Ilustrasi bermain di banjir. TEMPO/Artika Rachmi Farmita
TEMPO.CO, Lumajang - Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang Ribowo mengatakan banjir masih merendam sejumlah desa di Kecamatan Tempursari, Selasa, 12 Mei 2015. Genangan banjir disebabkan oleh meluapnya air Kali Glidik setelah hujan deras Senin malam, 11 Mei 2015, ditambah tingginya gelombang pantai selatan.
"Hampir semua desa di Kecamatan Tempursari tergenang banjir setinggi 1 meter," kata Ribowo, Selasa siang, 12 Mei 2015. Genangan air paling dalam berada di Desa Buluhrejo dan Tempursari. "Sekolah dasar di Buluhrejo sampai meliburkan siswanya lantaran ruang kelas tertimbun lumpur setelah tergenang banjir tadi malam."
Namun genangan berangsur-angsur surut pada Selasa pagi. Masyarakat pun mulai bergotong-royong membersihkan desanya dari material kotoran yang terbawa banjir. "Anggota BPBD Lumajang serta Dinas Pekerjaan Umum turun ke lapangan untuk melakukan pendataan," ucapnya.
Menurut Ribowo, genangan banjir lambat surut karena Kali Glidik yang seharusnya membuang air ke laut selatan terhalang gelombang tinggi. Akibatnya, air laut masuk ke muara sungai dari arah yang berlawanan.
Bencana yang terjadi secara bersamaan dan berturut-turut sejak Minggu lalu membuat BPBD harus membagi anggotanya. Sebab, terjadinya banjir hampir bersamaan dengan bencana tanah longsor di Kilometer 59 jalur selatan Lumajang menuju Malang serta di Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.
Pada Minggu, 10 Mei 2015, juga terjadi longsor di Dusun Pasirejo, Desa Purorejo, Kecamatan Tempursari, hingga mengakibatkan enam rumah roboh. Enam rumah yang rusak milik Abdurrahman, 51 tahun, Karimun (47), Sunarya (40), Priyono (30), Misirah (70), dan Jumadi (68). Kerugian akibat peristiwa itu ditaksir mencapai Rp 250 juta.