Panglima TNI Jenderal Moeldoko pada acara pengarahan kepada para prajurit TNI dan Polri di markas 700/Raider di Makassar, 11 Mei 2015. TEMPO/Iqbal Lubis
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Moeldoko mengakui bahwa usia alat angkut udara, termasuk pesawat Hercules yang dimiliki Indonesia rata-rata sudah uzur. Namun Moeldoko mengklaim kondisinya masih layak terbang.
Salah satu yang membuat pesawat-pesawat tersebut masih layak terbang adalah perawatan yang intensif. "Anggota kami cukup tekun dalam memperbaiki dan memoles. Luar biasa kemampuan yang mereka miliki," kata Moeldoko, usai melakukan penandatanganan dengan Badan Keamanan Laut, di Jakarta, Kamis, 2 Juli 2015. Menurut Moeldoko, TNI masih memiliki beberapa jenis pesawat Hercules dari berbagai tahun pembuatan. Untuk Hercules dengan tahun pembuatan 1960, TNI memiliki delapan unit. Adapun untuk tahun pembuatan 1978, jumlahnya 12 unit, sedangkan tahun 1980an, ada enam unit. "Jadi alat angkut udara kita usianya cukup tua. "
Pesawat milik TNI Angkatan Udara berjenis C-130 Hercules dengan nomor A-1310 jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Selasa, 30 Juni 2015. Pesawat tersebut dipiloti Kapten Sandy Permana. Hercules nahas itu lepas landas dari Pangkalan Udara Suwondo, Medan, pukul 11.48 WIB. Pesawat tersebut memiliki tujuan akhir Lanud Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan misi Penerbangan Angkutan Udara Militer. Akibat kecelakaan itu, setidaknya 122 orang menjadi korban jiwa. Sebanyak 12 korban merupakan awak pesawat, sisanya diduga korban sipil. Menurut Moeldoko, Hercules yang jatuh di Medan tersebut merupakan buatan 1960 dan digunakan pada 1964. Moeldoko membantah bahwa pesawat tersebut tak layak terbang.
Bahkan menurut Moeldoko, hitungan kilometer pesawat tersebut masih muda. "Hercules yang jatuh itu tadinya tanker, tapi karena sudah tidak digunakan maka digunakan sebagai kargo untuk alat angkut."