Turunnya Peringkat Kebebasan Pers Indonesia Dikritik

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Rabu, 13 Mei 2015 11:22 WIB

Puluhan jurnalis Malang Raya melakukan aksi longmarch dalam rangka memeperingati Hari Kemerdekaan Pers Internasional di Malang, Jawa Timur, 3 Mei 2015. Dalam aksi tersebut mereka mengingatkan kembali pentingnya memperjuangkan dan mempertahankan kebebasan pers. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Yogyakarta - Media massa berperan penting menggerakkan peran perempuan dan demokrasi seperti yang dikatakan Lukas saat menjadi pembicara dalam lokakarya berjudul Demokrasi, Oligarki, dan Perempuan. Pengamat media massa dari Universitas Atmajaya Yogyakarta, Lukas Ispandriarno, menyatakan media massa berperan dalam advokasi kebijakan publik. “Media massa berperan menjalankan komunikasi politik antar-aktor politik dengan masyarakat,” kata Lukas di Universitas Atmajaya Yogyakarta, Selasa, 12 Mei 2015.

Acara ini digagas organisasi nonpemerintah SATUNAMA bersama The United Nations Democracy Fund (UNDEF). Menurut Lukas, media massa tetap penting untuk menggerakkan demokrasi di tingkat lokal di tengah perkembangan media sosial. Media punya peran untuk melakukan advokasi kebijakan publik.

Selain bicara peran penting media massa, Lukas juga menyinggung kebebasan pers yang menurun di seluruh dunia. “Di Indonesia contohnya adalah jurnalis asing yang sempat dilarang meliput di Papua,” kata Lukas. Tapi, Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu telah mengumumkan membuka akses untuk jurnalis asing meliput di Papua.

Kebebasan pers yang menurun itu mengacu pada laporan yang dikeluarkan organisasi pembela media Wartawan Tanpa Tapal Batas (Reporters Without Borders). Indeks Kebebasan Pers Dunia tahunan mengatakan keadaan di dua pertiga dari 180 negara yang disurvei memburuk pada 2014.

Penurunan itu diakibatkan konflik bersenjata dan tindak teror oleh kelompok non-negara seperti kelompok teroris Negara Islam (ISIS). Indonesia menduduki peringkat 138 dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia tahun 2015. Peringkat tahun ini turun dari peringkat ke-132 tahun lalu.

Koordinator Program SATUNAMA-UNDEF Hak Asasi Manusia dan Aliansi Penguatan para Aktor Demokrasi untuk Memperkuat Demokrasi di Indonesia, William E. Aipipidely, mengatakan hubungan antar-media massa dan masyarakat sipil berjalan baik. Ini ditandai dari kegiatan riset yang terpublikasi di media lokal.

Riset dilakukan di tiga kabupaten di Indonesia, yakni Kubu Raya di Kalimantan Barat, Nagan Raya di Aceh, dan Merauke di Papua Selatan. “Di Kubu Raya, Kalimantan Barat, William menyebut partisipasi perempuan dalam politik sangat maju dibandingkan dengan Nagan Raya di Aceh dan Merauke di Papua. Ini muncul pada kegiatan seminar, pelatihan, dan pemberitaan media massa,” katanya.

SHINTA MAHARANI

Berita terkait

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

4 hari lalu

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Sengketa jurnalistik pers mahasiswa kini ditangani oleh Dewan Pers. Kampus diminta taati kerja sama penguatan dan perlindungan pers mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

4 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

18 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

20 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

25 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

28 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

28 hari lalu

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Dengan perjanjian kerja sama ini, semua sengketa pemberitaan pers mahasiswa akan ditangani seperti layaknya pers umum, yaitu melalui Dewan Pers.

Baca Selengkapnya

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

29 hari lalu

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

30 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

30 hari lalu

Jurnalis Dianiaya 3 Anggota TNI AL, Dewan Pers Desak Tiga Hal

"Dewan Pers akan memantau betul peristiwa ini, memastikan proses hukumnya berjalan, dan memastikan korban dalam perlindungan," ujar Arif Zulkifli.

Baca Selengkapnya