Foto yang dirilis oleh website Negara Islam (ISIS) yang menembakan artillery saat melawan pasukan Suriah di kota Hama, Suriah, 23 Juni 2015. Pasukan khusus yang disebut "Inghemasiyoun," daiman mereka menyusup target mereka dan bertempur sampai mati. Militant website via AP
TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Luar Negeri Abdurrahman Muhammad Fachir mengatakan belum ada informasi terbaru soal pilot Indonesia yang diduga terlibat kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Kementerian, kata Fachir masih berupaya memverifikasi data tersebut.
"Kita saling berkomunikasi dengan para penegak hukum lain, seperti BIN dan Polri," ujar Fachir di Istana Negara, Jumat, 10 Juli 2015.
Menurut Fachir, instansinya telah menjalin komunikasi dengan otoritas Turki untuk mengidentifikasi info soal dua pilot tersebut. "Soalnya kami tak pernah tahu kapan mereka ke sana," ujar dia.
Dalam laporan media Australia, The Intercept, dua pilot Indonesia menjadi objek pelacakan aparat penegak hukum wilayah Asia Tenggara karena dicurigai sebagai pendukung ISIS. Kedua pilot tersebut bernama Ridwan Agustin dan Tomi Hendratno. Tomi Hendratno disebut sebagai adalah pilot Garuda Indonesia.
Disebutkan dalam laporan Polisi Federal Australia (AFP) bahwa kedua pilot tersebut terindikasi mendukung ISIS terlihat dari isi akun Facebook mereka. Pada akun Facebook Ridwan Agustin, AFP mengatakan sejak September 2014 tampak ada perubahan isi posting pada akun Facebook Ridwan yang mengunggah materi yang mengindikasikan dukungan kepada ISIS.
Kepada Tempo, Tomi Hendratno membantah bergabung dengan ISIS. Ia mengatakan saat ini berada di Bogor dan tak pernah berangkat ke Suriah. Adapun Ridwan Agustin belum diketahui keberadaannya.