Ratusan Sungai di Jateng Telah Tercemar

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Kamis, 11 Juni 2015 14:37 WIB

Walikota Solo, Joko Widodo (tengah) bersama dengan Corporate Communication PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), Wiyanna (kiri) dan Wadan Grup 2 Kopassus, Kolonel (inf) Richard Tampubolon (kedua kiri) menyusuri Sungai Bengawan Solo dalam "Save Bengawan Solo" di Sukoharjo, Jateng, Jumat (16/3). Save Bengawan Solo bertujuan untuk mengamati dan memperbaiki lingkungan Daerah Alisan Sungai Bengawan Solo dari berbagai bencana, seperti banjir, tanah longsor, pendangkalan sungai maupun timbulnya wabah penyakit. Tempo/Andry Prasetyo

TEMPO.CO, Semarang - Sebanyak 136 sungai di hampir semua kota di Jawa Tengah telah tercemar. “Termasuk Bengawan Solo, Banjir Kanal di Semarang. Kondisi sungai di semua kawasan industri semuanya parah,” kata pakar lingkungan dari Universitas Diponegoro Semarang, Sudarto, pada persiapan kongres Sungai di Semarang, Kamis, 11 Juni 2015.

Pencemaran berasal dari limbah industri dan limbah domestik dari permukiman. Padahal, katanya, sudah banyak industri di Jawa Tengah yang memiliki instalasi pengolahan air limbah. “Tapi tidak melakukan audit lingkungan,” ujarnya. Menurut Sudarto, mestinya negara menghukum industri yang mencemari sungai.

Adapun masyarakat yang menghasilkan limbah domestik tak punya kesadaran mengolah limbah. Akibatnya, “Efek pencemaran sungai di Jateng semakin banyak,” kata Sudarto. Air sungai pun tak bisa digunakan, sehingga merugikan masyarakat di sekitar aliran sungai.

Panitia Konggres Sungai Indonesia 2015, Wahyudi Mukti menyatakan kondisi sungai yang tercemar itu menjadi alasan ia bersama sejumlah kelompok peduli lingkungan menggelar konggres sungai di Banjarnegara, Jawa Tengah, pada 26 hingga 30 Agustus 2015. “Kami prihatin karena kondisi sungai di Indonesia telah kritis,” kata Wahyudi.

Menurut dia, sungai saat ini telah terpinggirkan dari perspektif pembangunan masyarakat. “Konggres sungai ini sebagai sarana bagi para pihak guna mengkonsolidasikan pikiran dan merancang strategi penyelamatan sungai,” kata Wahyudi.

Dia menjelaskan, ada enam agenda kajian mengenai sungai yang dibahas dalam kongres itu, antara lain memetakan masalah dan tantangan pengelolaan sungai, mengkonsolidasikan pengalaman kerja praktik berbasis sungai, merumuskan peradaban sungai sebagai sendi kemaritiman, serta membangun jejaring kerja masyarakat sugai Indonesia.

EDI FAISOL

Berita terkait

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

15 hari lalu

Banjir Dasyat Setinggi Leher Terjang Guangdong Cina, 11 Orang Hilang

Sebelas orang hilang di Guangdong akibat banjir dasyat di provinsi selatan Cina itu pada Senin 22 April 2024

Baca Selengkapnya

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

46 hari lalu

Kali Kamal Meluap, Ruas Tol Sedyatmo Masih Terendam

Ruas Tol Sedyatmo KM 27 terpantau hingga Jumat 22 Maret 2024 pukul 18.00 WIB masih terendam air luapan Kali Kamal.

Baca Selengkapnya

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

49 hari lalu

Mentan Galakkan Pompanisasi 500 Ribu Hektare di Jawa, Siapkan Anggaran Rp 5,8 Triliun

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman bakal melakukan pompanisasi pada 500 ribu hektare lahan tadah hujan di Pulau Jawa.

Baca Selengkapnya

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

23 Januari 2024

500 Ribu Meter Kubik Material Erupsi Gunung Marapi Ancam Warga hingga 7 Kilometer

Jika terjadi banjir lahar hujan, katanya, tumpukan material vulkanik Gunung Marapi tersebut dapat menjangkau hingga area tujuh kilometer.

Baca Selengkapnya

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

1 Januari 2024

BRI Peduli Ajak Masyarakat Jaga Ekosistem Sungai

BRI berupaya mendorong perbaikan dan revitalisasi sungai di sejumlah wilayah di Indonesia, terutama yang tingkat pencemaran airnya sangat tinggi terutama akibat sampah yang menumpuk.

Baca Selengkapnya

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

31 Desember 2023

Makassar, Kota Sehat yang Diarenya Meningkat

Jamban itu digunakan oleh lima orang. Mereka berdomisili di Kelurahan Banta-bantaeng, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Baca Selengkapnya

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

18 Desember 2023

Terdampak Erupsi Gunung Marapi, Ini Kondisi Terkini Hulu Sungai di Sekitarnya

Erupsi Gunung Marapi membuat sejumlah sungai terpapar abu vulkanik, guguran lava, awan panas, dan banjir bandang. Ini kondisi terkini.

Baca Selengkapnya

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

8 Desember 2023

BRIN Melakukan Penelitian Jalur Migrasi Ikan, Ada Tangga Iwak di Bendungan

BRIN melakukan penelitian jalur migrasi ikan atau fishway untuk pengelolaan sumber daya perairan sungai yang berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

28 November 2023

Busa Limbah Penuhi Kali Baru Depok, Ini Dugaan Sementara Penyebabnya

Pemkot Depok sedang menelusuri munculnya busa yang menutupi areal Curug Kali Baru, Cimanggis

Baca Selengkapnya

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

11 November 2023

Pesona Kali Biru, Sepotong Surga di Tanah Raja Ampat Papua Barat

Disebut Kali Biru karena sungai di tanah Raja Ampat ini memiliki air jernih yang memancarkan warna biru dari dasarnya.

Baca Selengkapnya