TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi Hukum Dewan Perwakilan Rakyat mendesak kepolisian membuka kasus-kasus korupsi yang sedang ditangani lembaga itu. Hal ini disampaikan dalam rapat kerja dengan kepolisian, Kamis, 2 Juli 2015.
"Katanya Bareskrim sedang menangani sembilan kasus korupsi dengan nilai triliunan. Prosesnya sudah sejauh mana?" kata anggota komisi dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Imam Suroso, pada rapat kerja tersebut.
Selain meminta Polri membeberkan proses penanganan sembilan kasus itu, Imam juga ingin mengetahui tindak lanjut kasus BP Migas, TPPI, dan penanganan kasus cetak sawah fiktif di Ketapang, Kalimantan Barat. "Apakah benar melibatkan mantan menteri, dan sejauh mana penanganan kasus ini," ujar Imam.
Sebelumnya, Kepala Bareskrim Budi Waseso mengklaim sedang menangani sembilan kasus korupsi besar yang melibatkan sejumlah pejabat negara dan bernilai triliunan rupiah. Salah satunya adalah dugaan korupsi penjualan kondensat dari SKK Migas kepada PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI).
Kasus-kasus tersebut, kata Budi, merupakan kasus baru dan hasil pengembangan kasus lainnya. "Dilihat saja nanti. Kalau sudah disidik, baru kelihatan," kata Budi, Kamis pekan lalu.
Bambang Soesatyo dari Fraksi Partai Golkar juga meminta penjelasan kepolisian tentang sembilan kasus yang ditangani itu. Menurut dia, hal ini perlu diketahui publik agar semakin banyak uang negara yang diselamatkan.
INDRI MAULIDAR
Berita terkait
Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa
1 jam lalu
Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?
Baca SelengkapnyaPermintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?
2 jam lalu
Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?
Baca SelengkapnyaDPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei
3 jam lalu
KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAmnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware
18 jam lalu
Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM
Baca SelengkapnyaKPK Temukan Dokumen dan Bukti Elektronik soal Proyek Pengadaan Rumah Dinas saat Geledah Kantor Setjen DPR
1 hari lalu
KPK menemukan beberapa dokumen yang berhubungan dengan proyek dugaan korupsi pengadaan perlengkapan rumah dinas DPR dalam penggeledahan.
Baca SelengkapnyaSaid Iqbal Yakin Partai Buruh Masuk Senayan pada Pemilu 2029
2 hari lalu
Presiden Partai Buruh Said Iqbal menyakini partainya masuk ke Senayan pada pemilu 2029 mendatang.
Baca SelengkapnyaKPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini
2 hari lalu
KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020
Baca SelengkapnyaReaksi DPR Soal Arab Saudi Izinkan Pemegang Semua Jenis Visa Lakukan Umrah
3 hari lalu
DPR menyatakan kebijakan Arab Saudi bertolak belakang dengan Undang-Undang tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji dan Umrah.
Baca SelengkapnyaDitolak Partai Gelora untuk Gabung Kubu Prabowo, PKS Tak Masalah Jadi Koalisi atau Oposisi
4 hari lalu
Partai Gelora menyebut PKS selalu menyerang Prabowo-Gibran selama kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaGerindra Klaim Suaranya di Papua Tengah Dirampok
4 hari lalu
Gerindra menggugat di MK, karena perolehan suaranya di DPR RI dapil Papua Tengah menghilang.
Baca Selengkapnya