Hossein, Bocah Imut Pengungsi Rohingya Berkisah Impiannya  

Reporter

Senin, 1 Juni 2015 05:40 WIB

Seorang anak pengungsi Rohingya berdiri di tengah tumpukan baju bekas sumbangan di Posko Pengungsi Rohingya dan Bangladesh, Desa Bayeun, Rantau Selamat, Aceh Timur, 28 Mei 2015.TEMPO/Moyang Kasih Dewimerdeka

TEMPO.CO, Aceh Timur -- Bocah laki-laki berkaus hitam mendekati pos penjaga Posko Pengungsi Bangladesh dan Rohingya di Desa Bayeun, Aceh Timur, sambil tersenyum lebar. Dia langsung disambut riuh beberapa anggota Satuan Polisi Pamong Praja dan Brimob yang ada di dalam pos.

"Sini, Hossein. Sudah mandi belum?" tanya mereka saat Tempo berada di sana, Kamis, 28 Mei 2015.

Hossein tersenyum makin lebar. "Mandi? Yes yes," ucap dia. Bocah itu lantas mengoceh dalam bahasa Myanmar yang tak seorang pun paham. Walau begitu, dia tetap saja bercerita sambil tertawa-tawa.

Petugas keamanan yang iseng membalas percakapan Hossein dalam bahasa Aceh. Percakapan itu memicu gelak tawa semua orang.

Dari semua anak-anak pengungsi Rohingya, Hossein yang terlihat paling dekat dengan petugas dan relawan di posko. Sifatnya yang ceria membuat petugas senang menggodanya. Sedikit-sedikit bocah berusia 10 tahun itu pun mulai belajar bahasa Indonesia. Mandi, makan, pusing, dan nyamuk sudah menjadi kosakatanya.

Kepada Tempo, dalam bahasa Inggris sepotong-sepotong, Hossein bercerita bahwa dia di posko bersama kakak perempuannya yang berusia 15 tahun dan abangnya yang masih 12 tahun. Ayah dan Ibu mereka masih di Myanmar. "Malaysia. Brother 17 years old there," ucap Hossein menjelaskan bahwa negara tujuannya sebenarnya adalah Malaysia. Abang tertuanya sudah lebih dulu di Negeri Jiran untuk bekerja.

Tiga kakak-beradik itu menumpang perahu dari Arkan, distrik asal mereka di Myanmar, untuk menuju Malaysia. Perahu itu membawa mereka ke sebuah kapal yang diisi ratusan pengungsi Rohingya dan pencari kerja Bangladesh.

Kapal itu ditolak oleh Thailand dan Malaysia hingga akhirnya memasuki perairan Aceh. Mereka berada di laut selama nyaris empat bulan. Nelayan Aceh membawa para pengungsi itu dari tengah laut ke daratan.

Hossein, melalui salah seorang pengungsi yang bisa berbahasa Inggris lebih lancar, mengatakan kepada Tempo bahwa dia dan saudaranya meninggalkan Myanmar karena ketakutan.

"Saya lihat orang-orang di kampung saya dibunuh," kata dia sambil menaruh tangan di leher. Senyum cerianya hilang saat menceritakan kisah itu.

Mereka berharap bisa menyusul saudara tertua di Malaysia dan memulai hidup baru di sana. "Ayah dan Ibu akan menyusul dengan pesawat nanti," kata Hossein.

MOYANG KASIH DEWIMERDEKA

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

18 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya