TEMPO Interaktif, Purwakarta:Manajemen PT Pupuk Kujang, Cikampek, Jawa Barat mengungkapkan pasokan gas sebagai bahan baku utama pembuatan pupuk urea oleh Pertamina akan berakhir Desember. Tapi hingga kini belum ada kepastian kontrak baru. "Belum, belum ada kepastian kontrak baru. Terus terang kami sedang kebingungan," kata Arifin, juru bicara Pupuk Kujang kepada Tempo, Jumat (9/9). Manajemen perusahaan, lanjut dia, telah melakukan berbagai lobi untuk mendapatkan kontrak baru pengadaan gas dengan pihak-pihak terkait, tapi belum ada hasil konkrit. Selama ini, Pupuk Kujang mendapatkan pasokan gas dari Pertamina sebanyak 59 hingga 61 juta kaki kubik perhari (MMSCFD) dari kontrak kerja yang diteken sebanyak 66 juta kaki kubik per hari. Dengan pasokan gas sebanyak itu, pabrik tersebut mampu memproduksi urea 1.725 ton per hari (98 hingga 101 persen jumlah produksi). Namun, sejak awal Agustus hingga akhir September ini, kata Gatot Supinarko, staf Bagian Pengembangan PT. Pupuk Kujang, Pertamina telah menurunkan jumlah pasokan menjadi 55 juta kaki kubik per hari. Dengan kondisi itu, ia memperkirakan target produksi pupuk urea sebanyak 570 ribu ton pada 2005 ini, hanya akan tercapai 90 persennya. Meskipun demikian, Arifin menjamin, pasokan pupuk urea bagi petani di 15 kabupaten dan kota di Jawa Barat, tetap akan terpenuhi. Sementara itu, menurut informasi dari Badan Pengelola Industri (BPI) terungkap, kondisi sumur-sumur gas di kilang gas Arjuna, Cilamaya, sudah menipis. Kondisi ini akan berlangsung hingga Januari 2006 dan bahkan bisa hingga Januari 2007. Nanang Sutisna