Bawang Murah Malaysia Masuk Lewat Pintu Ini

Reporter

Sabtu, 23 Mei 2015 06:40 WIB

Pekerja menyortir bawang merah yang berasal dari Kabupaten Enrekang, Makassar, 24 Maret 2015. ANTARA/Dewi Fajriani

TEMPO.CO , Pekanbaru: Kepala Bidang Penyidikan dan Penindakan Kapabean Bea dan Cukai Wilayah Riau Agus Wahyono mengakui, perairan pesisir timur Riau kerap kali menjadi pintu masuk bawang merah selundupan asal Malaysia. Meski telah dilakukan penangkapan berulang kali, aksi penyelundupan terus saja terjadi.

“Keuntungan dari aksi penyelundupan bawang sangat besar, makanya terus terjadi,” kata Agus, kepada Tempo, Jumat, 22 Mei 2015.

Menurut Agus, Riau memiliki garis pantai berhadapan langsung dengan Selat Malaka. Diperkirakan ada ratusan pelabuhan tikus yang sulit dipantau petugas dimanfaatkan masyarakat memasukkan barang ilegal asal Malaysia. Petugas Bea Cukai Riau lebih mewaspadai wilayah pesisir Bengkalis lantaran lebih dekat dengan Malaysia.

Agus menjelaskan, wilayah pesisir yang kerap menjadi tempat penyelundupan bawang merah asal Malaysia adalah di Selat Baru dan Sungai Liung, Kecamatan Bukit Batu, Bengkalis. Namun wilayah tersebut hanya bisa dilalui kapal kayu pompong bermuatan 20 hingga 50 ton bawang merah.

“Wilayah itu hanya dilalui kapal kecil, tapi banyak sekali,” katanya. Sedangkan kapal besar bermuatan 150 ton bawang merah selundupan kerap masuk di wilayah Teluk Nibung, Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara.

Agus mengatakan upaya pengawasan dan penindakan barang ilegal terus dilakukan. Pada 4 April 2015, petugas Bea-Cukai mengamankan tiga kapal kayu di perairan Selat Malaka, Desa Selat Baru, Bengkalis. Namun penangkapan berujung perlawanan dari para penyelundup. Kapal patroli Bea Cukai ditabrak penyelundup hingga robek. Alhasil, petugas terpaksa melumpuhkan penyelundup dengan timah panas.

Agus mengakui patroli yang dilakukan petugas Bea-Cukai di perairan Riau belum maksimal lantaran tidak didukung dengan persediaan bahan bakar. Belum lagi garis pantai yang perlu dipantau sangat panjang membuat petugas kewalahan.

Menurut Agus, anggaran operasional yang disediakan oleh negara belum cukup untuk mengawasi wilayah perairan di Indonesia. “Anggaran pengawasan hanya Rp 100 juta satu tahun, tidak cukup untuk biaya operasional,” katanya.

Ia menuturkan, masyarakat nekat membawa bawang ilegal asal Malaysia demi menghindari pajak dan pemeriksaan balai karantina di pelabuhan resmi. Selain itu, biaya angkut juga relatif murah, terlebih jarak antara Malaysia dan pesisir Riau hanya memakan waktu kurang dari satu jam.

Pelaku, Agus menambahkan, juga mendapat keuntungan berpuluh kali lipat dari penjualan bawang merah asal negeri jiran yang diselundupkan. Sebab harga bawang merah Malaysia cenderung lebih murah ketimbang harga bawang dalam negeri. Harga per 1 kilogram bawang merah di Malaysia Rp 1.500. sedangkan di Indonesia bisa mencapai Rp 28 ribu.



RIYAN NOFITRA

Berita terkait

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

1 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Pekerja Migran di Badau Perbatasan Indonesia-Malaysia

Supriyanto mengatakan puluhan pekerja migran tersebut rata-rata berasal dari Provinsi Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Baca Selengkapnya

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

9 hari lalu

Tanggapan Lion Air Terkait Penangkapan 2 Karyawan dalam Kasus Penyelundupan Narkoba Jalur Udara

Manajemen Lion Air angkat bicara terkait informasi penangkapan dua karyawan maskapai itu dalam kasus penyelundupan narkoba melalui jalur udara.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

10 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

15 hari lalu

Warga Israel Mengaku Tak Bersalah atas Penyelundupan Peluru dan Senjata di Malaysia

Warga Israel yang diidentifikasi sebagai Shalom Avitan terancam hukuman mati karena perdagangan senjata api ilegal.

Baca Selengkapnya

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

17 Februari 2024

Berkas Perkara 3 WNA yang Selundupkan Pengungsi Rohingya ke Aceh Sudah P21, Kejari Susun Dakwaan

Setiap pengungsi Rohingya diharuskan membayar 100 ribu taka atau setara Rp 15,7 juta kepada 3 tersangka untuk pergi ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Divonis 6 Tahun Bui karena Selundupkan Kokain, Atlet Sepak Bola Quincy Promes Siap Banding

16 Februari 2024

Divonis 6 Tahun Bui karena Selundupkan Kokain, Atlet Sepak Bola Quincy Promes Siap Banding

Quincy Promes dalam pengadilan in absentia divonis hukuman enam tahun penjara sebuah skema penyelundupan kokain ke Belanda

Baca Selengkapnya

Polisi Spanyol Gagalkan Penyelundupan 8 Ton Kokain

13 Februari 2024

Polisi Spanyol Gagalkan Penyelundupan 8 Ton Kokain

Kepolisian menyita delapan ton kokain dalam sebuah wadah yang disamarkan sebagai genset. Ini adalah salah satu penangkapan kokain terbesar.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyeludupan Minuman Beralkohol dari Singapura Senilai Hampir Rp 7 Miliar

1 Februari 2024

Bea Cukai Batam Gagalkan Penyeludupan Minuman Beralkohol dari Singapura Senilai Hampir Rp 7 Miliar

Sampai saat ini petugas Bea Cukai Batam terus melakukan pemeriksaan terhadap temuan penyelundupan minuman beralkohol itu.

Baca Selengkapnya

Jaksa Agung Sebut 70 Persen Tindak Kejahatan Berasal dari Laut

13 Januari 2024

Jaksa Agung Sebut 70 Persen Tindak Kejahatan Berasal dari Laut

Jaksa Agung mengatakan 13 lembaga yang memiliki kewenangan di laut, masih belum mampu menjaga perarian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

4 Januari 2024

Kontroversi Polemik Pengungsi Rohingya di Aceh Sejak November 2023

Keberadaan pengungsi Rohingya di Aceh menuai polemik. Berikut beberapa catatan kontroversi penanganannya yang terjadi sejak November 2023

Baca Selengkapnya