Menteri Andrinof Ajak Dialog Penentang PLTU Batang

Reporter

Minggu, 14 Juni 2015 03:53 WIB

Warga Batang membentuk tulisan "Tolak PLTU" dengan konfigurasi perahu sebagai aksi bersama Greenpeace menolak rencana pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubara di Desa Ponowareng, Batang, Jawa Tengah, Rabu 24 September 2014. ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Yogyakarta -Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Andrinof Achir Chaniago menuding para aktivis yang menentang pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Batang, Jawa Tengah, telah mengabaikan fakta besarnya kebutuhan listrik nasional.


Menurut Andrinof, selama ini para penentang pembangunan PLTU Batang tidak mau diajak berdialog. “Jangan serang dari jauh, demo di mana-mana, tapi tidak mau dialog,” katanya setelah berbicara di forum “Dialog Menjembatani Penelitian dengan Pengambilan Kebijakan” di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, 12 Juni 2015. Padahal, kata dia, kalau mereka mau berdialog, pemerintah sudah menyiapkan jawaban tentang perlunya PLTU Batang tersebut.

Para penentang PLTU Batang tersebut tidak memperhatikan masalah kelistrikan di Indonesia. Pembangkit ini, menurut dia, mampu menghasilkan produksi listrik sebesar 2.000 megawatt yang bisa memenuhi kebutuhan industri di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Produksi listrik sebesar itu akan mendorong tumbuhnya sektor industri dan membuka lapangan kerja yang lebih besar.


Kekurangan Listrik


Proyek PLTU Batang tersebut, kata Andrinof, merupakan bagian dari rencana pemerintah untuk memanfaatkan potensi batu bara nasional. Sebab, selama ini produksi batu bara dalam negeri yang berlimpah lebih banyak diekspor dan malah membantu pembangunan infrastruktur negara lain. “Sementara masyarakat kita tertinggal, kekurangan listrik, seperti mati di lumbung padi,” ujarnya.

Adapun ihwal risiko dampak lingkungan dari keberadaan PLTU Batang, menurut Andrinof, pemerintah sudah menyiapkan solusi untuk masalah tersebut. Karena itu, kata dia, penentangan terhadap PLTU Batang tidak menjadi harga mati. “Dari kajian yang ada, tidak ada dampaknya ke lingkungan,” ujarnya.

Saat meluncurkan program listrik nasional 35 ribu megawatt di Bantul pada awal Mei lalu, Presiden Joko Widodo menargetkan pembangunan PLTU Batang harus mulai berjalan pada Juni ini. Namun pembangunan PLTU tersebut terus terhambat akibat belum selesainya masalah pembebasan lahan.

Selama ini, berdasarkan catatan Tempo, rencana pembangunan PLTU di Batang, Jawa Tengah, mengundang reaksi keras dari para aktivis lingkungan serta petani dan nelayan di sekitar lokasi pembangkit ini. Alasan penolakan adalah pembangkit ini berpotensi menghasilkan jutaan ton emisi karbon setiap tahun, sekaligus mengancam sektor pertanian dan perikanan laut di sekitarnya.


ADDI MAWAHIBUN IDHOM | IQBAL MUHTAROM


Advertising
Advertising

Berita terkait

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

3 hari lalu

BNPT Asesmen dan Sosialisasi Perlindungan Sarana Prasarana Objek Vital

BNPT menggencarkan asesmen dan sosialisasi Pedoman Pelindungan Sarana Prasarana Objek Vital yang strategis dalam Pencegahan Tindak Pidana Terorisme setelah melakukan serangkaian asesmen venue pendukung acara Word Water Forum Ke-10.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

26 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Bangun Pembangkit hingga Suplai Material, Walhi Prediksi Lingkungan Sekitar IKN Tambah Rusak

55 hari lalu

Bangun Pembangkit hingga Suplai Material, Walhi Prediksi Lingkungan Sekitar IKN Tambah Rusak

Walhi memprediksi kerusakan lingkungan di sekitar IKN akan semakin parah buntut banyak proyek seperti pembangkit listrik hingga suplai material.

Baca Selengkapnya

Kembangkan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan, Pertamina NRE Gandeng Hitachi Energy

23 Januari 2024

Kembangkan Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan, Pertamina NRE Gandeng Hitachi Energy

Pertamina NRE bekerja sama dengan Hitachi Energy mengembangkan inovasi konservasi energi dan sistem ketenagalistrikan yang ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Bauran Energi Terbarukan Rendah, IESR Dorong PLTS dan Minta Komitmen Politik

17 Januari 2024

Bauran Energi Terbarukan Rendah, IESR Dorong PLTS dan Minta Komitmen Politik

Institute for Essential Services Reform (IESR) mengatakan pemerintah mesti bisa memanfaatkan sisa waktu dua tahun mengejar target bauran energi terbarukan sebesar 23 persen.

Baca Selengkapnya

Sumitomo dan Jawa Barat Sepakati Groundbreaking TPPAS Legoknangka Semester I 2024

20 Desember 2023

Sumitomo dan Jawa Barat Sepakati Groundbreaking TPPAS Legoknangka Semester I 2024

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin, Sumitomo Corporation, serta PLN menandatangani nota kesepahaman pembangunan TPPAS Legoknangka di sela KTT ASEAN-Jepang.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Tak Hilangkan Batu Bara dalam Waktu Dekat Meski Targetkan NZE, Begini Penjelasan Kementerian ESDM

1 Desember 2023

Pemerintah Tak Hilangkan Batu Bara dalam Waktu Dekat Meski Targetkan NZE, Begini Penjelasan Kementerian ESDM

Batu bara yang tidak dipakai untuk bahan baku pembangkit bisa dimanfaatkan dalam bentuk yang sudah diolah dan lebih hijau melalui proses hilirisasi.

Baca Selengkapnya

PLN Resmikan 21 Green Hydrogen Plants: Terbanyak di Asia Tenggara

21 November 2023

PLN Resmikan 21 Green Hydrogen Plants: Terbanyak di Asia Tenggara

PT PLN (Persero) meresmikan 21 unit Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Berharap PLTS Cirata Bisa Menarik Investor Lirik Proyek EBT di RI

16 November 2023

Pemerintah Berharap PLTS Cirata Bisa Menarik Investor Lirik Proyek EBT di RI

M. Pradana Indraputra menilai Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata memacu pertumbuhan ekosistem investasi hijau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN: 75 Persen Penambahan Kapasitas Pembangkit Berbasis Energi Terbarukan

14 November 2023

Dirut PLN: 75 Persen Penambahan Kapasitas Pembangkit Berbasis Energi Terbarukan

Dirut PLN menyebut, dalam RUPTL yang sedang disusun, 75 persen penambahan kapasitas pembangkit yaitu berbasis pada energi baru terbarukan.

Baca Selengkapnya