Aktivis Apresiasi Many Pacquiao Kunjungi Mary Jane
Editor
Martha Warta Silaban
Jumat, 10 Juli 2015 09:43 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis Jaringan Buruh Migran Indonesia mengapresiasi petinju asal Filipina, Manny "Pacman" Pacquiao, yang berencana mengunjungi terpidana kasus narkotik Mary Jane Fiesta Veloso di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, Yogyakarta, Jumat, 10 Juli 2015.
Aktivis Jaringan Buruh Migran Indonesia, Karsiwen, menyatakan berterima kasih kepada petinju yang mendukung pembebasan Mary Jane itu. Kedatangan Pacman, kata Karsiwan, akan menambah semangat Mary Jane. Sebagai bentuk ucapan terima kasih, Jaringan Buruh Migran Indonesia berencana menemui Pacman di Wirogunan.
Para aktivis akan memberikan cendera mata kepada petinju itu pada Jumat, 10 Juli 2015. Pacman rencananya datang bersama istrinya. “Kenang-kenangan itu juga mewakili ungkapan terima kasih keluarga Mary Jane dan organisasi buruh migran Filipina, Migrante International,” kata Karsiwen ketika dihubungi Tempo, Jumat pagi, 10 Juli 2015.
Jaringan Buruh Migran dan Migrante International selama ini gigih mengadvokasi kasus yang membelit Mary Jane. Para aktivis itu menemani keluarga Mary Jane hingga ia lolos dari eksekusi mati pada April 2015 di Nusakambangan, Jawa Tengah.
Aktivis terus menggalang solidaritas dan kampanye pembebasan Mary Jane dari eksekusi mati. “Kami berharap dukungan Pacman menjadi inspirasi bagi para penggemarnya di seluruh dunia, untuk turut mendukung pembebasan Marry Jane dari ancaman hukuman mati,” kata Karsiwen.
Mary Jane ditangkap atas tuduhan membawa heroin seberat 2,6 kilogram di Bandar Udara Adisutjipto, Yogyakarta, pada 25 April 2010. Mary Jane saat itu memakai penerbangan pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur ke Yogyakarta. Mary, yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga, adalah penduduk Filipina.
Pada Oktober 2010, ia divonis mati. Pada 11 Oktober 2010, Pengadilan Negeri Sleman, Yogyakarta, memberikan vonis mati kepada Mary Jane. Putusan itu diperkuat hingga tingkat kasasi. Permohonan grasinya ditolak Presiden Joko Widodo pada 30 Desember 2014.
SHINTA MAHARANI