Sabda Raja HB X, Apa Tanggapan Warga Yogya

Reporter

Editor

Grace gandhi

Rabu, 6 Mei 2015 05:11 WIB

Putri Sri Sultan Hamengkubuwono X (dari kiri); GKR Condro Kirono, GKR Pembayun, dan Gusti Raden Ajeng (GRAJ) Nur Astuti Wijareni, di Dalem Yudhaningratan Yogyakarta, 4 Oktober 2010. GKR Pembayun lahir di Bogor, 24 Februari 1972 adalah putri pertama Sultan dengan Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Dok.TEMPO/ Arif Wibowo

TEMPO.CO , Yogyakarta: Ketua Forum Persaudaran Umat Beriman, Kyai Abdul Muhaimin, menyayangkan isi Sabdaraja yang mengganti gelar Raja Kraton Yogyakarta. Dia menilai penggantian gelar itu membingungkan masyarakat Yogyakarta. "Bisa memunculkan polarisasi tidak terkendali," kata dia pada Selasa, 5 Mei 2015.

Menurut Muhaimin, gelar lama Sultan menggambarkan konsep kepemimpinan politik dan spritual yang menjadi warisan sejarah panjang Mataram Islam. Penggantiannya menimbulkan pertanyaan luas di masyarakat Yogyakarta. "Rakyat Yogyakarta bisa bergolak, sekarang sudah banyak yang bertanya-tanya soal maksud Sabdaraja itu," ujarnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Ummahat ini berpendapat konsep kepemimpinan komprehensif terwakili di nama gelar Sultan Kraton Yogyakarta selama ini, yakni Ngarso Dalem Sampeyan Dalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengku Buwono Senopati Ing Ngalaga Ngabdurrakhman Sayidin Panatagama Khalifatullah Ingkang Jumeneng Kaping Sedasa Ing Ngayogyakarta Hadiningrat. Di gelar ini ada kesatuan nilai budaya Jawa dan Islam.

"Kepemimpinan negara menyatu dengan kepemimpinan agama, makanya layak disebut khalifatullah," kata Muhaimin.

Namun, dengan penghapusan gelar "khalifatullah", menurut Muhaimin, konsep kepemimpinan yang lama menjadi tereduksi nilainya. Penggantian gelar ini sekaligus memutus rantai konsistensi sejarah Kraton Mataram Islam. "Nama agung dinas Mataram Islam menjadi tereduksi," ujar dia.

Muhaimin menambahkan penghapusan gelar "Khalifah" juga menurunkan derajat kewibawaan kepemimpinan Raja Kraton Yogyakarta. Dia khawatir isi Sabdaraja justru mengkerdilkan kedudukan raja di mata masyarakat. "Ini berpengaruh ke identitas Kraton Yogyakarta," kata dia.

Dia juga menganggap kemunculan Sabdaraja tidak meredakan masalah polemik di isu suksesi Raja Kraton Yogyakarta. Muhaimin tidak sepakat dengan pemahaman perubahan gelar itu bisa memuluskan kemunculan Sultan perempuan. "Simbol-simbol pemimpin di Kraton Yogyakarta merujuk ke figur laki-laki semua," kata dia.

Sedangkan Guru Besar Antropologi Universitas Gadjah Mada, Heddy Shri Ahimsa Putra, menganggap kemunculan Sabdaraja menjadi penanda penting bahwa Kraton Yogyakarta telah berubah. Penghapusan gelar Khalifah itu melenyapkan separuh dari derajat keistimewaan Yogyakarta. Masyarakat harus siap melihat kraton sudah berubah.

Heddy menilai Sabdaraja memang tampak berkaitan dengan isu suksesi di Kraton Yogyakarta, yang selama ini, diriuhkan dengan perdebatan keabsahan Sultan perempuan. Tapi, menurut Heddy, masalah ini hanya kelanjutan dari pertentangan antara nilai sistem politik modern dengan tradisional yang mengiringi Kraton Yogyakarta sejak era kemederkaan Indonesia modern. "Di sistem politik modern, gubernur bisa laki-laki dan perempuan, kalau tradisional, Sultan harus laki-laki," kata dia.

