Rekor MURI untuk Ahmad Rusdi, Pejabat yang Layani 6 Presiden
Editor
Untung Widyanto koran
Selasa, 30 Juni 2015 14:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) memberikan penghargaan kepada Direktur Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri dan Kepala Protokol Negara Ahmad Rusdi. "Beliau mendapat penghargaan sebagai pejabat protokol yang telah melayani enam Presiden Indonesia selama 17 tahun pengabdiannya,” kata pendiri MURI, Jaya Suprana.
Pemberian penghargaan itu dilakukan pada Selasa petang, 30 Juni 2015, di Balairung Jaya Suprana School of Performing Arts, pusat perbelanjaan Mall of Indonesia, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Menurut Jaya, keenam presiden itu adalah Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputeri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan presiden sekarang Joko Widodo.
Ahmad Rusdi lulus Sekolah Dinas Luar Negeri Departemen Luar Negeri tahun 1983. Setelah berdinas di Praha (Republik Cek), Islamabad (Pakistan), dan London (Inggris), dia kembali ke Tanah Air. Tahun 1998, dia mulai bekerja di Istana Presiden membantu melayani Presiden Soeharto untuk kunjungan ke luar negeri dan menerima tamu negara.
Tugas itu makin intensif saat pemerintahan Presiden B.J. Habibie dan Abdurrahman Wahid. Dia dipercaya menjadi tim pendahulu dan main group dalam lawatan dua presiden tersebut ke 45 negara. Pada era Presiden Megawati, Rusdi dipercaya menjadi Kepala Biro Protokol Sekretariat Presiden.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kemudian mempercayakannya sebagai Kepala Rumah Tangga Presiden, Kepala Protokol Negara, dan Dirjen Protokol dan Konsuler. Posisi ini tetap bertahan pada era Presiden Joko Widodo. "Saya harus menjaga rahasia negara dan tidak mengenal waktu, 20 jam dalam sepekan, serta tidak mempersulit orang lain," ujar Rusdi, yang lahir di Pekalongan pada 1957.
Ahmad Rusdi menyampaikan terima kasih dan bersyukur atas amanah yang dipercayakan pemerintah sehingga mendapat penghargaan yang diberikan MURI. "Semua ini saya dasari atas nasihat kedua orang tua yang menekankan untuk bekerja dengan penuh tanggung jawab, loyal, jujur, tidak mengenal waktu, pandai bergaul, disiplin, dan dapat menjaga kerahasiaan,” tuturnya.
Baca juga:
Eksklusif, Suap Obat: Dokter Ditawari Pergi Haji hingga PSK
Digertak Yusril Soal Sampah, Begini Reaksi Kubu Ahok
Rusdi bercerita, dua pekan lalu, Jaya Suprana mendatanginya. Pendiri MURI ini bertanya-tanya soal pekerjaan Rusdi sebagai petugas protokol yang melayani Presiden Indonesia dan kepala negara lain yang berkunjung ke Tanah Air. Selama tiga jam mereka mengobrol. Beberapa hari kemudian, Jaya Suprana, yang merupakan Presiden Komisaris Jamu Jago Grup, datang kembali dan mengatakan akan menyerahkan anugerah MURI kepada Ahmad Rusdi.
<!--more-->
Bagi Rusdi, multikulturalisme sudah ditanamkan keluarganya sejak kecil. Haji Syakur Nawawi, ayahnya, adalah seorang keturunan pengrajin batik ternama di kota pesisir, Pekalongan, Jawa Tengah. Begitu juga dengan ibunya, Hajah Soffah Syakur. Batik buatan Haji Syakur merambah ke beberapa kota di Tanah Air. Juga diekspor ke luar negeri, seperti Kota York, Inggris, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Sejak kecil, Rusdi bergaul dengan kawan-kawannya dari keturunan Arab, Cina, Jawa pesisir, dan pendatang (priayi). Dia juga senang mendengarkan musik, berkelana, dan rajin belajar bahasa Inggris untuk mendukung kegiatan bisnis orang tuanya dengan menerjemahkan surat-surat korespondensi dengan mitra di luar negeri.
Nilai-nilai dalam keluarga itu makin diasah ketika dia menjadi anggota pramuka siaga, penggalang, dan penegak di Pekalongan. Keanggotaan pada Gerakan Pramuka tetap diteruskan ketika kuliah di Jurusan Hubungan Internasional Universitas Padjadjaran, Bandung. Dia mewakili Indonesia mengikuti Jambore Pramuka Sedunia dan Rover Moot.
Sejak 2003, Rusdi menjabat Andalan (pengurus) Gerakan Pramuka dan dipercaya menjadi Wakil Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Bidang Hubungan Luar Negeri periode 2013-2018. Ketika menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Yunani, Rusdi ikut berkemah bersama Kontingen Indonesia pada Jambore Dunia Pramuka 2011 di Swedia.
UNTUNG WIDYANTO
Baca juga:
Eksklusif, Suap Obat: Dokter Ditawari Pergi Haji hingga PSK
Digertak Yusril Soal Sampah, Begini Reaksi Kubu Ahok