya menjadi calon Wali Kota. Sebab, dalam aturan yang lama keluarga inkumben dilarang maju. Belakangan, MK mencabut larangan tersebut.

Majelis konstitusi berpendapat Pasal 7 huruf r Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah, yang sebelumnya melarang hal tersebut, bertentangan dengan konstitusi. "Pasal tersebut melanggar hak konstitusi warga negara untuk memperoleh hak yang sama dalam pemerintahan," kata hakim konstitusi Anwar Usman.

Pasal 7 huruf r Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 melarang calon kepala daerah memiliki konflik kepentingan dengan kepala daerah inkumben. Dalam penjelasan, yang dimaksud sebagai "konflik kepentingan" adalah sang calon berhubungan darah, hingga ipar dan menantu, dengan pemimpin daerah, misalnya bupati atau gubernur. Aturan ini dibuat untuk mencegah terbentuknya dinasti politik, yang telah bermunculan di banyak daerah dan cenderung koruptif.

ROFIUDDIN

Berita terkait

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

25 hari lalu

Soal Pencalonan Anak Zulhas dan Ridwan Kamil di Pilgub DKI, Pengamat: Belum Pasti ada Politik Dinasti

Pandangan pengamat politik perihal isu pencalonan anak Ketum PAN dengan Ridwan Kamil di Pilgub DKI 2024.

Baca Selengkapnya

UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

50 hari lalu

UGM dan UI 'Jewer' Lagi Jokowi dengan 3 Poin Kampus Menggugat dan 7 Pokok Seruan Salemba

UGM dan UI kembali "menjewer" Jokowi Terbaru adalah Kampus Menggugat dan Seruan Salemba, Berikut poin-poin tuntutan mereka.

Baca Selengkapnya

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

51 hari lalu

Politik Dinasti Jokowi Ramai-ramai Disorot Pengamat Politik, Pakar Hukum Tata Negara sampai Media Internasional

Politik dinasti Jokowi kembali disorot setelah Gibran jadi cawapres, Bobby Nasution niat maju Gubernur Sumatera Utara, pun Kaesang dan Erina Gudono.

Baca Selengkapnya

Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

54 hari lalu

Ketua BEM Unri: Politik Dinasti Merusak Demokrasi, Rencana Jahat yang Diatur dengan Baik

Ketua BEM Unri Muhammad Ravi menyoroti berbagai dugaan kecurangan Pemilu 2024 dan penyelewengan konstitusi. Ini katanya.

Baca Selengkapnya

Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

5 Maret 2024

Lonjakan Suara PSI Disorot, Begini Kisah Kaesang 2 Hari Jadi Anggota Langsung Jabat Ketua Umum PSI

Perolehan suara PSI dalam Sirekap KPU melonjak sejak Jumat, 1 Maret 2024 menuai sorotan. Begini kisah Kaesang menjabat Ketua Umum PSI.

Baca Selengkapnya

Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

15 Februari 2024

Ditolak PTUN Jakarta, TPDI akan Gugat Lagi Dinasti Politik dan Nepotisme Jokowi

Gugatan nepotisme Jokowi yang dilayangkan Perekat Nusantara dan TPDI tidak diterima PTUN Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

10 Februari 2024

Tak Hanya dari Kampus, Jokowi Mendapat Kritikan dari Banyak Komunitas dan Aliansi, Termasuk Komunitas Utan Kayu

Jokowi banjir kritikan bukan hanya dari kampus tapi juga dari berbagai komunitas dan aliansi masyarakat sipil. Terakhir, dari Komunitas Utan Kayu.

Baca Selengkapnya

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

8 Februari 2024

Di Makam Bung Karno, GMNI Desak Jokowi tidak Lakukan Kampanye Terselubung

GMNI buka suara soal kondisi demokrasi politik di Indonesia saat ini. Dia mendesak agar Presiden Joko Widodo tidak terlibat kampanye.

Baca Selengkapnya

Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

5 Februari 2024

Sebelum Gelar Pernyataan Sikap, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Mengaku Diintervensi

Namun hal itu tidak menyurutkan langkah mahasiswa UIN Ciputat itu untuk tetap bersuara menolak politik dinasti yang saat ini tengah ramai.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

5 Februari 2024

Terpopuler: Gagasan Anies Baswedan Libatkan Aktivis Lindungi Pekerja Migran, Mengapa Sri Mulyani Temui Megawati?

Berita terpopuler: Gagasan Anies Baswedan melibatkan aktivis melindungi pekerja migraine, mengapa Sri Mulyani temui Megawati Soekarnoputri?

Baca Selengkapnya