Survei: Kinerja Bidang Ekonomi dan Hukum Buruk

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 11 Mei 2015 05:10 WIB

Seorang polisi bersenjata laras panjang menjaga SPBU 34.16402 di Jalan Margonda Raya, Depok, Senin 17 November 2014. Polisi mengamankan kendaraan yang mengantre bensin sebelum harga BBM naik dari 6.500 menjadi 8.500 mulai pukul 00.00. TEMPO/Ilham Tirta

TEMPO.CO , Jakarta: Mayoritas publik menilai kinerja pemerintahan Jokowi masih buruk. Sebanyak 65,6 persen publik mengatakan tidak puas dengan performa Kabinet Kerja. Hanya 31,3 persen yang mengatakan puas dengan kerja pemerintahan.

Hal ini terlihat dari hasil sigi evaluasi enam bulam pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang digelar Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI). Lembaga ini menyaring pendapat dari 450 orang responden di Jabodetabek selama 24-30 April 2015.

Kementerian Bidang Perekonomian berada di tingkat paling bawah; hanya mendapatkan 26,4 persen kepuasan publik. Disusul Kementerian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan sebesar 31,6 persen.

Pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan kinerja tim ekonomi Jokowi memang paling terasa dampaknya. Buktinya, 57,1 persen publik mengatakan persoalan harga kebutuhan pokok yang mahal menjadi persoalan yang paling nyata saat ini.

"Sementara 20,2 persen mengatakan persoalan harga BBM yang mahal jadi keluhan utama," kata Hendri, Minggu, 10 Mei 2015.

Pengamat Kebijakan Publik Agus Pambagyo mengatakan naik turunnya harga BBM menjadi akar permasalahan rendahnya kepuasan publik. Masalahnya, harga BBM yang turun tapi tidak menyebabkan harga barang pokok ikut turun. "Jadi ketika harga BBM naik lagi, harga pangan ikut naik lagi. Ini PR tim ekonomi yang harus dibereskan," kata Agus.

Dalam survei yang sama, mayoritas publik juga tidak setuju dengan beberapa kebijakan strategis ekonomi Jokowi-JK, antara lain kebijakan impor beras (78,9 persen publik tidak setuju), kenaikan tarif dasar listrik (90,9 persen publik tidak setuju), dan kenaikan harga gas (92 persen publik tidak setuju).

Sementara kinerja Kementerian Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan diukur dengan tidak puasnya publik terhadap reformasi sistem dan penegakan hukum. Sebanyak 62,2 persen publik tidak puas dengan pencapaian salah satu program nawa cita itu.

"Menteri di bidang ini memang lebih banyak diisi dari kader partai, sehingga berpengaruh banyak dalam kebijakan yang diambil," kata Agus. "Contohnya ketika menteri menyikapi kisruh Budi Gunawan dulu."

INDRI MAULIDAR


Berita terkait

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

27 Oktober 2019

Unggah Foto Bareng Susi Pudjiastuti, Jonan: We Will Do More

Mantan Menteri ESDM, Ignasius Jonan, mengunggah potret hitam-putih berisi kenang-kenangan bersama bekas koleganya, Susi Pudjiastuti.

Baca Selengkapnya

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

19 Oktober 2019

5 Fakta Unik Perpisahan Kabinet Kerja Jokowi Jilid I

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mennggelar acara silaturahmi bersama Wakil Presiden Jusuf Kalla dan menteri Kabinet Kerja Jokowi di Istana Negara.

Baca Selengkapnya

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

18 Oktober 2019

Menteri M. Nasir Mengaku Sudah Siapkan Landasan untuk Ristekdikti

Nasir juga mendorong agar badan riset dan inovasi nasional segera dibentuk di pemerintahan Jokowi mendatang.

Baca Selengkapnya

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

18 Oktober 2019

Kabinet Kerja Bubar, Budi Karya Kemas Barang dari Rumah Dinas

Sejumlah menteri mulai mengemas barangnya dari rumah dinas, termasuk Budi Karya.

Baca Selengkapnya

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

18 Oktober 2019

Perpisahan Kabinet Kerja, Jokowi Sebut Setiap Hari Adalah Spesial

Jokowi menyatakan setiap hari adalah hari yang spesial dalam kabinet kerja jilid I.

Baca Selengkapnya

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

18 Oktober 2019

Hanif Dhakiri: Kabinet Kerja Solid Percepat Pembenahan Masalah

Hanif mengungkap tantangan sejumlah isu ketenagakerjaan mendatang yakni ekosistem ketenagakerjaan perlu ditransformasi menjadi lebih fleksibel.

Baca Selengkapnya

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

18 Oktober 2019

Presiden Jokowi: Setiap Momen Adalah Spesial, Spesial Pusing

Silaturahmi tersebut dimulai dengan Shalat Jumat bersama, foto bersama, dan dilanjutkan dengan makan siang bersama.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

18 Oktober 2019

Jokowi Akui Baru Kali Ini Bisa Bersantai Bersama Para Menterinya

Sejumlah menteri menampilkan kebolehannya dalam bernyanyi termasuk di antaranya Mendikbud Muhadjir Effendy yang menyanyikan lagu Stuck on You dan Yell

Baca Selengkapnya

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

15 Oktober 2019

Akbar Tandjung Bocorkan Calon Kabinet Jokowi Jilid II

Akbar Tandjung mengatakan calon menteri dari partai hanya sedikit dalam komposisi Kabinet Jokowi Jilid II.

Baca Selengkapnya

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

3 Oktober 2019

Jokowi Mengenang Arahannya Saat Sidang Kabinet Paripurna

Jokowi dalam sidang kabinet paripurna terakhirnya bersama Jusuf Kalla mengucapkan terimakasih kepada para menteri dan pimpinan lembaga.

Baca Selengkapnya