Sultan Yogya Minta Benih Tanaman untuk Lahan Kritis

Reporter

Senin, 15 Juni 2015 03:54 WIB

Sri Sultan Hamengku Bawono menyampaikan pidato pada acara peringatan Jumenengan Dalem di Pagelaran, Keraton Yogyakarta, 18 Mei 2015. Sri Sultan HB X dinobatkan sebagai Raja Mataram Islam sejak 7 Maret 1989. TEMPO/Pius Erlangga.

TEMPO.CO, Yogyakarta -Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono X meminta bantuan benih kepada Menteri Kehutanan untuk ditanam di lahan kritis milik petani. Luas lahan kritis di Yogyakarta mencapai 25.700 hektare. Dia berharap bantuan benih tersebut bisa menumbuhkan kemandirian perekonomian desa di sektor kehutanan.


“Pemberdayaan lahan kritis masuk kebijakan rehabilitasi untuk meningkatkan pendapatan petani,” kata Sultan setelah meneken nota kesepahaman tentang penelitian dan pengembangan kehutanan dengan Menteri Kehutanan Siti Nurbaya di gedung Pracimosono Kepatihan Yogyakarta, 13 Juni 2015.


Benih yang diminta adalah jenis tanaman yang tidak membutuhkan waktu lama untuk diproduksi. Misalnya, jati purwo, yang dalam waktu 10 tahun bisa mencapai diameter 30 sentimeter sehingga bisa dipanen. Sebaliknya, jati yang ditanam Perhutani menunggu waktu 60-80 tahun untuk bisa dipanen. “Atau tanaman nyamplung, yang bijinya bisa untuk biodiesel,” kata Sultan.


Berdasarkan data Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan R. Sutarto, dari 25.700 hektare lahan kritis, mayoritas berada di Kabupaten Gunungkidul, yakni sebanyak 18 ribu hektare. Sisanya tersebar di Kabupaten Kulon Progo, Bantul, dan Sleman.


Sedangkan total luas lahan hutan di Yogyakarta mencapai 94 ribu hektare, meliputi hutan rakyat 76 ribu hektare, hutan negara 18.715 hektare, hutan produktif 13.411 hektare, hutan lindung 2.312 hektare, dan hutan konservasi 2.994 hektare.


Advertising
Advertising

Dalam pertemuan tersebut, Menteri Siti Nurbaya menyerahkan bibit jati dan benih kayu putih kepada Sultan. Menteri Siti memberi bibit pohon jati lantaran kedua tanaman tersebut banyak ditanam di hutan-hutan di DIY. “Bahkan Nusa Tenggara Timur mau ambil kayu cendana dari Yogya,” kata Siti.


Menteri Siti meminta masyarakat tidak hanya mengandalkan produksi dari hasil hutan untuk upaya peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat kawasan hutan, mengingat waktu tanam hingga memanen membutuhkan bertahun-tahun. “Hutan juga tak sekadar untuk konservasi, tapi juga wisata,” kata Siti.


PITO AGUSTIN RUDIANA

Berita terkait

Warga Soal Ramalan Jakarta Tenggelam: Tiru Belanda dan Tambah Area Penyerapan

4 September 2021

Warga Soal Ramalan Jakarta Tenggelam: Tiru Belanda dan Tambah Area Penyerapan

Prediksi Jakarta tenggelam tak sampai 30 tahun lagi tengah menjadi sorotan publik bahkan dunia internasional.

Baca Selengkapnya

Aktivis Yogya Minta Lahan Telantar Jadi Ruang Terbuka Hijau

29 Februari 2016

Aktivis Yogya Minta Lahan Telantar Jadi Ruang Terbuka Hijau

Pembangunan hotel yang memakan lahan potensial terus berlangsung, sementara lahan telantar dibiarkan tak menjadi ruang terbuka hijau.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa di Malang Kembangkan Model Reservoir Air Hujan  

11 September 2015

Mahasiswa di Malang Kembangkan Model Reservoir Air Hujan  

Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang mengembangkan model pemanfaatan air hujan untuk kebutuhan air bersih di gedung perkantoran.

Baca Selengkapnya

Ratusan Ribu Hektare Lahan di Jawa Barat Kritis

16 Desember 2010

Ratusan Ribu Hektare Lahan di Jawa Barat Kritis

Sekitar 151 ribu hektar lahan yang tersebar di 26 kota/ kabupaten di Jawa Barat, kondisinya kritis.

Baca Selengkapnya

Hampir Sebulan Disegel, Nasib Eks Taman Ria Tak Jelas  

22 Agustus 2010

Hampir Sebulan Disegel, Nasib Eks Taman Ria Tak Jelas  

Tak jelas juga sampai kapan lahan itu akan disegel. "Kalau urusan jadi apanya, itu Gubernur atau Dinas Tata Ruang. Yang memastikan bukan kami."

Baca Selengkapnya

Lahan Kritis Kabupaten Cirebon Mencapai 3.834 Hektare  

16 Juli 2010

Lahan Kritis Kabupaten Cirebon Mencapai 3.834 Hektare  

Jumlah tersebut terdiri dari 2.307,07 hektare lahan kritis yang terdapat di darat, dan 1.527,38 hektare di pantai.

Baca Selengkapnya

Luas Rawa Palembang Menyusut dari 22.000 Jadi 7.300 Hektare

14 Januari 2010

Luas Rawa Palembang Menyusut dari 22.000 Jadi 7.300 Hektare

Pembangunan perumahan mewah dan gedung perkantoran membuat luas rawa di kota Palembang, Sumatera Selatan, menyusut dari 22.000 hektare menjadi sekitar 7.300 hektare.

Baca Selengkapnya

Alih Fungsi Lahan Akibatkan Daerah Rawan Banjir di Jawa Tengah Meluas

13 Januari 2010

Alih Fungsi Lahan Akibatkan Daerah Rawan Banjir di Jawa Tengah Meluas

Banyaknya alih fungsi lahan di Jawa Tengah mengakibatkaan daerah rawan banjir di wilayah itu dari tahun ke tahun semakin meluas.

Baca Selengkapnya

Keterwakilan Masyarakat di Dewan Citarum Minim

16 Desember 2008

Keterwakilan Masyarakat di Dewan Citarum Minim

Keterwakilan masyarakat dalam penataan kawasan sungai Citarum semakin minim. Dari 12 orang anggota Dewan Sumber Daya Alam Wilayah Citarum, hanya 5 orang yang menjadi wakil masyarakat.

Baca Selengkapnya

Bangun di Lahan Konservasi Kena Pajak Tinggi

5 September 2008

Bangun di Lahan Konservasi Kena Pajak Tinggi

Pemerintah akan mengenakan pajak tinggi kepada pengembang yang membangun di kawasan hijau atau konservasi.

Baca Selengkapnya