Ini Kejanggalan Kasus Hilang hingga Tewasnya Angeline
Editor
Grace gandhi
Rabu, 10 Juni 2015 19:50 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian Daerah Bali dan Komisi Nasional Perlindungan Anak mencurigai beberapa kejanggalan hilangnya bocah perempuan berumur 8 tahun, Angeline. Polisi menilai keluarga Angeline sengaja menutupi investigasi kasus ini.
"Sekarang fakta terbuka. Keluarga memang menutup-nutupi kasus ini dan ada beberapa kejanggalan di situ," kata Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait saat dihubungi Tempo, Rabu, 10 Juni 2015.
Setelah sebulan pencarian, polisi menemukan Angeline dikubur di pekarangan rumah orang tua angkatnya, Rabu siang, 10 Juni 2015. Jenazahnya dikubur pada kedalaman setengah meter. Saat ditemukan, tangan Angeline masih memeluk boneka dan tubuhnya mengenakan pakaian yang dililit seprei.
Polisi menemukan kuburan Angeline setelah tiga kali melakukan pemeriksaan di rumah Telly Margareth, 55 tahun. Margareth dan suaminya, seorang ekspatriat (asing), mengadopsi Angeline sejak bocah itu berumur 3 hari. Margareth juga memiliki dua anak kandung, yaitu Ivon dan Christina. Namun kedua anaknya itu tidak tinggal serumah dengan Margareth.
Baca juga:
Kasus Angeline, Komnas Anak Curigai Orang Ini Pembunuhnya
Jasad Angeline Ditemukan Sedang Memeluk Boneka
Twitter Banjir Ungkapan Duka untuk Angeline
Margareth tinggal bersama Angeline, Susianna, dan Antonius. Susianna mengaku sebagai penyewa kontrakan di rumah Margareth. Sedangkan Antonius adalah pembantu rumah tangga yang bertugas memelihara anjing dan ayam milik Margareth.
Arist mengungkapkan sejumlah alibi yang dipakai keluarga Angeline untuk menutupi pembunuhan siswa Sekolah Dasar Negeri 12 Sanur, Bali, itu.
1. Keluarga tidak langsung melapor ke polisi pada hari pertama hilangnya Angeline. Mereka justru membuat pengumuman pada laman akun Facebook berjudul "Find Angeline-Bali's Missing Child".
"Bayangkan, anak hilang, dia malah buat iklan, bukannya melapor ke sekolah dan polisi. Dia tak menghargai pihak sekolah," kata Arist.
2. Angeline diduga hilang di halaman rumahnya sendiri pukul 15.00 Wita pada 16 Mei 2015. Menurut hasil investigasi Komnas Perlindungan Anak, tetangga rumah yakin Angeline tidak diculik. Musababnya, pagar rumah Angeline terkunci dan ia tidak terlihat ke luar rumah.
3. Keluarga selalu menghalangi investigasi di rumah Angeline. Arist mengatakan polisi selalu gagal memeriksa kondisi rumah Angeline secara menyeluruh. Polisi hanya memeriksa beberapa ruangan rumah karena dihalang-halangi keluarga. Margareth mengaku terganggu atas pemeriksaan itu.
Keluarga juga menghalangi Komnas Anak melihat sebuah kamar rahasia di dekat pekarangan belakang, lokasi penemuan kuburan Angeline. Menurut keterangan guru dan tetangga Angeline, mereka sering melihat bocah itu dalam keadaan lusuh dan bau.
"Dia datang terlambat ke sekolah dan tubuhnya selalu bau. Kadang juga minta makan ke guru," ujar Arist.
4. Keluarga menolak kedatangan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi serta Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise yang ingin menyatakan simpati atas hilangnya Angeline. Petugas keamanan melarang Yuddy menemui Margareth. Margareth juga mengaku tak berada di rumah saat Yohana mengunjunginya.
5. Komnas Perlindungan Anak menemukan rumah Angeline tak layak huni. Menurut Arist, kondisi rumah sangat berantakan dan bau kotoran hewan. Selain itu, ia curiga karena kasur kamar tidur Margareth, yang juga sering dipakai Angeline, tidak dibalut seprei. Ia mencium bau anyir di kamar itu.
"Saya heran, masak seorang ibu tak memasang seprei? Mungkin kain itu yang dipakai untuk membungkus Angeline sebelum dikubur," tuturnya.
PUTRI ADITYOWATI
SIMAK BERITA ANGELINE TERBARU