Migrant Care: Moratorium TKI Hanya di Atas Kertas  

Reporter

Kamis, 28 Mei 2015 05:55 WIB

Bedah, ibu dari Cicih bersama Nur Yati adek dari Cicih, Tenaga Kerja Wanita indonesia yang teracam hukuman mati di Uni emirat arab memperlihat foto anaknya saat memberikan keterangan kepada media di kantor BNP2TKI, Jakarta, 6 Mei 2015. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Migrant Care Anis Hidayah mengatakan tingginya angka kematian tenaga kerja Indonesia di luar negeri disebabkan oleh adanya pembiaran pemerintah. Moratorium pengiriman TKI dinilai tak cukup efektif mengurangi angka kematian TKI.

"Moratorium hanya di atas kertas. Yang penting itu bagaimana kebijakannya bisa bersifat sistemik," kata Anis saat dihubungi, Rabu, 27 Mei 2015. Akibat lemahnya kebijakan pemerintah Indonesia, posisi tawar yang dimiliki TKI sangat rendah. Akibatnya, buruh migran asal Indonesia sering mendapatkan perlakuan kurang baik.

Salah satu kebijakan yang menurut dia bisa berdampak sistemik yakni pengurangan peran pihak swasta dalam pengiriman TKI. Dia menuding pihak swasta sebagai bagian dari masalah migran selama ini. Sebab kebanyakan perusahaan swasta lebih memilih mencari keuntungan daripada memikirkan keselamatan para pekerja. Dia berharap, melalui revisi undang-undang buruh migran, peran pihak swasta bisa dikurangi.

Tenaga kerja Indonesia asal Lumajang bernama Winarti ditemukan tewas di dalam kamar di rumah majikannya pada 23 Mei 2015. Kabar tewasnya buruh migran ini diinformasikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kairo, Mesir, kepada keluarga korban di Yosowilangun. Berdasarkan informasi KBRI, korban tewas akibat pembunuhan yang diduga dilakukan dua warga Kairo.

Anis mengatakan selama sepuluh tahun terakhir jumlah rata-rata TKI yang meninggal karena kekerasan mencapai tujuh orang per hari. Hal ini diperparah oleh banyaknya kejahatan yang membuat TKI menjadi korban, tapi tak ada proses hukum yang jelas. "Ya, sekali lagi, ini karena lemahnya political will yang kita miliki."

FAIZ NASHRILLAH

Berita terkait

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

24 hari lalu

Nurul Huda Disiksa Majikan di Oman, Rentannya Pelanggaran HAM pada PMI di Timur Tengah

Nurul Huda menggugah perhatian publik. Video curhatnya tentang pengalaman disiksa oleh majikannya di Oman menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

31 hari lalu

Beda Sikap Migrant Watch dan Migrant CARE Soal Dugaan TPPO Berkedok Magang Mahasiswa

Migrant Watch menilai kasus magang ke Jerman lebih tepat dikatakan sebagai kesalahan prosedur penempatan mahasiswa ketimbang TPPO.

Baca Selengkapnya

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

36 hari lalu

Ferienjob: Praktik Lancung TPPO Berkedok Magang hingga Guru Besar Menjadi Tersangka

Dengan iming-iming magang di Jerman, para pelaku melakukan TPPO dengan menjebak dalam program Ferienjob

Baca Selengkapnya

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

38 hari lalu

TPPO Modus Ferienjob, Migrant CARE Ungkap Sindikat Pernah Sasar Siswa SMK

Kasus TPPO menyasar dunia pendidikan. Selain Ferienjob, kasus perdagangan orang sempat masuk ke sekolah (SMK) menggunakan modus lain.

Baca Selengkapnya

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

40 hari lalu

Migrant Care: PPLN Kuala Lumpur Tak Paham Aturan Pemilu, Hak Politik Ratusan Pekerja Migran Terabaikan

Migrant Care menyatakan PPLN Kuala Lumpur menunjukkan bobroknya penyelenggara pemilu dan tunduk pada keinginan parpol.

Baca Selengkapnya

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

52 hari lalu

Banyak Data Tidak Sesuai, Migrant Care Minta KPU Buka DPT PSU di Kuala Lumpur

Migrant Care menemukan hanya segelintir pemilih yang tercatat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) hadir saat pencoblosan ulang di Kuala Lumpur Malaysia

Baca Selengkapnya

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

53 hari lalu

PSU Kuala Lumpur Digelar Hari ini, Migrant Care Sebut Jumlah Pemilih Menciut

Migrant Care menyoroti berkurangnya jumlah pemilih dalam pemungutan suara ulang yang akan digelar di Kuala Lumpur.

Baca Selengkapnya

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

1 Maret 2024

Cerita Awal Mula Migrant Care Mencium Adanya Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia

Migrant Care, mengungkap dugaan praktik jual beli surat suara pemilu di Malaysia. Surat suara pemilu itu dijual dari harga 25-50 Ringgit Malaysia

Baca Selengkapnya

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

27 Februari 2024

Terungkap Modus Dugaan Jual Beli Surat Suara di Malaysia, Ini Respons Bawaslu-KPU

Migrant Care mengungkap modus dugaan jual beli surat suara di Malaysia. Harga per satu surat suara dihargai sekitar Rp 90 ribu-120 ribu.

Baca Selengkapnya

Migrant Care Sebut Belum Terungkap Pengirim 1.900 Surat Suara Tercoblos di Malaysia

26 Februari 2024

Migrant Care Sebut Belum Terungkap Pengirim 1.900 Surat Suara Tercoblos di Malaysia

Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo mempertanyakan sistem pemungutan suara menggunakan metode pos.

Baca Selengkapnya