Adapun Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) DIY, Kyai Asyhari Abta, menganggap penggantian gelar di isi Sabdaraja merupakan hak prerogratif Sultan Hamengku Buwono X. Meskipun demikian, menurut Asyhari, penghapusan gelar "khalifah" tidak sejalan dengan konsep pemerintahan Kerajaan Mataram Islam. "Identitas kerajaan Islam di Kraton Yogyakarta semakin luntur," kata Asyhari.

Menurut Asyhari, konsep kepemimpinan Kasultanan Islam memang menyatukan kepemimpinan politik dengan agama. Apabila kondisi berubah dari idealnya, menurut Asyhari, peran raja harus menyesuaikan dengan gelarnya dan bukan sebaliknya.

"Namun, itu hak Sultan, kita tidak berhak ikut mengurusi. Meski kurang enak mendengarnya," kata Asyhari.

ADDI MAWAHIBUN IDHOM

Berita terkait

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

2 jam lalu

Sultan HB X Beri Pesan Abdi Dalem Yogyakarta Amalkan Ajaran Leluhur Mataram, Apa Saja ?

Sultan Hamengku Buwono X memberi pesan khusus kepada abdi dalem Keraton Yogyakarta dan Kadipaten Pakualaman di acara Syawaan.

Baca Selengkapnya

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

15 hari lalu

Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

22 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Gelar Open House setelah Absen 4 Kali Lebaran, Ada Jamuan Tradisional

Sultan Hamengku Buwono X dan Paku Alam X absen gelar open house selama empat tahun karena pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

49 hari lalu

Sultan Hamengku Buwono X Heran Kasus Antraks di Sleman dan Gunungkidul Muncul Kembali, Karena Tradisi Ini?

Sultan Hamengku Buwono X mengaku heran karena kembali muncul kasus antraks di Sleman dan Gunungkidul Yogyakarta. Diduga karena ini.

Baca Selengkapnya

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

54 hari lalu

60 Event Meriahkan Hari Jadi DI Yogyakarta sampai April, Ada Gelaran Wayang dan Bazar

Penetapan Hari Jadi DI Yogyakarta merujuk rangkaian histori berdirinya Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat

Baca Selengkapnya

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

56 hari lalu

Keraton Yogyakarta Gelar Pameran Abhimantrana, Ungkap Makna di Balik Upacara Adat

Keraton Yogyakarta selama ini masih intens menggelar upacara adat untuk mempertahankan tradisi kebudayaan Jawa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

27 Februari 2024

Mengenal Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta untuk Sambut Ramadan

Tradisi Ngapem Ruwahan di Yogyakarta mengajak saling memaafkan dan persiapan mental sebelum ibadah puasa Ramadan.

Baca Selengkapnya

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

26 Februari 2024

Safari Politik Hadi Tjahjanto Usai Jadi Menko Polhukam: Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X

Usai dilantik menjadi Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto langsung melakukan sejumlah safari politik. Temui Ketua Umum PBNU, Mahfud Md, dan Sultan HB X.

Baca Selengkapnya

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

14 Februari 2024

Malioboro Lengang saat Pemilu, Sultan HB X Beri Pesan untuk Capres-Cawapres dan Pendukungnya

Susana berbeda terlihat di kawasan wisata Kota Yogyakarta saat Pemilu. Kawasan yang biasanya ramai oleh wisatawan tampak lengang.

Baca Selengkapnya

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

13 Februari 2024

Istana Bilang Jokowi Selalu Terbuka untuk Bertemu Megawati

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan Jokowi terbuka bertemu Megawati untuk kebaikan dan kemajuan bangsa.

Baca Selengkapnya