TEMPO.CO, Yogyakarta - Pondok Pesantren Waria Al-Fatah, Yogyakarta, menggelar diskusi terbuka untuk memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad, Sabtu sore, 16 Mei 2015. Diskusi itu mengkaji sah atau tidak salat seorang waria dengan pembicara agamawan, akademikus, dan peneliti.
Direktur Pusat Studi Wanita UIN Sunan Kalijaga Alimatul Qibtiyah mengatakan perdebatan tentang sah dan tidaknya salat waria tak hanya terjadi di Indonesia. Tapi hampir di seluruh dunia. Keberadaan waria juga sudah ada sejak masa nabi. “Tapi nabi tak pernah mencambuk atau menghukum mereka,” kata Alimatul.
Salat, kata Alimatul, berlaku bagi tiap muslim. Itu terlihat dalam bacaan doa dalam salat yang umum dan tak merujuk pada gender tertentu. Alimatul mendukung cara pesantren Al-Fatah membebaskan waria memposisikan diri sebagai laki-laki atau perempuan saat salat. “Sah atau tidak itu urusan tuhan,” kata Alimatul.
Pemateri terakhir adalah Nur Kholis Hauqola, pengajar hukum dan syariah Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, Jawa Tengah. Kholis sebenarnya adalah pendamping aktivitas keagamaan waria di pesantren Al-Fatah sejak 2008.
Menurut Nur Kholis, hukum Islam mengakui keberadaan waria. Namun dalam kebanyakan kitab fikih klasik, waria masuk dalam kategori khuntsa (hermafrodit), berkelamin ganda. Kategori ini tak tepat untuk mendefinisikan waria. Sehingga selama kategori ini masih dipakai untuk mendefinisikan waria, kajian fikih atas sah dan tidaknya salat mereka tetap tak terpecahkan. “Sama seperti menyembuhkan sakit perut dengan obat sakit kepala,” kata Nur Kholis.
Nur Kholis mengatakan waria lebih tepat dikategorikan sebagai mukhannats (transgender). Waria di pesantren ini, ujar Nur Kholis, terlahir sebagai transgender meski tak pernah mereka mintakan.
Menjadi waria bukan perkara mudah. Mereka tak punya akses ke mana-mana, bahkan hukum agama. “Ada kekosongan hukum (dalam perkara waria),” katanya tentang motivasi mendampingi aktivitas keagamaan di pesantren ini.
Diskusi itu berlangsung sederhana di rumah Ketua Pondok Pesantren Al-Fatah Sinta Ratri. Para pembicara duduk di lantai beranda rumah, peserta duduk lesehan di halaman.
ANANG ZAKARIA
Berita terkait
Makna Isra Miraj 1445 Hijriah dan Rekomendasi 30 Link Twibbon
8 Februari 2024
Untuk memeriahkan Isra Miraj petang ini, berikut link twibbon untuk media sosial anda.
Baca SelengkapnyaNahdlatul Ulama Dorong Pendidikan Madrasah Berkualitas, Moderat & Tak Radikal di Depok
29 Mei 2023
Nahdlatul Ulama Depok tengah fokus dalam pengembangan sumber daya manusia melalui jalur pendidikan terutama madrasah.
Baca SelengkapnyaMengkaji Islam dalam Ilmu dan Pengamalnya
31 Maret 2023
Ilmu mengkaji Islam berkembang di timur tengah dan negara barat. Namun ihwal pengamalan patut belajar ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaIndonesia Diharapkan Jadi Referensi Keislaman Dunia
15 Maret 2023
Indonesia tidak hanya negara muslim terbesar
Baca SelengkapnyaHukum Puasa Ramadan Bagi Orang dalam Perjalanan Jauh
9 Maret 2023
Hukum puasa Ramadan bagi orang dalam perjalanan jauh adalah boleh dibatalkan atau diteruskan asalkan sesuai ketentuan. Simak hukum puasanya di sini:
Baca SelengkapnyaPembakaran Al Quran Pernah Terjadi di 4 Negara Ini
25 Januari 2023
Dunia sedang digemparkan oleh peristiwa pembakaran Al Quran yang dilakukan Rasmus Poludan di Swedia. Berikut daftar negara alami kejadian serupa.
Baca SelengkapnyaAda Makam Keramat dalam Kebun Binatang Ragunan, Pusara Siapa?
24 Januari 2023
Tak banyak orang tahu, ada makam keramat dalam kebun binatang Ragunan. Makam tersebut ternyata milik almarhum Syekh Sona Wijaya Sakti, siapakah dia?
Baca Selengkapnya4 Manfaat Menghindari Gibah Selain Mahir dalam Bergaul
3 Desember 2022
Orang yang menjaga lisan dan menghindari gibah akan lancar dalam pergaulan dan mahir menjaga pertemanan.
Baca Selengkapnya10 Agama Terbesar di Dunia 2022 Berdasarkan Jumlah Pengikutnya, Islam ke Berapa?
23 November 2022
Berikut daftar 10 agama terbesar di dunia 2022 berdasarkan jumlah pengikutnya versi World Population Review
Baca Selengkapnya4 Pandangan Masuknya Islam ke Nusantara
14 April 2022
Ada berbagai pandangan yang menjelaskan masuknya agama Islam di Nusantara
Baca Selengkapnya