Pengungsi Rohingya Diberi Rp 1,25 Juta Sebulan  

Reporter

Editor

Rini Kustiani

Rabu, 27 Mei 2015 04:05 WIB

Seorang anak pengungsi Rohingya, yang tiba dengan perahu kayu, di tempat penampungan sementara di Kuala Langsa, Aceh, 25 Mei 2015. REUTERS/Nyimas Laula

TEMPO.CO, Makassar - Seorang pengungsi Rohingya, Muhammad Thoyib, 45 tahun, mengaku mendapat bantuan berupa uang. Jumlahnya Rp 1,25 juta untuk orang dewasa dan Rp 500 ribu untuk anak.

Uang itu dipakai Thoyib beserta 35 pengungsi Rohingya lainnya untuk memenuhi keperluan hidupnya, selain makan dan tempat tinggal yang merupakan tanggungan International Organization for Migration (IOM). "Kami merasa sangat aman di sini, jauh dari ancaman pembantaian hanya karena agama kami Islam," kata Thoyib, Senin 25 Mei 2015.

Thoyib bersama puluhan pengungsi Rohingya kini tinggal di Wisma Budi, Kelurahan Maricaya, Kecamatan Makassar. Di Makassar, para pengungsi Rohingya ini tinggal di sejumlah tempat penampungan sementara. (Baca: Demi Pengungsi Rohingya, Zulkifli Hasan Beli 7 Akik)

Mereka berbaur dengan imigran lain asal Afganistan, Malaysia dan Iran. Jumlah mereka di Kota Angin Mamiri itu ditaksir mencapai sekitar 200 jiwa. Mereka sebatas transit untuk selanjutnya dibawa ke negara ketiga yang menjadi destinasinya.

Thoyib mengaku pihaknya sangat bersyukur telah diterima oleh pemerintah dan masyarakat Indonesia dengan baik. Dia memimpikan tanah kelahirannya bisa meniru Indonesia dalam toleransi beragama.

Meski diterima di Indonesia, Thoyib mengaku sedih karena anak-anak pengungsi Rohingya putus sekolah. Mereka terpaksa berhenti sekolah lantaran orang tuanya tak punya uang. (Baca: Kenalkan Ashin Wirathu, Biksu Pembenci Muslim Rohingya)

Apalagi selama di Indonesia, pengungsi Rohingya dilarang bekerja. Praktis, tak ada penghasilan tambahan yang dapat diperoleh. "Beberapa anak memang harus putus sekolah," katanya.

Thoyib mengatakan sejumlah anak putus sekolah dipicu pelbagai faktor. Selain problema finansial, masalah lain adalah perlakuan kurang menyenangkan dari segelintir anak pribumi. Hal itu membuat anak pengungsi Rohingya merasa kurang nyaman menempuh pendidikan di sekolah negeri.

Karena itu, kebanyakan anak pengungsi Rohingya ingin melanjutkan pendidikan di sekolah swasta, seperti Metro Scholl Makassar. Masalahnya, IOM hanya mau membiayai pendidikan para imigran di sekolah negeri. Itu pun di luar ongkos akomodasi sang anak yang menjadi tanggungan orang tua. (Baca: Rohingya Dibantai dan Diusir, di Mana Aung San Suu Kyi?)

Ketua RT01/RW05 Kelurahan Maricaya, Elisabeth W Fransisca alias Fanny, 41 tahun, menjelaskan dari data yang diperolehnya, memang tinggal 3 anak pengungsi Rohingya yang masih mengenyam pendidikan. Di antaranya, satu orang di SLB dan dua orang di Metro Scholl Makassar.

TRI YARI KURNIAWAN

Berita terkait

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

40 hari lalu

Anak-anak Pengungsi Rohingya Dapat Bantuan Baju Lebaran

Baju Lebaran yang diberikan oleh Yayasan BFLF Indonesia berupa satu setelan busana muslim untuk anak perempuan pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

31 Desember 2021

120 Warga Etnis Rohingya Dievakuasi dari Laut ke Daratan Aceh

Saat mendarat, para pengungsi Rohingya yang mayoritas perempuan dan anak-anak tersebut dalam kondisi lemas dan kedinginan.

Baca Selengkapnya

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

1 Juni 2021

Ribuan Pengungsi Rohingya di Pulau Terpencil Protes

Pengungsi Rohingya ini protes terhadap kondisi kehidupan di pulau Bhashan Char, Bangladesh, yang rawan topan.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

28 Januari 2021

Bangladesh Lanjutkan Pemindahan Ribuan Pengungsi Rohingya ke Pulau Terpencil

Pemerintah Bangladesh akan merelokasi 2-3 ribu pengungsi Rohingya ke Pulau Bhasan Char.

Baca Selengkapnya

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

8 Januari 2021

100 Etnis Rohingya Ditahan Otoritas Myanmar

Hampir 100 etnis Rohingya ditahan oleh kepolsiain Myanmar dalam sebuah penggerebekan. Mereka dituduh melakukan perjalanan ilegal.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

24 Desember 2020

Perusahaan Israel Dituduh Dukung Militer Myanmar Genosida Etnis Rohingya

Justice for Myanmar merilis laporan yang menyebut perusahaan Israel menjual teknologinya ke militer Myanmar untuk melakukan genosida terhadap Rohingya

Baca Selengkapnya

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

12 Desember 2020

Janda Rohingya Gugat Myanmar Rp 28 Miliar atas Pembunuhan Suaminya di Inn Din

Seorang janda Rohingya menuntut kompensasi US$ 2 juta atas kematian suaminya yang dibunuh oleh tentara Myanmar di Inn Din, Myanmar barat, pada 2017.

Baca Selengkapnya

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

13 November 2020

Kemenangan Partai NLD Aung San Suu Kyi Cukup untuk Membentuk Pemerintahan

Partai NLD pimpinan Aung San Suu Kyi mengamankan 322 kursi parlemen bikameral dalam pemilu Myanmar, jumlah kursi yang cukup untuk membentuk kabinet.

Baca Selengkapnya

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

9 November 2020

Aung San Suu Kyi Terpilih Lagi, Partai NLD Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Partai NLD Aung San Suu Kyi meraih 15 kursi dalam penghitungan suara sementara pemilu Myanmar 2020 pada Senin.

Baca Selengkapnya

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

7 November 2020

Partai Aung San Suu Kyi Diprediksi Menang Pemilu Myanmar

Aung San Suu Kyi dan partainya, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD), diprediksi kembali menang meski diterpa isu genosida etnis Rohingya

Baca Selengkapnya