TEMPO.CO, Makassar - Pemilik Rumah Makan Paotere, Tene, 58 tahun, mengaku diperas Brigadir Satu Muslim Nur Jaya, 28 tahun, polisi yang tak lain merupakan menantunya. Menurut dia, Muslim telah mengambil duitnya sekitar Rp 1 miliar dalam setahun terakhir. "Polisi kenapa kayak begitu? Seharusnya, kan, melindungi," kata Tene, Jumat, 29 Mei 2015.
Muslim bersama teman-temannya kerap mendatangi tempat usaha Tene dan menakut-nakuti pegawainya. Ia juga sering meminta istrinya meminjam uang kepada orang lain dan kemudian meminta mertuanya yang membayar.
Insiden terakhir, menantunya itu datang bersama anaknya, Nurhayati, 40 tahun, ke Rumah Makan Paotere pada pertengahan Mei lalu. Mereka mengambil uang dari dalam laci kasir. Kejadian itu terekam kamera pengawas.
Tene telah melaporkan perbuatan menantunya itu ke Markas Kepolisian Resor Pelabuhan Makassar. "Namun perkembangan penanganan perkara terkesan mandek," ujarnya.
Ia berharap polisi segera menangkap menantunya. Namun Tene mengaku tak mengetahui tempat menantunya sekarang tinggal dan bertugas. Menurut dia, Muslim dulu adalah anggota Densus 88 Antiteror. Ia sempat bertugas di Papua sebelum kemudian pindah ke Kepolisian Sulawesi Selatan dan Barat.
Juru bicara Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Hariadi, mengaku belum mengetahui ihwal kasus tersebut. Ia mengatakan akan mengecek, apakah benar Muslim Nur Jaya merupakan personel instansinya. "Saya belum tahu itu," katanya.
TRI YARI KURNIAWAN
Berita terkait
Usai Bendesa Adat Tersangka Pemerasan, Kejati Bali Buka Peluang Koordinasi dengan Majelis Desa Adat
7 jam lalu
Kejati Bali membuka peluang berkoordinasi dengan Majelis Desa Adat Bali usai menetapkan Bendesa Adat Berawa sebatersangka pemerasan investor.
Baca SelengkapnyaBendesa Adat Tersangka Pemerasan Investor, Kejati Bali Bakal Periksa Pihak Lain
9 jam lalu
Kejati Bali akan mengembangkan penyidikan perkara tersangka berinisial KR, Bendesa Adat yang memeras investor agar mendapat rekomendasi.
Baca SelengkapnyaKejati Bali Buka Peluang Kembangkan Kasus Pemerasan Bendesa Adat ke Investor Lain
17 jam lalu
Kejaksaan Tinggi membuka peluang mengembangkan kasus dugaan pemerasan Bendesa Adat di Bali.
Baca SelengkapnyaKronologi OTT Bendesa Adat Bali yang Diduga Peras Investor Rp10 Miliar
1 hari lalu
Seorang Bendesa Adat Berawa di Bali berinisial KR diduga memerasa pengusaha demi memberikan rekomendasi izin investasi
Baca SelengkapnyaKPK Bilang Kasus SYL Berpotensi Meluas ke TPPU, Apa Alasannya?
2 hari lalu
Menurut KPK, keluarga SYL dapat dijerat dengan hukuman TPPU pasif jika dengan sengaja turut menikmati uang hasil kejahatan.
Baca SelengkapnyaKejati Bali Lakukan OTT Anggota Bendesa Adat yang Diduga Lakukan Pemerasan Investasi
3 hari lalu
Kejati Bali melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap oknum Bendesa Adat di Bali. Bendesa itu diduga melakukan pemerasan investasi.
Baca SelengkapnyaBerkas Kasus Firli Bahuri Mandek di Polda Metro, Penyidik Tak Kunjung Penuhi Permintaan Jaksa Penuntut Umum
7 hari lalu
Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta merasa tak ada kedala menangani kasus dugaan pemerasan oleh eks Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaIM57 Nilai Tak Ada Lagi Alasan Penyidik Polda Metro Jaya Tidak Menahan Firli Bahuri
8 hari lalu
Sebaiknya, kata IM57, persidangan SYL dan Firli Bahuri itu berjalan bersamaan sehingga masalah pemerasan ini bisa saling terkonfirmasi.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan Khawatir Penanganan Kasus Firli Bahuri Lambat karena Unsur Politis
11 hari lalu
Novel Baswedan mengakhatirkan proses yang lama itu akibat munculnya unsur politis dalam menangani kasus Firli Bahuri yang memeras SYL.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya
11 hari lalu
Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.
Baca Selengkapnya