Enggan Lapor Harta, Jenderal Budi Waseso Permalukan Diri?

Reporter

Sabtu, 30 Mei 2015 04:32 WIB

Komjen Pol Budi Waseso. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Kajian Antikorupsi Universitas Gadjah Mada menyatakan sikap Kepala Badan Reserse dan Kriminal Pori Komisaris Jenderal Budi Waseso yang tak mau menyerahkan laporan harta kekayaan penyelenggara negara ke Komisi Pemberantasan Korupsi sebagai pembangkangan terhadap undang-undang. Laporan harta kekayaan penyelenggara negara merupakan kewajiban yang sudah diatur dalam Undang-Udang tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas
dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

"Itu pembangkangan terhadap undang-undang. Bahwa dia tak mau diatur dan tak mau mengikuti kewajiban yang ada dalam undang-undang," kata Direktus Advokasi PUKAT UGM Oce Madril saat dihubungi, Jumat, 29 Mei 2015.

Diberitakan sebelumnya, Budi Waseso enggan menyerahkan LHKPN ke KPK. Dia malah meminta KPK menelusuri sendiri harta kekayaannya. Selain itu, Budi juga menyarankan agar mekanisme penyerahan LHKPN bukan lagi pejabat negara yang menyetor, tapi penegak hukum yang menelusuri harta kekayaan penyelenggara negara.

"Dia (Budi Waseso) memperlakukan dirinya sendiri sebagai aparatur rendahan," kata Oce.

Pasal 5 Undang-Udang tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme mewajibkan setiap penyelenggara negara melaporkan dan mengumumkan kekayaannya sebelum dan setelah menjabat. Sementara menurut Oce, KPK selaku lembaga pemeriksa LHKPN cuma memverifikasi laporan yang sudah dibuat si penyelenggara negara.

"Kecuali ada dugaan si penyelenggara negara itu korupsi, baru KPK bisa inisiatif memeriksa harta kekayaannya," katanya.

Untuk itu, kata Oce, dengan penolakan menyetor LHKPN tersebut Budi Waseso sudah dikategorikan sebagai pejabat yang tak layak memegang jabatannya saat ini. Atasan Budi Waseso diminta memberi sanksi atas pembangkangan Kabareskrim itu.

KHAIRUL ANAM

Berita terkait

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

20 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

21 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

2 hari lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

2 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

2 hari lalu

Segini Harta Kekayaan Dirjen Bea Cukai Askolani yang Juga Menjabat Komisaris BNI

Dirjen Bea dan Cukai Askolani menjadi sorotan karena memiliki harta Rp 51,8 miliar

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

2 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

2 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

3 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

3 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya