TEMPO.CO, Makassar - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan isu beras palsu yang ramai diberitakan oleh media massa terbukti tidak benar. Karena Kementerian Pertanian telah menggandeng laboratorium dari Mabes Polri, BPOM, dan Kementerian Perdagangan untuk menganalisa sampel beras yang diduga plastik. "Hasilnya negatif," kata Amran kepada wartawan saat transit di Makassar, Rabu, 27 Mei 2015.
Amran mengatakan, sampel beras plastik juga telah diambil dari sisa sampel yang digunakan oleh PT Sucofindo. Hasilnya juga negatif.
"Makanya kami heran kenapa ada hasil yang berbeda antara Sucofindo dengan empat laboratorium lainnya. Mungkin ada metode yang berbeda, ini hal biasa," kata Amran.
Menurut Amran, masyarakat tidak perlu lagi khawatir dengan isu beras plastik ini. Karena isu ini juga beredar di Thailand dan Malaysia. "Hasil pemeriksaan juga membuktikan bahwa isu ini juga tidak benar," kata Amran.
Amran mengatakan, secara logika juga tidak mungkin orang bisa mendapatkan keuntungan dari beras plastik. Karena harga plastik Rp 12 ribu per kilogram. Sementara harga beras medium sekitar Rp 6 ribu sampai Rp 8 ribu per kilogram. "Jadi lebih baik jual plastik saja," kata Amran.
Ketidakbenaran adanya beras plastik ini juga sudah disampaikan langsung ke Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas Kabinet Kerja. Sehingga Amran meminta media dan masyarakat tidak menghabiskan tenaga dan pikiran hanya untuk membahas isu yang tidak benar.
"Lebih baik kita kerja, lebih produktif, dan melanjutkan program swasembada pangan. Jangan diganggu dengan hal hal yang tidak benar," kata Amran
MUHAMMAD YUNUS
Berita terkait
Sempat Meroket Tajam, Harga Bawang Merah Berangsur Turun di Sejumlah Daerah, Ini Fakta-faktanya
1 hari lalu
Harga bawang merah mulai mengalami penurunan di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaSidang Syahrul Yasin Limpo, KPK Hadirkan 4 Saksi
1 hari lalu
Tim Jaksa KPK menghadirkan empat saksi pada sidang lanjutan bekas Menteri Pertanian (Kementan) Syahrul Yasin Limpo (SYL)
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya
6 hari lalu
Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.
Baca SelengkapnyaKesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado
7 hari lalu
Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaDewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi
8 hari lalu
Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.
Baca SelengkapnyaKuasa Hukum Syahrul Yasin Limpo Jelaskan Poin Keberatan terhadap Kesaksian Eks Ajudan Panji Harjanto
8 hari lalu
Kuasa hukum bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo Djamaludin Koedoeboen, menuturkan poin keberatan terhadap kesaksian eks ajudan Panji Harjanto.
Baca SelengkapnyaSidang Syahrul Yasin Limpo Ungkap Beberapa Rahasia, Termasuk Permintaan Firli Bahuri Rp 50 Miliar
9 hari lalu
Beberapa rahasia terungkap saat sidang Syahrul Yasin Limpo, termasuk adanya permintaan Rp 50 miliar dari Ketua KPK saat itu Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaEks Ajudan Syahrul Yasin Limpo Ungkap Ada Permintaan Uang Rp 50 Miliar dari Firli Bahuri
13 hari lalu
Eks ajudan Syahrul Yasin Limpo mengetahui adanya permintaan uang sebesar Rp 50 miliar dari mantan Ketua KPK Firli Bahuri.
Baca SelengkapnyaUsut TPPU Syahrul Yasin Limpo, KPK Panggil Kepala Biro Umum Setjen Kementan
29 hari lalu
KPK memanggil Kabiro Umum Setjen Kementan sebagai saksi dalam penyidikan TPPU Syahrul Yasin Limpo.
Baca SelengkapnyaMentan Minta Bulog Serap Gabah Petani, Bapanas: Kalau Panen Melimpah Saja
29 hari lalu
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menanggapi imbauan Menteri Pertanian Andi Arman Sulaiman agar Bulog membeli gabah langsung petani.
Baca Selengkapnya