ICW: Awas Penyusup di Pansel Capim KPK 2015  

Reporter

Editor

Zed abidien

Minggu, 10 Mei 2015 15:08 WIB

Profesor Romli Atmasasmita saat memberi kesaksian pada sidang praperadilan status tersangka Komjen Budi Gunawan di PN Jakarta Selatan, Jakarta, 11 Februari 2015. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga pegiat antikorupsi Indonesia Corruption Watch mewanti-wanti pemerintah supaya menjaring orang-orang yang tepercaya untuk menjadi tim panitia seleksi calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Anggota Badan pekerja ICW, Emerson Yuntho, mengatakan Presiden Joko Widodo harus transparan dan mengumumkan ke publik siapa saja kandidat panitia seleksi calon pimpinan KPK.

"Hal ini justru mengkhawatirkan karena pansel KPK ke depan akan mudah disusupi oleh orang-orang titipan partai," ujar Emerson melalui pesan singkat, Ahad, 10 Mei 2015. Dia bahkan khawatir anggota pansel nanti disusupi pihak yang sedang dibidik KPK atau orang-orang yang ingin lembaga antirasuah itu dilemahkan.

Emerson berharap Jokowi membuang calon anggota pansel yang berasal dari partai (politikus) atau yang berafiliasi dengan partai. "Maupun akademisi yang jadi pembela atau ahli untuk koruptor atau figur yang tidak pro KPK," ujarnya. Ada baiknya, kata Emerson, calon pansel dilihat rekam jejaknya melalui saringan KPK serta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.

Menurut Emerson, anggota pansel yang ditunjuk harus memiliki kriteria berintegritas, independen, tidak ada konflik kepentingan dengan KPK, tidak pernah punya masalah di masa lalu, dan punya komitmen antikorupsi. Dia mengatakan dukungan Jokowi terhadap KPK harus dimulai dari pemilihan yang ketat para calon anggota pansel.

"Komposisi pansel capim KPK 2015 akan menetukan masa depan KPK. Jika ketua atau anggota pansel bermasalah, dapat dipastikan calon pimpinan KPK yang dihasilkan dan diserahkan ke DPR nanti mayoritas figur bermasalah," kata Emerson.

Presiden Jokowi dalam waktu dekat akan menerbitkan keputusan presiden tentang panitia seleksi calon pimpinan KPK 2015. Tim dari sekretaris negara maupun sekretaris kabinet sudah menyiapkan 14 nama untuk dipilih presiden Jokowi jadi anggota pansel. Di antaranya akademikus Universitas Indonesia, Imam Prasodjo; ahli hukum tata negara, Saldi Isra; dan Direktur Jenderal Peraturan Perundang-Undangan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Wicipto Setiadi. Ada pula mantan Komisioner KPK Erry Riyana Hardjapamekas dan Tumpak Hatorangan Panggabean. Namun, nama ini bisa bertambah bila kementerian terkait dengan mengusulkan calon kandidat. Kabarnya, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly mengusulkan ahli hukum Universitas Padjadjaran, Romli Atmasasmita.

LINDA TRIANITA

Berita terkait

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

5 hari lalu

Polda Metro Jaya Selidiki Pertemuan Alexander Marwata dan Eks Kepala Bea Cukai Yogya, ICW: Keliru

Peneliti ICW Diky Anandya mengatakan, pertemuan Alexander Marwata dan Eko Darmanto dilakukan dalam rangka aduan masyarakat pada Maret 2023.

Baca Selengkapnya

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

15 hari lalu

ICW Sebut Remisi Terlihat Diobral untuk para Koruptor

Sebanyak 240 narapidana korupsi di Lapas Sukamiskin mendapat remisi Idul Fitri

Baca Selengkapnya

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

18 hari lalu

Remisi terhadap Koruptor Dinilai Bermasalah Setelah Pencabutan PP 99 Tahun 2012

Eks Penyidik KPK Yudi Purnomo Harahap menilai remisi terhadap para koruptor lebih mudah setelah pencabutan PP 99 Tahun 2012 oleh Mahkamah Agung.

Baca Selengkapnya

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

19 hari lalu

Reaksi Pengamat dan Aktivis Antikorupsi Soal Wacana KPK dan Ombudsman Dilebur

Muncul kabar bahwa KPK dan Ombudsman akan dilebur, bagaimana respons aktivis antikorupsi dan para pengamat?

Baca Selengkapnya

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

23 hari lalu

Awal Mula Berhembus Kabar KPK Digabung dengan Ombudsman

tersiar kabar KPK akan dihapuskan lalu digabungkan dengan Ombudsman, bagaimana awalnya?

Baca Selengkapnya

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

23 hari lalu

Wacana Peleburan KPK dengan Ombudsman, Apa Tanggapan ICW dan IM57+ Institute?

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata menyebut adanya kemungkinan KPK dan Ombudsman akan digabung.

Baca Selengkapnya

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

24 hari lalu

Korupsi di PT Timah Berlangsung Sejak 2015, ICW Heran Pejabat Daerah Seolah Tak Tahu

ICW meminta Kejaksaan Agung tak hanya mengejar pelaku secara personal, tapi korporasi dalam kasus korupsi di kawasan IUP PT Timah.

Baca Selengkapnya

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

25 hari lalu

Informasi OTT KPK Sering Bocor, Alexander Marwata: Tidak Pernah Terungkap

Wakil Ketua KPK mengatakan, hanya orang-orang yang sial saja yang terkena OTT

Baca Selengkapnya

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

25 hari lalu

ICW Ungkap Rencana KPK Hapus Bidang Penindakan dan Gabung Ombudsman Telah Dibahas di Bappenas

Peneliti ICW Kurni Ramadhana mengatakan rencana KPK bubar lalu gabung Ombudsman bukan isapan jempol, sudah dibahas di Bappenas.

Baca Selengkapnya

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

30 hari lalu

Mantan Napi Korupsi Melenggang Menjadi Anggota Dewan: Nurdin Halid dan Desy Yusandi

ICW temukan 56 mantan napi korupsi ikut dalam proses pencalonan anggota legislatif Pemilu 2024. Nurdin Halid dan Desy Yusandi lolos jadi anggota dewan

Baca Selengkapnya