Siap Calonkan Diri Jadi Ketua PB NU, Ini Strategi Gus Sholah
Editor
Istiqomatul Hayati
Senin, 22 Juni 2015 07:56 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Tokoh Nahdlatul Ulama asal Jawa Timur KH Salahuddin Wahid mengatakan siap maju untuk mencalonkan diri menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dalam Muktamar ke-33 NU di Jombang, Jawa Timur, awal Agustus mendatang. Gus Solah, sapaan Salahuddin, mengaku mendapat desakan dari beberapa ulama yang memberikan dukungan kepada dirinya agar mencalonkan diri.
“Saya diminta oleh banyak orang supaya mau dicalonkan dan saya menyatakan saya bersedia dicalonkan. Kalau saya mau enggak usah pakai alasan,” ujar Gus Solah kepada Tempo, seusai mengisi ceramah Ramadan di Masjid Salman Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganeca, Minggu, 21 Juni 2015.
Demi memuluskan rencananya itu, Gus Solah tengah melakukan sosialisasi ke beberapa pimpinan wilayah NU di Indonesia. Namun dia mengaku belum bisa memastikan banyaknya dukungan yang akan ia raih dalam muktamar nanti.
“Saya sudah ke-18 wilayah. Yang belum itu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jakarta, terus Maluku, Papua. Papua Barat itu juga belum, NTT sekitar dua minggu lagi,” kata pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, itu.
Menurut Gus Solah, peluangnya menjadi Ketua Umum PBNU sangat terbuka lebar karena banyaknya dukungan yang ia dapat. Meskipun dipastikan akan bertarung dengan Ketua PBNU Said Aqil Siraj, Gus Solah mengaku tidak gentar. “Saya tidak berpikir sampai menang ya, yang penting saya berusaha saja,” katanya.
Dia pun beranggapan dalam pemilihan nanti tidak akan terjadi kecurangan yang akan merugikan organisasi dan nama baik PBNU selaku Ormas Islam terbesar di Indonesia. Menurut adik Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid itu, harus dibedakan antara organisasi Islam dan partai politik.
Menurut Gus Solah, dalam pemilihan Ketum PBNU sebelumnya terjadi banyak kecurangan. Mulai dari campur tangan pemerintah hingga permainan politik uang yang terjadi dalam Muktamar PBNU ke-32. “Yang jelas banyak permainan uang. Kayak parpol ya kalau pakai uang, tapi kalau saya enggak akan main uang,” ucap cucu pendiri NU, KH Hasyim Asyari itu.
AMINUDIN