Riset: Kinerja Menteri Yasonna dan Tedjo Buruk

Reporter

Editor

Sunu Dyantoro

Senin, 11 Mei 2015 21:59 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Wapres Jusuf Kalla dan menteri kabinet kerja saat berfoto bersama seusai rapat koordinasi tahap kelima dengan walikota seluruh Indonesia di Istana Bogor, Jabar, 20 Februari 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Politik Universitas Indonesia Agung Suprio menilai latar belakang para menteri tidak mempengaruhi kinerjanya. “Memang lebih banyak menteri yang kinerjanya tidak baik berasal dari partai, tapi latar belakang sebenarnya tidak mempengaruhi,” katanya saat dihubungi Senin 11 Mei 2015.

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Public Policy Institute ini mengatakan kinerja harus dilihat kasus perkasus. Ada banyak kinerja menteri berlatar partai yang kinerjanya buruk, seperti Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno dan Menteri Politik Hukum dan HAM Yasonna Laolly. Namun ada pula menteri yang kinerjanya bagus namun berasal dari partai, seperti Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa.

Sebaliknya ada pula menteri berlatar profesional yang kinerjaya sangat bagus seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Sayangnya, ada pula pejabat yang berlatar profesional yang bekerja tidak profesional, seperti Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto.

Walau begitu, Agung menilai seharusnya jabatan yang berkaitan dengan hukum seperti Mekumham dan Menkopolhukam serta Jaksa Agung lebih baik diisi bukan oleh partai. Ia mencontohkan kasus yang sempat terjadi seperti Kasus Budi Gunawan. Saat Jokowi memberikan kebijakan tentang kasus Budi Gunawan, ia terkesan tidak mendapat dukungan dari partai yang mendukungnya. “Nah, harusnya saat itu, menteri di bidang hukum bisa menengahi. Kalau dia dari partai, akan susah karena nanti terkesan bekerja untuk Koalisi Indonesia Hebat, bukan bekerja untuk Jokowi,” katanya.

Sebelumnya, Political Communication Institute membuat riset tentang komunikasi kinerja menteri di Kabinet Kerja Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dalam riset itu mereka menyatakan media massa sering menuliskan kinerja positif dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dengan persentase sebanyak 10, 9persen. Menteri Susi dinilai positif karena dianggap sosok yang jujur dan tegas. “Kerja Menteri Susi yang paling dianggap berhasil adalah soal sanksi pencuri ikan dan penenggelaman kapal asing,” kata Heri Budianto, Direktur Political Commmunication Institute.

Posisi kedua dari versi media yang dinilai memberikan kinerja positif adalah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan. Menteri Anies mendapat persentase pemberitaan positif media sebanyak 5,3 persen. “Keputusannya soal penundaan kurikulum 2013 dan penghapusan Ujian Nasional sebagai satu satunya standar kelulusan dinilai positif oleh media,” kata Heri.

Lalu pada posisi ketiga, ada Menteri Ketenaga Kerjaan Hanif Dhakiri. Ia ditulis baik oleh media sebanyak 4,7 persen. Salah satu tindakan Menteri Hanif yang dinilai baik adalah dalam hal keberpihakan pada Tenaga Kerja Indonesia dan sanksi keras pada Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia nakal dan sertifikasi profesi.

Selanjutnya ada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang diberitakan secara positif sebanyak 3,1 persen. Jonan dianggap mumpuni dalam mengatur penerbangan dan menata bandara. Selanjutnya ada Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Indonesia Marwan Jafar yang dinilai sebanyak 2,1 persen. Ia dinilai positif karena fokus memperjuangkan dana desa dan pembangunan daerah tertinggal dan daerah perbatasan Indonesia.

Riset itu pula menyebutkan menteri yang kinerjanya buruk, seperti Menteri Hukum dan HAM Yasonna Hamonangan Laoly yang dinilai paling banyak ditulis miring oleh media media nasional. “Dalam bingkai media, Menteri Yasonna itu medapatkan penilaian kinerja negatif selama enam bulan menjabat,” kata Heri.

Kebijakan Menteri Yasonna dalam menangani konflik Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan. “Kebijakan negatifnya adalah memberikan remisi pada koruptor,” kata Heri. Sebanyak 6,7 persen pemberitaan media yang menuliskan tentang kinerja buruk menteri Yasonna.

Posisi kedua menteri yang dinilai kinerjanya tidak memuaskan adalah Menteri Koordinator Politik Hukum dan HAM (Menkopolhukam), Tedjo Edhy Purdijanto. 6,3 persen pemberitaan media menuliskan kinerja negatifnya. “Pemberitaan kebijakannya tetang kontroversi soal kisruh KPK-Polri itu yang paling banyak,” kata Heri.

Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Agung Suprio mengakui kinerja buruknya Menteri Tedjo dalam kasus KPK Polri. Tedjo dinilai tidak bisa berkoordinasi dengan baik dalam menangani kasus itu. “Konflik KPK-Polri tidak akan gaduh seperti ini kalau sebelumnya dirapatkan terlebih dahulu oleh Menteri Tedjo,” katanya. Selain itu, pernyataan dari Menteri Tedjo yang menyatakan bahwa pihak yang mendukung KPK adalah rakyat dari kalangan tidak jelas pun menjadi kalimat yang dinilai kontroversial.

Di belakang Menteri Tedjo ada kinerja Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said yang dinilai tidak baik. Sebanyak 4,1 persen pemberitaan tentang Menteri Sudirman yang dianggap bersifat miring. Menteri Sudirman dianggap gagal melakukan pengendalian soal BBM dan mafia migas.

Lalu ada Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto yang dinilai tidak bisa menhubungkan dengan baik para menteri dengan Jokowi. Persentasi berita buruk yang diberikan kepada Andi adalah 3,1 persen. Kemudian ada Menteri BUMN Rini Sumarmo yang diberitakan buruk sebanyak 1,4 persen. Beberap kinerja Rini yang diangga[ negative adalah soal pergantian direksi BUMN dan soal rencana penjualan gedung BUMN.

Riset yang dilakukan Political Communication Institute disarikan dari 15 media massa nasional cetak, online maupun televisi. Sebanyak 32.047 berita antara Oktober 2014-April 2015 dengan periode riset antara 1-7 Mei 2015.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

1 jam lalu

Perjalanan Ubah Regulasi Masa Jabatan Kepala Desa di UU Desa, Setelah Unjuk Rasa Menjelang Pemilu 2024

Masa jabatan kepala desa akhirnya diperpanjang dari 6 tahun menjadi 8 tahun. Beleid gres itu tertuang dalam UU Desa yang diteken Jokowi.

Baca Selengkapnya

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

2 jam lalu

Ragam Tanggapan atas Rencana Prabowo Bentuk Presidential Club

Prabowo ingin menjaga silaturahmi kebangsaan dan menjadi teladan lewat presidential club.

Baca Selengkapnya

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

9 jam lalu

Jokowi Soal Susunan Kabinet Prabowo: Kalau Enggak Diminta Saran tapi Ikut Nimbrung, Enggak Boleh

Menurut Jokowi, berbagai masukan tentang susunan kabinet mendatang itu boleh diberikan jika Prabowo meminta.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

10 jam lalu

Jokowi soal Rencana Pemberian Insentif Mobil Listrik: Masih Dibicarakan

Presiden Joko Widodo alias Jokowi buka suara soal kelanjutan rencana pemerintah memberi insentif untuk mobil hybrid.

Baca Selengkapnya

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

10 jam lalu

Nadiem Berterima Kasih ke Jokowi atas Dukungan terhadap Merdeka Belajar

Nadiem mengatakan, semua keberhasilan gerakan Merdeka Belajar selama ini berkat dukungan dan arahan dari Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

10 jam lalu

Jokowi Sebut Kapasitas Produksi Motor Listrik di RI 1,6 Juta Unit, Baru Tercapai 100 Ribu Unit

Presiden Jokowi menyebut Indonesia memiliki peluang pasar yang besar untuk mengembangkan ekosistem kendaraan motor listrik. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

11 jam lalu

Jokowi Respons Positif soal Wacana Presidential Club, Berharap Bisa Dilakukan Setiap 2 Hari Sekali

Jokowi merespons positif wacana Presidential Club yang digagas Presiden terpilih Prabowo Subianto

Baca Selengkapnya

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

12 jam lalu

Jokowi Tegaskan Penyusunan Kabinet Baru Hak Prerogatif Prabowo: Kalau Usul-usul Boleh

Jokowi menegaskan susunan kabinet pada pemerintahan mendatang merupakan hak prerogatif Presiden Terpilih dalam hal ini Prabowo

Baca Selengkapnya

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

13 jam lalu

Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Bakal Direlokasi ke Bolaang Mongondow

Kementerian PUPR bakal merelokasi merelokasi warga terdampak erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

13 jam lalu

Prabowo Bakal Bentuk Presidential Club, Megawati, SBY dan Jokowi Masuk di Dalamnya

Prabowo disebut akan membentuk Presidential Club yang menjadi wadah pertemuan mantan presiden.

Baca Selengkapnya