Kapal yang membawa pencari suaka menghantan karang di Pulau Natal, Australia. REUTERS/Network 7 via Reuters TV
TEMPO.CO, Kupang - Imigran gelap asal Myanmar, Abdul Malik Muna, mengaku menyaksikan tentara Australia membayar anak buah kapal (ABK) agar membawa 65 imigran gelap yang hendak menuju New Zealand kembali ke Indonesia.
"Ada uang dolar yang diserahkan ke kapten kapal agar mengantar kami kembali ke Indonesia," kata Abdul kepada wartawan di Kupang, Rabu, 17 Juni 2015.
Angkatan Australia disebutkan memberi uang sebesar US$ 5.000 kepada ABK agar mengantar kembali 65 imigran ke wilayah Indonesia. Uang tersebut telah disita Polres Rote Ndao.
Menurut dia, mereka ingin mencari suaka politik ke New Zealend melalui Australia karena negara mereka sedang dilanda konflik. Namun ketika memasuki perairan Australia, mereka dihadang tentara Australia dan dipaksa untuk berbalik arah ke Indonesia. "Saya lihat langsung penyerahan uang kepada kapten kapal," katanya.
Kepala Polres Rote Ndao Ajun Komisaris Besar Hidayat membenarkan adanya uang sebesar US$ 5.000 yang disita dari tangan enam ABK yang mengantar imigran tersebut. "Benar, ada uang sebesar US$ 5 ribu yang diberikan kepada ABK," katanya.
Sebanyak 65 imigran asal Myanmar, Bangladesh, dan Sri Lanka diamankan Polres Rote Ndao pada 1 Juni 2015 di perairan Rote setelah kapal yang mereka tumpangi kehabisan bahan bakar dan karam. Kini imigran itu ditampung di salah satu hotel yang dijadikan sebagai tempat penampungan.
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney
4 hari lalu
Elon Musk Berdebat dengan Pemerintah Australia Soal Konten Penikaman Uskup di Sydney
Pemilik media sosial X Elon Musk menolak untuk menghapus konten media sosial tentang insiden penikaman uskup di Sydney, menentang perintah komisaris sensor Australia.